♥ Ingin Mencari Agen Judi Online Terbesar dan Terpercaya ♦ Silahkan Kunjungi Website Kami Di WWW.POKERHUNTER77.COM ♣ dan Menangkan Jackpot Sebesar Besarnya ♠

Minggu, 18 Februari 2018

NGENTOT ANAK SMP LEWAT VCD PORNO


Cerita Sex Bergambar - Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. Oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD . Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

“Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum. “Eh, tolong dong bayarin bajaj… uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Ryan! Begitu to, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Rina… kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahhh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tuh liat… cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan… astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga… jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..?”
“Ah, gampang! Semut lagi push -up! Kan ada di tutup botol Fanta! Gantian… putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”



Rina mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener… Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di bajaj..!”
“Aahhh… Oom Ryan ngeledek..!”
Rina meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan… tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
“Uuuhh… mmmhhh…” Rina menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya. Aahhh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehhh… mmmaaahhh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“Ooohh… aduuhhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.

“Mmmhh… mmmhhh… ooohhhmmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam… masuk… hhh… masukin… Omm… hhh… ehekmm…”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama-kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhhh… ssshhh… iya… terusshh… mmmhhh… aduhhh… enak… Oommm…”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
“Aduh, Oom… Rina lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan… kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme,dan Rina… entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun.

Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD. END

Kamis, 15 Februari 2018

Cerita Sex Bergambar Atas Bawah Enak


Cerita Sex Bergambar - Namaku Elang umur 42 tahun, istriku bernama Anita umur 31 tahun tinggi 160 cm berat 58 kg.Aku telah mempunyai anak satu orang putra umur 13 tahun dan putri 8 tahun.

Kehidupan rumah tanggaku baik-baik saja tanpa ada hal-hal yang membuat kami berselisih faham. Cuma ada sedikit keanehan dalam diri istriku. Ada perubahan sikap dalam beberapa hari belakangan ini. Baik dalam berbicara maupun dalam perilaku sehari-hari. Kalau biasanya paling bawel dan rada emosi kalau ada masalah yang membuatnya tidak senang. Tetapi sekarang sedikit agak diam , lembut dan bawaan tenang. Aku sebenarnya ingin mengetahui apa sebab yang terjadi, tetapi aku kurang ingin tahu lebih banyak masalah keadaanya. Hal itu aku biarkan dan seolah tidak terjadi apa-apa. Suatu ketika aku melihat anaku yang paling besar pulang dari sekolah. Anakku yang besar sudah SMP kelas 1 di sekolah negeri. Anaku pulang bersama temannya dari sekolah, kulihat badannya sama tinggi dengan anakku kira-kira 158 cm dan perawakan tubuhnya agak berisi dibanding anakku, kira-kira berat badannya 48-50 kg. Kulit anak tersebut sawo matang namun bersih. Sepertinya anak tersebut adalah kawan akrab anakku. Dan baru kuketahui anak tersebut bernama Bejo dan sudah sering main ke rumah ketika aku sedang bekerja. Dan kalau aku lagi dinas keluar kota atau ada pelatihan ke luar kota, anakku sering mengajaknya tidur di rumah. Bedanya si Bejo anaknya ramah, supel, mudah bergaul dan pandai mengambil hati orang dan lebih dewasa dan mandiri. Lain dengan anaku, sikapnya cuek, belum dewasa, belum bisa mandiri, kurang bergaul dengan teman-temanya, dan tidak dapat mengambil hari orang. Sehingga kalau Bejo main ke rumah atau tidur di rumahku, seperti gak ada apa-apa dan seolah masa bodoh. Mungkin Bejo tau sikap anak lelakiku dan tau kalau ada sedikit kekurangan atau juga tidak suka mengganggu orang lain jadi Bejo senang bermain dengan anakku. Dengan sikap Bejo tersebut membuat istriku Anita simpatik, apalagi Bejo sering membantu dirumah entah itu menyapu halaman, membersihkan kamar anak lelakiku bahkan belajar bersama dan mengajari anak perempuanku belajar. Karena sikapnya itu Bejo seolah sudah dianggap istriku sebagai anaknya sendiri. Bukan hanya itu, karena sikap kedewasaanya membuat istriku seolah ada tempat curhat mengenai sikap anak lelakiku. Dan kalau aku perhatikan malah si Bejo justru lebih sering dekat dengan istriku ketimbang anak lelakiku, entah itu duduk atau nonton TV, makan, bahkan istriku masak, Bejo selalu ada di dekatnya. Hal itu membuat istriku semakin simpatik pada Bejo dan senang sekali dibuatnya.

Dari pengamatanku itu, aku seperti melihat keanehan dalam diri Bejo . Sepertinya ada sesuatu yang ia inginkan atau yang rencanakan. Tetapi apa ? aku tidak dapat mengetahuinya. Malah persahabatannya dengan anaku, sepertinya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa, malah dengan istriku Bejo seolah menemukan teman wanita yang dianggapnya istimewa atau paling spesial. Dari keanehan-keanehan itu membuatku menjadi penasaran ada apa dibalik kebaikan Bejo selama ini? Maka untuk mengungkap perilaku Bejo , aku mempunyai rencana sendiri untuk dijalankan. Dan rencana itu adalah aku berpura-pura akan keluar kota bersama teman selama satu hari. Dengan dali itu aku ingin mengetahui apa yang terjadi. Keesokan harinya ketika anak-anakku berangkat ke sekolah, sedangkan aku masih di rumah dengan rencana telah disiapkan. Kubilang pada istriku.
“Mi … kalau mau ke pasar, pergi saja dan bawa kunci. Nanti aku bawa kunci serep”
“Perginya jam berapa Pi?” tanya istriku
“Bentar lagi, kira-kira jam 7” jawabku.
“Oh … iyalah kalau begitu aku ke pasar dulu ya Pi” sahut istriku.
“Ya” jawabku yang lagi di kamar mandi.
Setelah istriku pergi, aku telah menyiapkan keperluan seperti sarung, baju trening, racun nyamuk, makanan ringan buat persiapan. Sebab aku bukanya ke luar kota, tetapi bersembunyi di atas loteng rumahku sebagai tempat pengintaianku. Di atas loteng aku tiduran, karena sudah aku persiapan terlebih dahulu untuk mengintai dan tak lama kudengar pintu rumah dibuka, dan rupanya istriku telah pulang dari pasar. Kira-kira pukul 12.30 siang, anak-anakku sudah pulang dari sekolah. Dan samar-samar kudengar ada suara yang sudah hafal di telingaku yaitu suara Bejo . Ternyata Bejo datang lagi ke rumahku. Setelah makan siang anak-anakku disuruh belajar siang setelah usai makan siang, karena kalau malam jam 22.00 wib sudah wajib tidur. Setelah belajar siang kurang lebih satu jam setengah, anak-anaku wajib tidur siang. Dalam pengintaianku di atas loteng, kulihat Bejo yang tidak tidur siang. Memang perumahan di mana tempatku tinggal kalau siang agak sepi, sehingga suasana lingkungan menjadi tenang. Dari atas loteng di mana plafon rumahku telah aku lobangi sebesar uang seratus rupiah. Ada juga plafon rumah rusak karena bocor oleh hujan sehingga tidak perlu aku lobangi. Kulihat Bejo duduk di sofa ruang tamu sendirian sambil membaca buku pelajaran sekolahnya.
Selang beberapa menit aku melihat istriku datang dan duduk di dekat Bejo lalu berbicara.

“Lagi baca apa Jo ?”
“Ini Bu, Bejo lagi belajar pelajaran Biologi, minggu depan kata Bapak guru ada ulangan harian, jadinya Bejo mesti menghafal tentang tumbuh-tumbuhan, sifatnya dan lainnya.”
“Jo , Roni sudah kamu kasih tau kalau ada ulangan minggu depan?” tanya Istriku.
“Sudah Bu“ jawab Bejo , “makanya Bejo ngajak Roni belajar bersama, karena Bejo perhatikan Roni susah sekali memahi hampir semua mata pelajaran Bu. Karena Roni sudah Bejo anggap sebagai saudara, jadi Bejo kasihan saja takut nanti Roni tidak dapat naik kelas.” Jelas Bejo sembari tetap fokus akan buku pelajaran yang ia baca
Tak lama kulihat istriku terdiam. Tampak matanya sedikit memerah dan tak lama butir-butir air menetes di kedua pipinya. Istriku kulitnya putih agak kuning langsat, tinggi kurang lebih 160 cm, berat 58 kg. Rambut ikal dan hitam sebahu, hidung mancung, mata bulat, dan bibir sedikit tipis. Wajah cantik meski usia sudah berkepala empat. Bentuk payudaranya 36B dan pinggul bulat dan besar dengan ukuran celana 34. Bejo terkejut melihat istriku sesegukan, istriku menangis.
“Bu, ada apa?” suara Bejo lembut bertanya “kenapa Ibu menangis?”
Lalu istriku menjawab “Jo , Ibu minta tolong kepada kamu”
“Ya Bu, minta tolong apa?”. Tanya Bejo sambil mulai memfokuskan dirinya kepada perkataan istriku.
“Ibu berharap kepadamu, tolong bantu Roni dalam belajar. Roni , kalau Ibu lihat bayak kekurangan, baik dalam belajar, kemauan, kemandirian, pergaulan dan kedewasaan.” ujar istriku dengan mata mulai berkaca-kaca dan melawan emosinya,
“Jadi hanya kepadamu, Ibu berharap Jo ! Karena kamu teman dekatnya yang bisa diajak ngobrol.Selama ini Ibu merasa kuatir, bagaimana perkembangan Roni ke depannya” tambah istriku sambil mengusap airmatanya yang mulai menetes turun dari kedua matanya, “tapi syukurlah ada kamu teman yang dianggapnya baik kepadanya.”
Dengan berlinang air mata istriku menyampaikan keluh kesah kepada Bejo . Mungkin dengan anak itu dia dapat menyampaikan isi hatinya. Dan Bejo seolah memahami apa yang dirasakan istriku.

Dan dengan rasa ibanya tangan kiri Bejo merangkul pudak kiri istriku kemudian Bejo memeluk istriku sambil berkata,” Bu, Bejo janji akan membantu Roni sesuai keingan Ibu.
Tidak hanya kepada Roni , kepada Icak juga Bejo akan bantu dalam belajar.”
Sambil dirangkul Bejo , pipi istriku diusap, menghapus air mata istriku yang jatuh dipipinya. Kepala istriku terjatuh di pundak Bejo . Bejo terus membelai pipi dan rambut istriku. Seolah ada tempat mencurahkan isi hatinya, istriku memejamkan matanya.
Tidak hanya itu, Bejo sedikit mulai berani mengecup kening istriku. Istriku hanya diam saja atas kelembutan sifat Bejo .
Bejo berkata lagi, ”Bu, Bejo janji akan membantu Ibu, tidak hanya mengajari kedua anak Ibu. Tetapi apapun perkejaan di rumah Ibu, Bejo akan bantu mengerjakannya.”
Istriku berkata, “Terima kasih Jo atas kebaikan kamu. Ibu tidak dapat berkata apa – apa kecuali terima kasih kepadamu.” ujar istriku sambil memeluk tubuh Bejo .
“Tidak apa-apa Bu, dengan di ijinkannya Bejo main kesini, Bejo sudah senang.”balas Bejo sambil membelai belai rambut panjang istriku yang tergerai.
“Bu …”, Ucap Bejo dengan ragu tanpa melanjutkan kalimatnya.
“Ada apa Jo , Bejo mau bicara apa?” jawab istriku
“Anu Bu, selama ini Jo , kurang deket sama orang tua Bejo , terutama sama Emak.
Emak Bejo , sering marah saja. Ndak tau sebabnya, Mungkin keluarga Bejo kurang mampu, jadi mamak sering marah-marah. Entah kenapa kalo sama Ibu, Bejo merasa nyaman, bahagia sekali.”
“Mungkin Mamamu, ada masalah jadi kurang mood terhadap anak-anaknya.
Nanti juga baik lagi Ibu yakin.” Jawab istriku sambil tersenyum.
“Tapi jujur, bu. Ibu orangnya baik, ramah tidak pemarah jadi Bejo sangat suka dan senang kepada Ibu. Bahkan Bejo begitu sayang kepada Ibu. “ Ujar Bejo kepada istriku.
“Aaah …. Kamu bisa saja Jo !”,
“Ibu juga sering marah-marah juga kok!” jawab Istriku.
“Kamu saja yang belom tau” tambah istriku lagi.

“Bu … ”,
“Iya Jo ?”,
“Boleh Bejo mencium Ibu ?”,
“Kenapa Bejo mau mencium Ibu ? ” tanya Istriku.
“Karena Bejo sangat sayang kepada Ibu , Bejo juga menganggap Ibu sebagai ibu kandung Bejo !!!” jelas Bejo kepada istriku dan membuat istriku tersenyum manis.
“Jo , Kamu menganggap Ibu sebagai Ibu kandungmu dan Ibu juga menganggap kamu sebagai anak Ibu. Ibu tidak keberatan kamu mencium Ibu” jawab istriku dan Bejo membuat Bejo ikut tersenyum.
Dari atas loteng tempat aku mengintip kulihat dengan pelan Bejo mulai mencium kening istriku, Istriku pun memejamkan matanya. Tidak hanya kening, ciuman Bejo berpindah-pindah. Mata, hidung, dan kedua pipi istriku. Masih dalam rangkulan tangan kiri Bejo , dan kepala istriku juga masih tersandar di bahu Bejo . Sedangkan tangan kanan Bejo juga membelai wajah, rambut dan leher Istriku. Kulihat juga bibir istriku agak sedikit terbuka, entah menandahkan apa. Apakah suka atau rasa cinta terhadap anak atau perasaan yang lain.Tapi dengan jelas, ciuman Bejo mulai merambat turun keleher putih istriku. Di daerah sekitar leher putih istriku itu ciuman Bejo cukup lama.
Disitu istriku mulai berguman dan berbisik, “Jo , Bejo sudah Jo … jangan disitu Ibu geli Nak.“. Sehingga kini ciuman Bejo beralih naik kepipi dan kening terus hidung istriku.
Dari atas dengan seksama aku terus memperhatikan tingkah anak itu.
Dan hatiku berkata , “Dari mana anak ini belajar ciuman seperti itu? Di usia yang masih belia 13 tahunan sudah pandai beradegan cium seperti itu. Apa ini pengaruh teknologi sekarang dan dunia internet yang sedang menjamur?”
Kini sedikit demi sedikit bibir Bejo sudah merambat turun dan mendekati bibir istriku.
Dan cup cup bibir Bejo mengecup bibir istriku. Kecupan sesaat itu setidaknya menyentakan hati istriku, dapat terlihat dari gerakan bibirnya. Namun hanya sesaat, selanjutnya bibir Bejo kembali mengecup bibir istriku kembali.



Entah apa yang ada dibenak dan pikiran istriku, terlihat bibirnya kembali terbuka dan menerima kembali kecupan bibir Bejo . Bejo sepertinya mulai berani dan sedikit demi sedikit melumat bibir mungil istriku. Istriku sepertinya tidak keberatan dengan lumatan bibir Bejo , dan sepertinya istriku mengimbangi lumatan bibir Bejo . Maka terjadilah lumatan lumatan bibir antara Bejo dan istriku. Dari atas loteng sampai kedengaran bunyi cucpp … cuuuppp … cuuupp. Sambil melumat bibir Istriku, kuperhatikan tangan Bejo yang ada di pundak kiri istriku mulai bergerak turun. Perlahan tapi pasti tangan itu bergerak turun, dan kini telapak tangan kanan Bejo sudah berada di atas sebuah bukit. Yaitu bukit lunak istriku. Aku di atas loteng cukup kaget melihat perilaku anak itu Manakala telapak tangan itu dengan halus dan lembutnya sedikit mulai aktif bergerak gerak meremasi bukit kembar istriku. Gerakan halus dan lembut telapak tangan Bejo diatas payudara istriku itu membuatku sedikit tegang. Maklum baru pertama kali ini aku melihat anak yang masih muda belia sudah mengerti masalah sexual. Dengan pelan telapak tangan Bejo mengusap-usap payudara istriku. Sejauh ini istriku hanya diam dan terus melayani lumatan bibir Bejo , belum lagi usapan lembut telapak tangan Bejo yang kini mulai berani meremas payudara istriku dengan lembut dan pelan. Di atas sofa yang rendah berbentuk huruf L kedua anak orang yang berbeda usia terus melakukan aksi cium dan melumat bibir.gairahsex.com Remasan jari-jari tangan Bejo di payudara istriku yang masih utuh memakai daster warna putih dihiasi bunga-bunga biru langit, seolah tidak disia-siakan oleh Bejo . Remasan-remasan lembut namun intense dilakukan Bejo , membuat istriku sesekali berusaha menjauhkan tangan Bejo dari dadanya. Namun usaha itu hanya sebatas memegang tangan Bejo , tetapi sejauh itu tidak menepiskan tangan Bejo dari payudaranya malah samar-samar aku mendengar gumaman dari mulut istriku yang tersumbat bibir Bejo , Hmmmmmm…Aku jadi tambah tegang manakala jari-jari kecil Bejo , berusaha melepas kancing-kancing daster istriku. Istriku memang suka memakai daster berkancing depan, entah karena apa aku juga tidak memasalahkannya. Yang jelas daster yang dipakai istriku berkancing sampai ke bawah dadanya. Belum lagi panjang daster yang dipakai istriku tidak seperti daster yang dipakai hari-hari sebelumnya. Daster yang dipakainya tidak terlalu panjang sampai ke pergelangan kaki, dan juga tidak terlalu pendek hingga ke pangkal paha. Tetapi hanya sebatas lututnya saja. Walaupun begitu, bila duduk di kursi sofa agak rendah, mau tidak mau pasti akan naik keatas bagian bawa dasternya. Hal ini juga yang dialami oleh istriku, bagian bawa dasternya naik kurang lebih 15 cm. Dan makin jelaslah kemulusan dan putihnya kedua belah paha istriku.

Ketika kancing pertama terbuka, tampak jelas putihnya permukaan bagian atas dada istriku. Dan kancing kedua terbuka, mulai terlihat lereng gunung kembar istriku walau belum tampak BH yang dipakai istriku. Kini jari-jari Bejo , mulai menjamah kancing ketiga. Kancing ketiga mulai dibuka dengan pelan dan lepas. Kini sudah terlihat BH warna putih ukuran 36B yang dikenakan istriku. Kancing keempat juga mulai dilepaskan oleh jari-jari tangan Bejo , semakin jelas gumpalan payudara istriku yang putih menghiasi dadanya. Dan kini kancing terakhir mulai akan dilepas oleh Bejo , kancing terakhir itu kurang lebih lima jari orang dewasa dibawa payudara istriku mulai dibuka oleh Bejo , dan akhirnya lepas lah kancing tersebut. Bibir Bejo dan istriku masih bertaut seolah ular cobra yang saling mematuk. Jari-jari Bejo sekarang mulai naik kepangkal leher istriku, terus kembali turun dan turun lagi hingga menyentuh bagian atas payudara muluis istriku. Kembali Bejo meremas remas payudara istriku dengan pelan dan lembut. Kiri dan kanan payudara istriku diremas-remas oleh Bejo . Secara bergantian. Payudara istriku masih terbungkus rapi oleh BH putih ukuran 36B. Payudara istriku masih kencang walaupun sudah tidak muda lagi dan sudah mempunyai dua orang anak. Bejo sekarang telah melepaskan lumatan di bibir istriku, sekarang dia mulai menciumi leher putih istriku. Kini mulai kudengar desahan mulut istriku takala Bejo mencium lehernya, di tambah jari-jari tangan kanan Bejo aktif meremas remas payudara istriku.
“Oohhhhh …, Jaaa … ngaaaannn nakkkk, tolong jangaaaannnn lakukan ini, ibu mohon Jo !!! Aahhhhhh Jo , sudaaaahhhh laaahhhh, awwwwwhhhh …. “, lenguh istriku terputus putus karena kebimbangan antara menikmati atau menyudahi pemainan anak kurang ajar ini.

Bibir Bejo pun sekarang mulai bergerak turun, tidak hanya dileher, tetapi mulai menelusuri bagian dada istriku. Lereng bukit kembar istriku tidak luput dari ciuman dan kecupan-kecupan halus. Belahan payudara istriku tidak luput dari sapuan bibir kecilnya. Reaksi istriku bukannya menolak atau menjauhkan wajah dan kepala Bejo , namun seolah membiarkan apa yang dilakukan oleh Bejo .Jari-jari tangan Bejo , mulai menyusup ke balik BH putih istriku, tak lupa jari itu meremas-remasnya benda kenyal yang tergantung indah di dada istriku. Dengan gerakan perlahan dan lembut, Bejo menurunkan tali BH istriku baik kiri dan kanan, dan dengan gerakan yang sedemikian pelannya akhirnya tali BH itu turun dari pudaknya dan sekarang jatuh di lengan kiri dan kanan istriku. Dan dengan tetap kelembutannya Bejo membuka cup BH putih itu dan bullll! bullll! kiri dan kanan payudara istriku terpampang cukup jelas dan menantang.gairahsex.com Memang kuakui, walau tidak muda lagi, namun bentuk payudara istriku tidak menggantung seperti kebanyakan ibu-bu rumah tangga lainnya. Tetapi masih cukup kencang, padat dan urat-urat biru cukup jelas terlihat. Bentuk putingnya tidak hitam, tetapi warnanya merah hati, begitu juga lingkaran disekeliling puting susunya juga berwarna merah hati. Puting susu istriku lumayan besar, seukuran ibu jari orang dewasa. Aku yang bersembunyi di atas loteng terus memperhatikan perilaku Bejo , bocah perusia 13 tahun itu semakin tegang. Apalagi di bawah sana istriku mulai terdenger desahan-desahannya.cerita sex terbaru
“Oohhhhh …. Jo ddddd, Jaaa jjaaaannnggaaannn Jo dddd .. awww…..saadarr lahhh nakkkk, Janggannn lakukan inniii …” Istriku terus merintih dan memohon agar Bejo menghentikan aksi-aksinya.
Namun aksi Bejo terus bElang jut, bibir Bejo sudah mendekat ke puting susu istriku dan suuppp, puting susu istriku diemut-emut oleh Bejo . Selanjutnya istriku semakin merintih rintih.
“Awwwhhhh Jo … sudaahhh lahhh nakkkkk, Cuukupp, …. hentikan, sadarlah nak, nanti dilihat Roni . Hmmnghhh Awwwwhhhh Jo “. lenguhan istriku berusaha menghentikan perbuatan pemuda ini walau lebih terlihat seperti rancau kenikmatan.

“Bu, Bejo cuma ingin tahu saja apakah masih ada air susunya apa ngga.” balas Bejo sambil terus mengenyot gemas payudara istriku.
“Jo , Ibu sedang tidak mempunyai adik bayi jadi tidak ada air susunya. Jadi sudahla nak, ibu takut dilihat oleh anak-anak ibu dan dilihat oleh orang” ujar istriku.
“Tapi Bu, Bejo ingin merasakannya saja, Bejo mohon Bu “, ucap Bejo sambil memilin milin dada istriku yang bebas dari emutan nakalnya.
“Oooohhhh Jo , Ibu takut nak … eemnghhh”ujar istriku di sertai lenguhan panjang.
Dan akhirnya istriku tidak dapat berbuat banyak selain membiarkan aksi Bejo dikedua payudaranya. Kiri dan kanan payudara istriku diemut dan diremas-remas oleh jari tangan Bejo , dam desahan serta rintihan dari mulut istriku terus terdengar halus. Sepertinya jari tangan Bejo mulai merambat turun, kalau tadi masih meremas-remas payudara istriku yang sangat kencang itu, kini mulai menyusuri bagian perut istriku. Walau masih terbalut daster yang tergantung di kedua lengannya, tetapi terlihat dari luar daster, perut istriku sedikit rata tidak seperti ibu-ibu lainnya Jari-jari tangan Bejo terus turun dan turun, hingga sekarang jari tangan Bejo sudah berada di pangkal paha bagian luar istriku. Sambil tetap mengemut-emut payudara istriku, Tangan kanan nya ikut aktif mengelus-elus paha putih istriku. Elusan-elusan lembut jari-jari tangan Bejo , membuat tubuh istriku bergerak-gerak dan mengelinjang seperti cacing kepanasan. Entah itu kegelian atau ada perasaan lain, namun akibat elusan itu mau tidak mau daster bawah istriku mulai naik ke atas. Aku yang melihat dari atas bertambah tegang, tak kusangka temannya Roni bisa sepandai dan seliar dari apa yang kubayangkan. Istriku bertambah gelisah dan merintih.cerita dewasa terbaru
“sudahhhhhh cuuukkkppp hentikan nakk … kita sudah terlalu jauh …Ingat nakkkk! saddaaaarrrr Awwhhhh” rancauan istriku akibat permainan liar Bejo .
Bejo seperti tidak memperdulikan rintihan dan permohonan memelas istriku. Jari-jari tangannya terus mengelus-ngelus paha istriku,baik kiri dan kanan. Bagian luar dan dalam pun tidak luput dari jamahan jari-jari Bejo . Jari-jari tangan Bejo , terus dengan intense mengelus bagian luar dan bagian dalam, hingga waktu jarinya masuk kebagian dalam paha istriku. Tangannya pun ikut terus merambat naik dan masuk ke bagian dalam, hal itu membuat buat istriku terus memohon kepada Bejo .

“ampun Jo ” …… Jangan nak, hentikannnnn … sudahhh, cukup … hentikaaann, ooohhhhh … Jo … Bejo sudahlah nak … Iiiiiiihhhhhh” jerit istriku dengan lirih.
Teriakan kecil istriku memang sangat kecil, Sebab istriku mungkin sadar atau takut perbuatan merekaakan terdengar ke tetangga kiri dan kanan rumah kami, dan juga takut akan membangunkan anak-anakku yang sedang tertidur pulas. Tubuhnya bergerak gerak kekiri dan kanan kadang pinggulnya terkadang keatas. Rasa geli dan perasaan lain mungkin melanda dirinya. Tetapi sejauh ini tidak ada usaha untuk menjauhkan diri atau lari dari kenakalan Bejo . Hal ini bisa aku mengerti, disamping tangan kiri Bejo masih merangkul bahu istriku, belum lagi mulut Bejo tidak henti hentinya mengisap-isap puting susu istriku, ditambah jari-jari tangan kanan Bejo bergerilya di bagian bawa daster istriku. Entah apa yang ada di dalam diri istriku, jika tadi gerakannya tubuh agak keras, kini mulai agak tenang. Gerakan kedua pahanya yang tadi kuat menjepit tangan Bejo agar tidak terlalu jauh masuk ke dalam pangkal pahanya. Namun sekarang sedikit melonggar, bahkan mulai mengikuti apa yang dilakukan oleh Bejo , ketika menggerakan tangannya melebarkan paha kiri atau kanan istriku. Semakin terbuka kedua belah paha istriku, semakin tampak secarik kain putih yang melekat di antara kedua paha bagian atas istriku.
Jari-jari tangan Bejo terus merambat naik dan naik, kemudian tak lupa mengelus-elus kedua paha bagian dalam istriku kiri dan kanan. Dan kembali lagi jari-jari tangan Bejo bergerak naik hingga menyentuh celana dalam warna putih bagian atasnya. Di bagian atas celana dalam istriku jari-jari Bejo semakin berani bergerilya. Kadang ke samping kiri dan kanan kadang keatas perut, kadang kembali lagi ke bagian atas celana dalam istriku. Dalam balik celana dalam warna putih istriku, terdapat rimbunan rumput warna hitam lebat nan keriting. Jari tangan Bejo , kembali bergerak-gerak dan kini jari itu mulai menelusuri kebagian bawa celana dalam istriku. Sambil bergerak jari-jari Bejo , mengusap dan menekan bagian tengah selangkangannya. Dibagian itu jari Bejo berputar-putar lembut, hingga istriku kembali merintih dan mendesah sambil pinggulnya diangkat seperti kegelian.
“Oooohhhhh. … Bejo … Sudaaaahhhh Jo …jangan terlalu jauh Jo , ibu malu, Jo kalau ada yang merlihat, aduuuuuuhhhh “ …….. Ibu mohon nakkkkk…hentikan.” Rancauan istriku yang membuatku sedikit geram, namun sedikit membuat diriku merasakansuatu sensasi yang seharusnya tak kurasakan saat melihat istriku di gauli orang lain.gairahsex

###################
Suara hati Bejo

“Ya … ampun sungguh kegilaanku ini sudah terlalu jauh, Tapi kenapa aku terus melakukan ini, Tapiiiiiii… Aahhhhhhh … aku hanya menuruti kata hatiku dan pikiran saja. Sungguh aku tidak membayangkan dapat berbuat seperti ini, tapi sebagai seorang laki-laki, aku perlu tau apa itu perempuan, tentang sifatnya, tentang, kemauannya, tentang rahasia dirinya, apalagi tentang bagian-bagian perempuan yang belum pernah aku bayangkan bahkan ku sentuh selama ini.” ujar hati kecilku yang saat ini sedang berkecamuk “Ibu Anita ini, sungguh sama sekali tak kusangka selain cantik, tubuhnya memang indah, kulitnya halus dan kencang walau sudah berusia dan punya anak dua. Tanganku sedari tadi menelusuri tengah-tengah bagian luar celana dalam Ibu Anita . Aku baru merasakan kehalusan kulit Ibu Anita .” kataku mengagumi kemolekan tubuh moleh seorang ibu rumahtangga yang sedang kugauli.
“Gila bener ini! Aku jadi gemeteran melakukan ini! tadi Ibu Anita berkali-kali memohon untuk kuhentikan perbuatanku terlarang ini. Tapi rasanya aku tidak bisa melakukan itu, sebab aku sudah merasakan hal yang lain yakni gairah seorang lelaki muda, yang pingin tahu hal-hal yang berbau sex. Apalagi kesempatan ini baru aku alami sekarang.” bisikan jahat dalam pikiran nya untuk membenarkan perbuatan nya ini.
Jari-jariku pingin tahu dan pingin menelusuri apa yang ada di dalam celana dalam warna putih milik Ibu Anita , Ibu sahabatku Roni . Pelan-pelan sekali aku mengusap-usap belahan tengah celana dalam Ibu Anita , lalu jariku bergerak naik. Aku merasakan halus dan empuknya bagian atas celana dalam seorang wanita,. sepertinya dibagian itu sama seperti punya aku. Rambut hitam yang selalu tumbuh disetiap kemaluan baik perempuan dan lelaki. Sepertinya rambut milik Ibu Anita sangat lebat sekali. Membuatku makin aku penasaran, aku naikan jari tanganku keatas dan pas dikaret celana dalam warna putih itu, aku selipkan kelima jari-jari ku. Aku semakin gemetar manakala aku merasakan lembut dan lebatnya rambut hitam milik Ibu Anita . Ibu Anita menggerakan pinggulnya, entah karena apa aku pun tak mengerti. Aku teruskan saja sambil ku usap-usap, terus turun lagi hingga menyentuh daerah yang paling dicari oleh lelaki, terutama aku yang baru pertama kali menyetuh daerah itu. Aku merasakan vagina Ibu Anita hangat dan sedikit terasa licin. Licin karena apa aku kurang paham. Namun aku terus saja meraba-raba vagina Ibu Anita . Ibu Anita semakin merintih dan mendesah, sehingga membuat ku bimbang rntah memang karena ingin aku berhenti atau memang ingin aku terus melakukan hal ini. Jari-jariku semakin sering aku gerak-gerakan naik dan turun, aku merasakan bertambah licin daerah vagina Ibu Anita . Tanpa aku sadari sedari tadi. batang penisku sudah lama tegak berdiri, dan membuat aku kurang nyaman karena terjepit oleh celana pendekku. Karena merasa sakit dan kurang nyaman aku terpaksa melepaskan elusan dan rabaan terhadap vagina Ibu Anita . Dan jari tanganku keluar dari celana dalam Ibu Anita , lalu aku langsung membenarkan letak posisi batang penisku. Karena aku merasa masih kurang nyaman juga, maka akhirnya kukeluarkan batang penisku dari dalam celana pendek dan kolor warna putih yang aku pakai ini. Dan bulll! Keluarlah batang penisku dengan tegak bagaikan tonggak kayu dan membuat sedikit agak legah.

#########################
Lain hal dengan Jo , ternyata apa yang dikeluarkan oleh Bejo dari celana pendeknya, membuat aku yang sedang mengintip dari atas loteng sedikit tercengang dan berkata dalam hati “ Gilllaaaaa !!!!”,
“Sungguh tidak kupercaya kalau tidak melihat dengan mata kepala kusendiri! Ternyata temannya Roni itu memiliki penis yang melebihi penis ukuran orang dewasa termasuk diriku!” ujarku dalam hati karena sedikit shock.
Sungguh manusia ini banyak keanehan, anak berusia 13 tahun mempunyai penis sebesar dan sepanjang itu. Mungkin panjang penis anak itu kira-kira 20 cm. Dan bulat lingkarannya kalau diukur dengan cm bisa mencapai 13 cm lebih, suatu hal yang tidak masuk akan tapi betul-betul nyata! Penis anak itu masih tegak berdiri dengan kepalanya berwarna pink mengkilat, di bawah batang penis baru ditumbuhi oleh rambut-rambut hitam yang masih tipis. Aku takjub dengan apa yang kulihat dan masih terasa belum percaya, sambil terus memperhatikan gerak-gerik dan apa yang di lakukan Bejo terhadap istriku. Bejo kembali memasukan jari-jarinya ke dalam celana dalam putih istriku, Istriku kembali dibuat gelagapan. Terkadang pahanya mengatub menjepit tangan Bejo , kadang juga terbuka seperti memberikan jalan buat Bejo agar terus menjamah vagina istriku. Jari-jari Bejo semakin sering meraba-raba vagina istriku. Dan kuperhatikan sepertinya jari-jari tangan Bejo bergerak kebelakang pinggul istriku. Di sana dia meremas-remas pinggul bulat istriku. Sambil meremas-remas, Bejo menurunkan karet celana dalam istriku bagian belakang hingga turun ke bawah pinggulnya. Di bagian atas mulut Bejo masih menyedot-nyedot puting susu istriku dengan lahapnya. Kadang mencium leher istriku serta kembali melumat bibir istriku. Di bawah sana jari tangan Bejo sudah mengalihkan tanganya ke pinggul sebelah kanan istriku. Rupanya Bejo berusaha menurunkan celana dalam istriku, karena bagian belakang celana dalam istriku sudah turun ke bawa pinggulnya. Dengan gerakan pelan tapi pasti akhirnya karet celana dalam sebelah kanan istriku turun juga dari atas pinggangnya. Namun tidak terlalu turun masih nyangkut di pinggul sebelah kanannya. Akan tetapi dengan hanya turun baru sebatas bawa selangkangannya istriku, sudah tanpak jelas bukit kemaluan istriku yang ditumbuhi rambut hitam yang lebat. Saking lebatnya kurang lebih tiga centi dibawa pusar, rambut hitam kemaluan istriku menyetuh pusarnya.

Bejo mencium bibir istriku dengan lembut dan mesra. istriku seolah menyambut dengan hangat kecupan dan lumatan bibir Bejo . Diselingi remasan terhadap payudara istriku kiri dan kanan, lalu tangan Bejo bergerak turun dan kembali menyusup diantara kedua belah paha putih istriku dan langsung menyetuh bukit kemaluan istriku. Kulihat jam menunjukan pukul 14.00 wib, dibawa sana dua anak manusia berbeda usia terus melakukan aktifitas yang seharus tak lazim. Kulihat kini Bejo menghentikan aktifitas tangan kanannya dibawa selangkangan istriku, terus tangannya membelai-belai rambut hitam istriku bahkan pipi mulusnya. Kemudian tak lupa pipi kening dan bibir istriku diciumnya dengan mesra.
Lalu kudengar Bejo berkata dengan pelan, “Bu …”
“ iyahh Jo , Ada apa ?“ sahut Anita sambil mendesah lembut.
“Kita ke kamar depan yuk’ Bu.“jawab Bejo sambil asik menjamahi tubuh molek istriku.
“Kenapa kamar depan Jo ? “ tanya Anita pelan.
“Takut kalau-kalau Icak dan Roni bangun Bu “, ujarnya sedikit terputus karena menyupangi leher jenjang istriku, “Makanya kita ke sana saja ya Bu.“ lanjutnya sambil mengajak Anita .
“ jangan nak, tidak usah dilanjutkan lagi!“ pinta Anita lembut sambil menahan lenguhan kenikmatan yang ia rasakan. “Cukuplah ya Jo “, sambung istriku untuk membujuk Bejo menghentikan permainan ini, walau dari dalam lubuk hati istriku ini secara jujur dan gamblang ia menikmati betapa mendebarkan dan mengasyikan-nya hubungan terlarang ini.
“Gak apa-apa kok Bu “sahut Bejo sambil mengelus dan mengecup lembut pipi Anita .
“Jangan nak, Ibu sekarang sudah merasa bersalah dan berdosa “,
“Ibu takut . apa yang barusan tadi dilihat oleh orang”,
“Ayo’ lah Bu “ bujuk Bejo sambil dengan pelan dan penuh kasih sayang Bejo meraih dan menarik lengan istriku Anita untuk beranjak dari sofa yang dia duduki.dan berbeda dari kalimat penolakan yang ia lontarkan sejak awal, tubuh istriku ternyata lebih jujur dan beranjak dari sofa yang didudukinya mengikuti bujuk rayu jejaka yang umurnya terpaut 20 tahun itu seperti kerbau yang dicolok hidungnya.Cerpen Sex

Dalam kondisi baju daster bagian atas sudah melorot sampai ke lengan kiri dan kanan bersamaan dengan tali BH putihnya ikut melorot ke lengannya, Belum lagi bagian bawah dasternya yang naik ke atas pinggang sehingga celana dalam warna putih yang dikenakan istriku tadi juga sudah melorot kebawa pas dibawa pinggulnya atau bagian depan sudah dibawa pangkal pahanya, Bejo merangkul mesra istriku layak nya pasangan pengantin baru menuju kamar depan yang berukuran 3 x3 meter. Sambil kepala istriku bersandar di pundak Bejo akhirnya keduanya masuk ke kamar depan dan kliikkkk … akhirnya kamar itu dkunci dari dalam oleh pasangan yang sedang dilanda birahi itu. Aku pun mengendap-endap seperti maling merangkak menelusuri loteng rumahku sendiri berpindah posisi menuju kamar maksiat itu. Sebenernya kamar depan jarang dipakai, hanya untuk tamu atau family yang datang saja, sebab loteng plafon yang terbuat dari bahan triplek juga banyak yang rusak dan ada bolong-bolongnya, sehingga dari atas cukup jelas sekali apalagi pintu jendela menghadap ke arah matahari terbenam yang sinarnya cukup terang sekali. Di dalam kamar itu terdapat satu buah springbed ukuran 2×2 tidak memakai tiang dengan satu buah bantal guling dan bantal tidur.Jadi langsung diletakan saja di lantai kadang kamar itu dipakai oleh Bejo tidur bila menginap di rumahku. Bejo dan istriku mendekati springbed itu, kemudian mereka berdua berhenti. Bejo memutar tubuh istriku hingga keduanya saling berhadapan. Lalu dengan lembut dan mesranya Bejo berbisik,
“Buuuu … Buuuuu … Buuddii sayang Ibu “ bisik bocah itu dengan gemetaran.
“Ibu tau nak “ jawab istriku.
Dan tiba tiba saja istriku berubah drastis, dengan pengalaman yang ia miliki ia memeluk dan mencium bibir Bejo dengan mesra untuk mengusir kegugupan perjakanya itu.

#########################
Suara hati Anita

“Oh Tuhan apa yang kulakukan, dan mengapa bisa berakhir seperti ini. Sebari tadi aku berusaha memegang teguh janji perkawinanku dengan mas Elang … tetapi kini aku malah mencumbui anak ini.”
Aku merasakan secara perlahan tangan Bejo meraih pinggangku. Dan aku sadar bahwa celana dalamku sudah melorot ke bawa pinggulku. Ini akibat tangan nakal Bejo yang kubiarkan bebas bergerilya. Akupun bingung kok bisa-bisanya anak itu berbuat nekad seperti ini, padahal usianya masih muda baru 13 tahun, tetapi hal-hal yang hanya di ketahui oleh orang dewasa seperti ini ia sudah dapat mengerti. Aku juga heran sampai saat ini aku sepertinya tidak bisa berbuat banyak dan seolah ada perasaan lain pada anak ini. Kini tubuhku sudah sedikit merapat ke tubuh Bejo dan ketika itu ada sesuatu yang membuatku sedikit bergetar, dan getaran tersebut adalah getaran getaran yang telah sudah sejak lama tak kurasakan bahkan tidak pernah kurasakan sama sekali saat bersama suamiku. Aku merasakan ada yang mengganjal di bawah daerah kemaluanku. Benda yang mengganjal di bawah pusarku paling bawa terasa sekali, menyentuh nyentuh daerah kemaluanku. Bejo semakin menarik pinggulku ke arah tubuhnya, dan benda itu semakin kuat mengganjal bahkan menyodok daerah kemaluanku. Aku dapat menduga benda itu adalah batang penis Bejo yang sudah menegang dan sangat keras sekali. Tapi entahlah apakah memang benar benda itu bantang penisnya Bejo yang mengganjal di daerah kemaluan, apakah ada sesuatu yang disimpan Bejo di kantong celananya. Kami masih saling lumat bibir, tidak hanya itu Bejo berusaha melepas dasterku yang sudah jatuh di kedua lenganku. Tidak sulit bagi Bejo untuk melepaskannya karena dengan pelan dia menurunkan kedua tangaku dan menurunkan secara perlahan dan terus melewati kedua jari tanganku, kemudian terus diturunkan lagi melewati pinggulku, terus dilepaskan saja oleh Bejo hingga jatuh di kedua kakiku.

Sekarang kini hanya tinggal BH dan celana dalam putihku yang masih melekat, itupun sudah tak sempurna lagi. Tali BH-ku sudah jatuh kedua lenganku, sedangkan cupnya berukuran 36B sudah terbuka yang menampakan keindahan payudaraku. Rasa malupun mulai menyelimuti diriku, di hadapan anak yang baru berusia 13 tahun ini aku seperti bahan mainannya. Walau sebenarnya anak ini seusia dengan anakku Roni , yang kadang sering melihatku telanjang dada bahkan telanjang bulat di kamar ketika selesai mandi.
Namun dalam keadaan seperti ini rasa kuatir dan was-was dan malu muncul, maklum aku sebagai seorang perempuan bahkan seorang ibu tidak pantas diperlakukan seperti ini. Itu semua hanyalah pikiranku saja, tapi ternyata berbeda dari apa yang kuhadapi.
Bejo menatapku dengan tatapan penuh arti, tatapan sebuah permintaan, dan tatapan birahi seorang anak yang baru beranjak remaja. Lalu Bejo juga membuka baju kaosnya dengan sangat cepat sekali, aku hanya menatap wajahnya dengan penuh kecemasan, aku tidak mengetahui kapan dia membuka celana pendeknya, yang kutahu tiba-tiba Bejo meraih pinggulku dirapatkannya ke tubuhnya sambil meremas-remas pinggulku.
Kembali aku merasakan benda tumpul menyodok daerah kemaluanku. Akupun berciuman kembali dengan Bejo tidak hanya itu Bejo telah berhasil melepaskan pengait BH ku. Dan BH ku dilepaskannya dari kedua belah tanganku. Kemudian aku berbicara pelan kepada Bejo ,
“Kenapa kamu berperilaku seperti ini nak ?“.ujarku sambil menatap dalam matanya yang terlihat memang agak gugup “Tidak kau merasa takut apa yang akan kamu lakukan ?“.
Kulihat tampaknya Bejo hanya diam, tidak menjawab pertanyaanku dan mengalihkan pandangannya dari tatapanku. Aku pegang bahunya, dan ia menatapku sembari membelai pipiku. Perasaanku tidak menentu, tiba-tiba aku memeluknya dengan erat. Lalu aku rasakan celana dalamku terasa pelan-pelan melorot turun dan terus turun ke bawah hingga jatuh di bawa kakiku seperti halnya baju dasterku. Aku semakin erat memeluknya tidak hanya itu sambil meraba, Bejo menekankan pinggulku ke arahnya hingga terasa sekali benda yang dari tadi mengganjal itu tidak lain batang penisnya yang sudah semakin tegang. Itu kutahu karena ketika berpelukan, tanganku sedikit turun ke pinggul Bejo dan tak ditemukan lagi kolor yang melekat di pinggulnya.



Kini aku dan Bejo sudah sama-sama telanjang bulat dan akupun tidak dapat berkata apa lagi, karena kondisi sudah seperti ini hingga tidak dapat berbuat banyak. Apalagi sekarang tangan kanan Bejo menaikan kaki kiriku ke atas springbed sehingga bagian bawah selangkangan agak terbuka. gairahsex.com Dengan begitu batang penis Bejo semakin terasa mengenai daerah vaginaku, bahkan sedikit mengenai bibir vaginaku. Aku semakin erat memeluk Bejo , seperti ada kehangatan dan kenyaman dalam pelukan anak ini, getaran-getaran cinta seorang anak terhadap ibu, sebalik getaran cinta ibu terhadap anaknya. Batang penis Bejo terasa hangat walau hanya menyenggol bibir luar vaginaku. Kini Bejo membimbingku duduk di pinggir springbad, setelah duduk kami saling berpandangan dengan mesra. Kemudian Bejo mengecup keningku, terasa sekali sentuhan lembut penuh kasih sayang diberikan anak ini.Sekilas aku melihat batang penis Bejo yang tegang berdiri, Aku tercekat kaget dibuatnya. Astaga … Penis Bejo … bisa sebesar dan sepanjang ini !? Apakah aku bermimpi? Aku tidak tahu ukurannya tapi yang jelas aku merasa ngeri, dan tiba-tiba aku memeluk Bejo dengan erat sambil kepalaku kusandarkan ke bahunya. Walau gelora birahi ku sudah sampai ubun ubun, namun karena kengerian akan ukuran kemaluan anak ini akupun menjadi merasa sedikit takut dan ngeri sehingga aku berusaha untuk menghentikan permainan ini,
“Hentikan saja ya nak perbuatan ini. Kita sudah melampaui batas, seharusnya kita tidak melakukan perbuatan semacam ini. Seharusnya ibu memberikan pengertian kepadamu Jo , bukan menyesatkanmu dengan melakukan perbuatan tidak terpuji dan terlarang seperti ini.“
“Tapi Bu, rasanya sulit untuk Bejo hentikan. Karena dada ini, hati ini, otak ini, telah diselimuti dirasuki perasaan yang tidak bisa dihentikan. Apalagi keinginan itu sangat kuat Bu.“ ujar Bejo membantah omonganku.
“Tapi nak , kamu masih muda harus melawan hawa nafsumu “,
“Bu Afenry, Bejo mohon berikan kesempatan pertama buat Bejo . Bejo pingin sekali mencoba apa yang belum pernah Bejo rasakan. Bolehkan Bu ? Tolonglah Bu hanya bersama Ibu saja.“ ujar Bejo mengiba
Mendengar hal tersebut sebagai seorang wanita khususnya sebagai seorang ibu hatiku menjadi luluh dibuatnya, apalagi pemuda ini memintanya dengan sopan penuh kesabaran dan kasih sayang. Tapi apakah pantas aku melakukannya ? Oooohhh apa yang mesti aku lakukan ?

Setelah mempertimbangkan baik buruknya dan apa yang dilakukan Bejo selama ini, maka dengan ketulusan hatiku yang bulat, akihirnya aku mengangguk kepada Bejo sambil berbisik pelan.
”Baiklah nak , Ibu mengijinkanmu.”. Sambil tersenyum kulanjutkan perkataan ku, ”tapi Ingat ya Jo , Hanya sekali ini saja!“ tegasku kepadanya.
Mendengar hal tersebut Bejo -pun tersenyum,“ ……. Baik Bu “ … untuk Ibu, Bejo akan turuti semua kemauan ibu.”.
Dengan senyum kekanak-kanakannya Ia merebahkan tubuh polos ku keperaduan dengan sangat lembut sekali, kemudian ia mengambil bantal lalu direbahkannya kepalaku ke bantal tersebut dengan lembut dan mengecup keningku dengan mesra. Sehingga kubandingkan dengan suamiku, kalau sudah ada maunya tidak bisa ditahan. Gerasa grusu saja, tanpa ada rasa sayang terhadap istri. Kalau dengan Bejo terasa beda, anak ini lebih memberikan kasih sayangnya kepada seorang perempuan dan bisa menyenangkan hati perempuan seperti diriku. Sebagai seorang perempuan ada sedikit perasaan cemas, was-was, takut dan gemetaran. Maklum kalau dengan suamiku aku tidak ada getaran dan kecemasan, tetapi dengan orang lain yang belum lama kukenal perasaan semua itu muncul. Apalagi saat ini Bejo berbaring disisiku kemudian dengan mesranya dia mencium dan melumat bibirku, kemudian tangannya aktif meremas-remas kedua payudaraku. Tangan itu bergerak turun dan turun menyusuri perut dan turun lagi kepinggulku sedikit diremasnya, kemudian kedepan dan tepat diatas tumpukan jerami hitam milikku yang hitam dan lebat. Aku bertambah cemas, rikuh, dan gelisah, bercampur perasaan geli dan enak ketika Bejo menyentuh daerah kemaluanku. Aku berusaha menjauhkan perasaan itu ketika Bejo sudah menyentuh bibir vaginaku. Dan akhirnya aku tidak tahan juga untuk mengeluarkan suara.
“Ooooohhhh …. Buuuuuudddddd ….sudaahh …… iiihhh ….jnngaaaaaan dimaaaiinnnkan itu …. Ibuuuuuuuuu Jo ddddd….geeeeliiii….. eeeehhhhhhhh …. Enakkkkkk”, eranganku meledak terputus putus, walau aku sedikit dapat menahannya karena aku masih takut membangunkan anak anak ku atau terdengar oleh tetangga.Cerpen Sex

Kemudian Bejo mengehentikan aksinya di vaginaku. Lalu dia memandangku, aku paham maksud pandangan itu. Lalu aku mengangguk dan berbisik pelan,
“Lakukanlah nak, hati-hati ya sayang, pelan pelan saja“ sambil kubelai wajah dan rambutnya., “Ibu takut dan ngeri …“,
“Takut dan ngeri karena apa Bu?”, potong Bejo dengan polosnya.
“Batang penismu ini sayang, diluar perkiraan Ibu.“ ujarku sambil meremas remas lembut batang kemaluannya yang sudah siap maju ke medan tempur itu, “Besar dan panjang , Tidak seperti punya Om . Ibu takut nanti tidak muat.“,
“Ajarin Bejo ya bu, Bejo belum pengalaman Bu.“ ujarnya sedikit gugup.
Aku tersenyum kepada Bejo sambil berbisik aku berbicara, “Baiklah Ibu akan membimbing kamu sayang.“, jawabku sembari memberi ciuman lembut ke bibirnya, sambil tanganku masih meremas remas lembut batang kemaluan yang besar dan keras tersebut.
“Sekarang kamu naiki tubuh Ibu”, pintaku, Bejo pun menurut, dia menaiki tubuhku lalu tak lupa dia menciumku, akupun dengan mesranya memeluk tubuhnya dengan erat.
Lalu aku berbisik lagi ditelinganya, “ Sayang, sekarang kamu jongkok di kedua paha Ibu ya.“
Ternyata Bejo sudah mengerti, dia lalu mendekatkan batang penisnya ke arah bibir vaginaku. Aku sendiri mulai tegang, karena batang penis Bejo di atas anak seusianya. Di samping itu hanya penis suamiku yang selalu masuk ke dalam liang vaginaku, itupun ukuran panjangnya lebih kurang 11 cm yang lingkarannya lebih kecil 9 cm. Sekarang kepala penis Bejo yang sedari tadi sudah tegang, sudah menempel di bibir vaginaku.
Aku turut membantu Bejo dengan sedikit melebarkan kedua pahaku, sehingga lubang vaginaku sedikit membuka. Dan baru aku sadari kalau sedari tadi ternyata di sekitar bibir vaginaku telah mengalir cairan kewanitaan ku sendiri, sehingga daerah sekitar vaginaku menjadi licin, dan mempermudah penis jumbo itu masuk ke liang kenikmatanku. Kepala penis Bejo sudah mulai memasuki belahan vaginaku. Ada perasaan nyeri di sekitar vaginaku, sebab kepala penis Bejo yang besar berusaha menyeruak masuk kedalam lubang vaginaku. Sehingga membuatku merintik rintih kesakitan segaligus keenakan karenanya

“Aduh Jo dddd besarr sekaliiii, pelannnn sayangggggg ……ibu merasa nyeri nih…aiiihhhh begituuuu sayangghhhhh enakkkkkkkk.“, rancauanku akibat perbuatan Bejo .
Kepala penis Bejo terjepit di muara lubang vaginaku, akupun semakin merintih, merancau, dan sekaligur mengajari perjakaku ini bagaimana caranya memuaskan seorang wanita dengan penis besar dan nikmat yang dimilikinya itu. Kepala penis dan batang penis Bejo terus menyeruak masuk secenti demi secenti, semakin bergerak masuk semakin otot vaginaku semakin menegang. Bejo berusaha terus memasukan batang penisnya ke dalam lubang vaginaku. Akhirnya Bejo baru menemukan teknik untuk memasukan batang ajaib miliknya itu di dalam liang vaginaku. Dia memaju mundurkan batang penisnya secara perlahan. Dengan begitu batang penisnya yang besar itu mulai bertambah dalam masuk. Kalau tadi baru seperempat saja, sekarang sudah setengahnya. Makin intense Bejo memaju mundurkan batang penisnya, makin lama makin masuk batang penisnya. Usaha Bejo ternyata membuahkan hasil dan dengan sekali genjotan saja batang penis Bejo yang tinggal 2 centi akhirnya masuk semua, bersamaan dengan itu aku menjerit-jerit kenikmatan dan kurangkulkan tanganku ke leher kekasih mudaku ini sambil memberikan kecupan selamat ke pipinya. Aku terdiam, begitu juga Bejo . tidak beberapa lama rupanya Bejo sudah paham apa yang dia lakukan.Dia mulai memaju mundurkan batang penisnya di dalam liang vaginaku. Walau terasa sakit dan ngilu, aku berusaha tahan karena aku tidak ingin mengecewakan anak ini. Dan lambat laun, rasa perih dan ngilu tadi berubah menjadi enak dan nikmat, tak kubayangkan walau tubuh anak ini kecil, tetapi mempunyai senjata yang besar yang kini membuatku menikmatinya. Tidak dapat kubayangkan juga kalau batang penis Bejo yang besar dapat ditampung oleh liang vaginaku. Aku berusaha mengimbangi goyangan dan maju mundurnya batang penis Bejo dengan memutar mutar pinggulku hingga mengangkat pantatku.
“Ooohhhh ….. Gilaaaa Kamu … saaayanghhhh …ibu gak sanggupp….ampun sayang…uuhhhh …ohhh… nikmathhhh”, pekikku sembari menciumi bibir pengantin sehariku ini dengan penuh nafsu.

Goyongan dan kocokan batang penis Bejo , tak terasa sudah mencapai 30 menit. Aku merasakan ada letupan kecil di dalam liang vaginaku, Badanku seperti tegang dan urat sarafku seperti mengencang, persendianku seolah mau lepas, dan ooughh !! Aku rasanya tidak sanggup lagi, ada sesuatu yang kuat sepertinya akan keluar dari tubuhku, kedutan-kedutan kuat dari dalam liang vaginaku. Dan …
“awwwhhhhhhh sayanghhhhhhhhhh ….”, pekikku panjang dan tubuhku melenting ke atas dengan pinggul terangkat lalu
Seeeeerrrrr….serrrrrr…suara cipratan cairan orgasmeku yang menyembur keluar seperti ledakan gunung berapi,
“Ammmpunnnnn …saaaaayyyyy ibu …keluarrrrr…oooohhhh“ .
Kujepit pinggul Bejo kuat-kuat dengan kedua pahaku. Dan kupeluk tubuhnya dengan eratnya. Tubuhku lemas, tapi Bejo masih juga menggoyangkan pinggulnya, sebab batang kenikmatan-nya masih keras dan menancap di lubang vaginaku. Bejo belum juga mencapai orgasme, aku akan membantunya mencapai orgame dan dengan menyemangatinya Bejo terus mengocok batang penisnya. Aku menyuruh Bejo memelukku dan kusuruh dia berbalik dan gantian dia yang tidur terlentang tanpa melepaskan bantang penisnya yang masih menancap di liang vaginaku. Bejo pun menurut, ketika dia terlentang sekarang aku yang aktif menggoyangkan pinggulku sehingga batang penisnya semakin terasa masuk di dalam liang vaginaku. Gerakan pinggul semakin kencang tiba-tiba Bejo mengerang.
“ Oooohhhhhhh Buuuuu … Jo ddiii mau kencinggggggg … Buuuu … “
“Kecinglah sayang, kencinglah di dalam lobang vagina ibu sayang.“, ucapku sambil kucondongkan badanku ke depan dan memeluk tubuhnya sembari kutunganggi batang penisnya yang besar dan perkasa itu.
Dan tiba-tibas aja, Bejo merangkul badanku erat seakan tidak akan meloloskanku kemana-mana dan menghujamkan batang kenikmatannyadengan hebat ke vaginaku.
Dan…crotttttt….crottttt… crotttt, senjata Bejo memberondongkan air maninya ke dalam rahimku dengan banyak, sambil tangannya menekan pantatku kuat-kuat.

Akupun secara bersamaan orgasme yang kedua kalinya. Lalu aku jatuh di dada anak itu, kemudian tangan Bejo memelukku dengan erat, akupun begitu memeluknya dengan erat sambil memejamkan mataku. Dalam keterpejamanku aku meresapi dan menikmati pengalaman pertamaku bersama seorang anak berusia 13 tahun, sahabat anakku Roni . Walau Bejo masih muda belia, tetapi dia sudah memberikan kenikmatan dan kepuasan terhadapku. Akupun tadinya hanya berharap Bejo sebagai teman akrab anakku, sekarang malah menjadi teman bercintaku.
“Ohhhh… kau harapanku segalanya. Akankah ini harus terus bElang jut selamanya…entahlah“ desah hatiku.
Kurasakan tangan Bejo mengelus punggungku. Akupun merasa nyaman dalam pelukan anak ini, kendati aku kuatir berat tubuhku lebih berat dari tubuhnya tetapi Bejo tidak merasakan itu. Lalu tangannya sesekali meremas-remas pantatku.
“Bu…”, bisik Bejo halus
“Iya sayang … ada apa sayangku?” balasku lirih karena barukali ini aku merasakan orgasme sehebat itu, bahkan multi orgasme hebat seperti itu sambil mendekap terus lembut tubuhnya.
“Terima kasih ya Bu atas pengalaman pertama diajarkan pada Bejo .”, ucapnya sambil menatap diriku dengan penuh arti.
Aku tersenyum menatap mata anak ini yang masih di bawah tubuhku.
“Iya nak , Bejo harus janji tidak menceritakan persetubuhan kita berdua kepada siapapun ya!“,
“Bejo janji Bu akan merahasiakan ini.”
“Terima kasih anakku, sayangku”, ujarku dengan mesra sambil mengecup bibir Bejo .
“Ngomong-ngomong sayang, kenapa kamu ingin menyetubuhi Ibu? Padahal kamu sahabat Roni .”, tanyaku karena tiba tiba saja pertanyaanku terngiang di kepalaku.
“Entahlah Bu, Bejo tiba-tiba saja pingin menyetubuhi Ibu.”,jawab Bejo sekenanya.
“Pasti kamu suka baca sesuatu atau nonton film dewasa ya!“ selidiku dan dijawab dangan anggukannya dengan malu-malu.
Aku mengusap-usap rambutnya, “Pantesan kamu ngebet bange. Udah ya jangan sering-sering nonton dan baca hal begituan, ingat sekolah kamu ya nak.“, pintaku menasehatinya, kali ini sebagai seorang ibu kepada anaknya, bukan sebagai seorang wanita yang telah diberikan kepuasan dan kenikmatan biologis dari seorang lelaki.Cerpen Sex

“Iya… Bu”, tukas Bejo dengan sedikit kecewa.
“hemh”, balasku singkat sekedar mengiyakan perkataannya, dan menghiraukan kekecewaan pemuda ini.
“Tapi Bu kalau Bejo ingin lagi gimana ?”, celetuknya sambil meringis.
“Nahhhh kan kamu sudah janji hanya sekali saja kan ?”, balasku dengan mengingatkan perjanjian yang kami buat tadi.
“Tapi kalau kebelet gimana dong Bu “, ujarnya lagi karena tak mau kalah begitu saja.
Aku pun tersenyum dan mencium bibir mungilnya, “Ya sudahlah” ….. masalah itu nanti kita bicarakan lagi.
“ ngomong ngomong sayang, apakah kamu merasa puas ?”. tanyaku untuk mengalihkan topik pembicaraan kami.
“Ya Bu …. Bejo puas sekali, Ibu bagaimana?”, balasnya sambil melontarkan pertanyaan yang sama kepadaku sembari tangannya dengan lembut membelai belai kepalaku yang kini tertidur lemas di atas badannya.
“Hmmmmmm … Ibu lebih dari itu sayang dan sulit Ibu ceritakan.” jawabku sambil kepalaku tiduran di dada Bejo .
Kupemejamkan mataku dan memeluk erat tubuh Bejo . Kelamin kami masih menyatu, aku seolah tidak mau melepaskan tubuh anak ini, biarlah batang penis anak ini berlama-lama di liang vaginaku dan sepertinya batang penis anak ini belum mengecil juga. Kamipun tertidur bersama, dalam pelukan kehangatan penuh birahi sehabis berpacu mengarungi lembah kenikmatan. Entah Jam berapa kami tertidur dengan mimpi indah kami berdua.

##########################

Di atas loteng aku dari awal sampai akhir menyaksikan adegan panas antara istriku dan Bejo , sahabat anakku Roni , yang berbeda usia sangat jauh 31 dan 13 tahun. Sungguh tidak masuk dalam akal sehat. ABG di usia yang masih muda belia sudah mengetahui perilaku seks. Bahkan istriku saja dibuatnya buta segala-galanya, dunia terkadang memang aneh. Entah apa yang terjadi selanjutnya antara istriku dan anak itu. Dari apa yang dibicarakan mereka berdua, sepertinya akan ada kelanjutan lagi. Akhirnya aku hanya menghela nafas panjang lantas berbaring di atas loteng dan akupun tertidur dengan batang kemaluanku masih mengeras.

Minggu, 04 Februari 2018

Di Entot Papanya Temen ku



Cerita Sex Bergambar - aku punya temen yang seumuran dengan aku, orangnya cantik dan sexy banget. Kalo dia pake pakean yang ketat menempel dibadannya, pasti lelaki yang ngeliatnya akan nelen ludah dan jadi ngeres, hampir bisa dipastikan bahwa dipikiran lelaki itu adalah bagaimana bisa menggeluti temenku itu di ranjang. Temenku punya papa, katanya si papa tiri. Orangnya si keren, atletis lagi badannya, tinggi gede. Suka banget aku liat papanya, tipeku banget, bodinya keker dan atletis banget, pasti perutnya sixpack deh. Orangnya ganteng, umur 40am lah, kumisan lagi. Si om juga suka senyum2 kalo ketemu aku dirumahnya. Matanya kayanya laper banget menelusuri bodiku, padahal aku orangnya imut, jadi bodiku biasa2 ja dengan tonjolan2 yang biasa2 ja, bedalah ma temenku, tapi si om jelalatan juga mengelus badanku dengan pandangan yang kayanya laper, apa kurang kali ladenan tante (mama temeneku) diranjang. Kayanya si om si mudaan dari mama temenku deh. Si tante ah kliatan deket 50 taon, wah tante dapet daon muda dong yang dah alot ya hihi. "Papamu keren deh, aku mau jadi ceweknya", pernah aku becanda ketemenku. "Hus, ngawur kamu", jawab temenku sembari ketawa juga.


Satu weekend, temenku ngajak aku tidur dirumahnya, nemenin dia karna ortunya sedang kluar kota nengokin neneknya, mama si tante yang sakit. Temenku gak ngikut karna banyak kerjaan skolah yang harus kita selesaikan weekend ini. Waktu aku sampe dirumahnya ortu temeku blon brangkay, masi sibuk ja beberes, gak tau deh ngeberesin apa, bukan urusanku. Karna aku ngantuk, aku tidur ja dikamar temenku. Aku tidur pules banget, maklum semalem aku begadang nyelesaiin kerjaan yang jadi bagianku sehingga rencananya sore ini mo digabungkan dengan kerjaan temenku.

Menjelang sore, kamarku ada yang ngetok, aku baru tidur sehingga masi pake seragam tidur, t shirt dan celpen, kalo tidur aku memang gak pake bra sehingga ketika itu pentil imutku berbayang di tshirt tipisku. Setengah ngantuk aku membuka pintu kamarku. Ternyata si om. Dia membelalak juga ngeliat pentilku yang berbayang di t shirt tipisku. "Kok gak brangkat om?" "Om gak bisa pergi, masi ada kerjaan kantor yang kudu om selesaiin segera, jadi Ayu (temenku) pergi ma mamanya dianter sopir. Kata Ayu, ini kerjaannya yang mesti digabung ma kerjaan kamu. Kamu nginep ja disini, gak papa kok gak da Ayu juga". Kayanya si tulus nawarin tapi aku menduga ada bakwan dibalik udang neh karna matanya makin jelalatan melihat seragam tidurku yang acak2an. "O gitu ya om, ya udah ntar Inez kerjain deh. Gak papa ni Inez nginep dimari om". "Ya gak papa". "Tapi Inez takut ndirian dirumah, abis rumah om gede banget, om kan mo pergi". "Ya ada kamu gak pergi juga gak papa kok, ntar Senin ja om ngebut kerjaan om", sahutnya sembari tersenyum misterius. Hampir pasti dia punya rencana nikmat ni, batinku. Ya gak papa lah, aku suka juga kok ma si om. "Ya udah Inez mandi dulu ya om". "Gak perlu om mandiin". "Om bisa aja". Guyonnya mulai mengarah neh. Aku masuk ke kamar mandi, dibawah shower aku milai mengelus2 tubuhku sambil ngebayangin apa yang akan dilakukan si om nanti. Horni juga ngebayangin si om ngentotin aku diranjang, wah bakalan nikmat ni aku, bisa2 kerjaan skolah gak tersentuh neh. Abis madi, aku keluar dari kamar, si om gak kliatan, aku buruan ja nyelesaiin kerjaanku. Aku pake baju rumah ja, kan gak da rencana mo kemana2, sama kaya seragam tidurku, cuma t shirtnya lebi tebel ja, aku si tetep gak pake bra. Kerjaan Ayu sistematis banget jadi aku dengan mudah menggabung dengan kerjaanku, akhirnya selesai juga, dah gelap diluar, si om blon kliatan juga. :Lampu dalem dah aku nyalain, aku coba2 nyalain lampu luar, gak tau yang mana skaklarnya, jadi semua aku coba2.

Lagi aku nyoba nyalain lampu luar, ada mobil masuk pekarangan. Si om rupanya kluar, kayanya dia beli makan buat makan malem. Padahal tadi aku buka kulkasnya, masi banyak makanan yang tersisa didalemnya. "Om dari mana", sambutku. "Napa, kamu takut ya ndirian", jawabnya sembari memeluk badanku. Badanku yang imut seakan tenggelem dalam pelukan badannya yang keker. aku diem ja ngerasain hangatnya pelukan. Bau badan lelaki macho, bikin aku horni ja. "Om demen banget si meluk Inez, smua temen ayu om peluk gini ya". "Ya enggaklah, yang lelaki ngapain juga dipeluk". "Yang prempuan semuanya om peluk2 ya". "Gak tu, cuman yang imut kaya kamu ja". "Om seneng ya ma abg imut". "Banget In, palagi kaya kamu, cantik, sexy lagi". "Panya yang sexy om, Inez kan badannya kecil, asesorisnya kecil smuanya". "bisa aja kamu, yapi asesoris kamu kan proporsional ma ukuran badan kamu, makanya om bilang sexy". Aku seneng ja dia muji2 gitu, prempuan mana si yang sebenarnya gak suka digombalin gitu. "Ayu juga imut kan om". Dia diem aja waktu aku nyebut nama Ayu, aku rasa dalam hatinya pasti dia bergolak antara napsu ke Ayu sebagai abg imut atawa sayang sebagai bapaknya, walaupun cuma bapak tiri.
"om beli apa sih", aku mengalihkan pembicaraan. "Makanan buat kamu". "Sori ya om, tadi Inez intip di kulkas masi banyak makanan tu". "biar aja, om mo beli yang barulah buat kamu, masak kamu makan makanan sisa". "Sini om Inez beresin". Aku mengambil kantong kresek berisi makanan dari tangan si om. Dia beli sate dan sop, semuanya kambing. "Om mo ngembek ya, kok beli kambing?" "Gak lah, masak beli kambing, kan lebaran haji dah lewat. Biar bisa ngembek in kamu kan", jawabnya sembari tertawa.

"Ngembekin Inez?" aku pura2 gak ngatri. "Iya ngembekin kamu di ranjang, katanya taku ndirian, ntaro om temenin deh bobonya, dikelonin gitu". To the point banget si om. Aku segera menyiapkan makan malem, dah laper juga aku. Kami makan sembari becanda sampe semua makanan yang dibeli om licin tandas. Si om ngambil buah yang dah dipotong dari lemari es. buat cuci mulut, katanya. Ada semangka, pepaya, melon. Segera juga aku lahap buah2an itu, maklum derh anak kos jarang makan makanan yang terkategori 4sehat, gak tau deh isi 4 sehatnya masi tetep gak.

"Dah selesai kerjaannya In". "Dah om, kerjaan Ayu sistematis banget, jadi Inez gampang ngegabunginnya, tinggal di print, biar dibaca Ayu dulu deh". abis makan kami duduk di sofa. "Mo nonton film gak Nez". "Film paan om". "Gulet". "wah gak demen Inez, masak disuru nonton gulet". "Ini gulet prempuan lawan lelaki", jawabnya sembari senyum, tetp ja misterius senyumnya walaupun makin kliatan kalo dia dah pengen anget ngentotin aku, aku jadi berdebar juga ngebayanginnya. Dia segera memasukkan kepingan film di alat pemutarnya, dan di on kan. rupanya film bokep, ceweknya mirip orang indon maen ma bule. "Tu Cewek tailan In, kaya orang kita ya". "gede banget ya punya bule". "Iya, kamu perna ngrasain yang gede gitu In". "Ih si om, kok nanya gituan si". "Ya gak papa kan, kalo dah perna juga gak papa". "Blon om, yang kecilan perna". "Punya cowok kamu kecilan ya". Aku cuma senyum2 ja, pembicaraan mulai ngarah ke ngesex.

Lama2 aku hanyut juga ngeliat serunya tu film ditambah serenade wajib film bokep - ah uh dari ceweknya. Dia tau kalo aku dah mulai hanyut, "Gerah ya In, kalo gerah buka ja t shirtnya". "Maunya", jawabku sembari senyum. Perlahan dia usap rambutku dan mengecup keningku. Aku mendongakkan kepala untuk memandangnya. Beberapa saat kami saling berpandangan, beberapa saat kemudian wajah kami semakin mendekat, aku menutup mataku dan pada akhirnya dia mengecup lembut bibirku. bibirnya memagut bibirku. dikulum sambil menjulurkan lidahnya untuk mengait-ngait lidahku. Sejenak, dia melepaskan pagutan bibirnya.

Ditatapnya wajahku sambil menggerakkan jari tangannya untuk menyibak beberapa helai rambut yang terjatuh di keningku. Dan ketika kembali mengulang ciumannya, ujung lidahku menyusup di antara bibirnya. Segera dipagutnya lidahku. Dihisapnya dengan lembut agar menyusup lebih dalam ke rongga mulutnya. Kedua telapak tangannya turun ke bahuku. Setelah mengusapkan jari-jarinya berulang kali, telapak tangannya meluncur ke punggungku. Lalu dibelai-belainya punggungku dengan ujung-ujung jarinya sambil mempermainkan lidahku dengan ujung lidahnya. Tak lama kemudian, aku melingkari lehernya dengan kedua tanganku. Semakin lama rangkulanku semakin ketat. Kemudian aku menggerak-gerakan lidahku yang lagi dikulumnya, membelit dan balas mengisap. Dia melepaskan pagutan bibirnya. Sejenak kami saling menatap. Lalu dikecupnya dahiku dengan mesra. Kemudian bibirnya berpindah mengecup bahuku. Mengecup berulang kali. Dari bahu bibirnya merayap ke leherku. Sesekali lidahnya dijulurkan untuk menjilat. Aku menggelinjang karena geli. Aku dah lupa bahwa dia tu papa (tiri) Ayu, temanku. Aku dah hanyut dibawa suasana. Yang aku tau ada om2 ganteng sedang merangsang napsuku dan aku suka banget ma tu om2. aku suka banget dia ngerangsang napsuku.

Tangan kirinya menyusup ke dalam tshirt meremas pelan tokedku, sementara tangan kanannya menyusup ke cdku bagian belakang melalui celpenku dan mengusap, meremas lembut belahan pantatku. Dia kembali menciumi aku dengan buas. Bibirku di lumat habis. Lidahnya meliuk-liuk di dalam mulutku dan kusambut dengan kelincahan lidahku. Lalu mulutnya kembali turun ke arah leherku, dia menjilati leherku. Aku memejamkan mata, aku sangat menikmati rangsangannya. Tanganku terus mengusap-usap kontolnya yang masih rapi berada di dalam sarangnya. Terasa besar dan keras.

Kami berciuman seakan-akan kami sepasang kekasih yang telah lama tidak berjumpa. Gak kerasa bahwa si om umurnya lebih dari 2 kali umurku. Perlahan dia raih pinggangku dan mendudukkannya dalam pangkuannya. Dia mengusap lembut rambutku, pipiku. Ciuman bibirnya semakin dalam, seakan tidak pernah dia lepaskan. Cukup lama kami berciuman. Akhirnya dia mulai menurunkan bibirnya ke arah leherku. “Ugh…”. lenguhku. Aku makin mendongakkan kepalaku, dia menjelajahi milimeter demi milimeter leherku, “Om… ookkhh…”, lenguhku saat dia melepaskan t shirtku. Aku mengangkat tanganku keatas utuk mempermudah lepasnya t shirt itu.
Jilatan-jilatan lembut mulai menjalari tokedku. "Dikamar ja yuk", dengan sekali gerakan dia dapat menggendongku. Kami lanjutkan percumbuan dalam posisi berdiri lagi dengan tubuhku dalam gendongannya ketika dia membawaku menuju ke kamarnya. Aku mulai meremasi rambutnya.

Perlahan-lahan dia merebahkan aku diranjang di kamar tidurnya. "Om, dvdnya blon dimatiin". Dia keluar kamar dan mematikan dvd dan tv nya, kemudian kembali lagi menggeluti aku yang terbaring di ranjang. tarikan nafas kami berdua yang masih sibuk bercumbu. Aku melepaskan pakean yang menempel dibadannya. Belon terlepas semuanya aku sudah melenguh lagi karena dia mulai mengulum tokedku. Kali ini lenguhanku lebih keras dari sebelumnya. Jilatan-jilatan diselingi gigitan-gigitan kecil mendarat di sekitar pentilku, berkali-kali membuat aku menggeliat. Dia meneruskan cumbuannya ke arah perutku. Kini dia mengulum puserku sehingga kembali aku melenguh keenakan. Perlahan dia mulai menurunkan kain terakhir yang menempel pada tubuhku, menurunkan centi demi centi cdku menyusuri kedua kakiku hingga terlepas entah kemana. Seiring itupun, dia mulai menurunkan jilatan ke arah selangkanganku, “Om… diapain… uugghh…”

Dengan gemas, dibenamkannya hidungnya persis di antara bibir memekku. Sesekali diselingi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. “Om..! Aauuw!” pekikku sambil menggelinjangkan pinggulku. Tapi beberapa detik kemudian, aku merasakan lidahnya menjilat-jilat bagian luar memekku, aku merintih-rintih. Aku merasa nikmat setiap kali lidahnya menjilat dari bawah ke atas. Jilatan itu membuat aku menjadi liar, aku menghentak-hentakkan kakiku dan menggeliatkan pinggulku berulang kali. Memekku semakin basah.

Karena tak tahan lagi menerima kenikmatan yang mendera memekku, aku menjambak rambutnya dengan satu tangan, tanganku satunya menekan bagian belakang kepalanya. “Om, aarrgghh! Inez dah mo nyampe”. Dia menghentikan jilatan lidahnya. Ia menengadah dan memandang wajahku, aku lagi terpejam merasakan nikmatnya jilatannya. "Cepet banget In", tanyanya sambil menyisipkan jari telunjuk ke dalam memekku. Dia menenggelamkan dan menggosok-gosokkan hidungnya ke belahan bibir memekku. Nafasku terengah-engah. Mulutku setengah terbuka megap-megap. Aku menggeliatkan pinggulnya untuk menahan cairan yang terasa ingin mengalir keluar dari memekku. kepalanya ditekan ke memekku dan menghisap2nya sambil meremas kedua bongkahan pantatku. Dan aku semakin keenakan, membuat lendir semakin banyak mengalir ke lubang memekku. Aku mengangkat kakiku yang terjuntai di atas kasur dan melilitkan betisku di lehernya. Aku tak ingin kepalanya lepas dari pangkal pahaku. Aku mempererat tekanan betisku di lehernya. Aku juga menjambak rambut dan menekan bagian belakang kepalanya lebih keras, sehingga mulutnya makin terbenam di dalam memekku. Dia telah merasakan bibir dan dinding memekku berdenyut-denyut. DIa pun dapat merasakan hisapan lembut di lidahnya, seolah memekku ingin menarik lidahnya lebih dalam. Sejenak, dia mengeluarkan lidahnya untuk menjilat dan menghisap bibir memekku. Dikulumnya berulang kali. Dijilatinya kembali dinding dan bibir memekku. “Om, Inez nggak tahan lagi". Dia semakin bersemangat menjilat dan menghisap-hisap. membuat pinggulku terhentak-hentak. Walaupun kepalanya terperangkap dalam jepitan paha dan betisku, tetapi dia dapat merasakan setiap kali pinggulku terangkat dan terhempas. Berulang kali hal itu terjadi. Terangkat dan terhempas kembali. Sesekali pinggulku menggeliat pertanda aku dah bener2 mo nyampe. Dan ketika dia merasakan rambutnya kujambak semakin keras diiringi dengan pinggulku yang terangkat menghantam wajahnya, dia segera mengulum itilku. Sesekali dihisapnya disertai tarikan lembut hingga itilku hampir terlepas dari bibirnya. Ketika merasakan pinggulku agak berputar, dijepitnya itilku dengan kedua bibirnya agar tak lepas dari hisapannya. “Om, Inez nyampeee. Aargh.. Aarrgghh..!” Dia menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Bahkan ditekannya lidah dan kedua bibirnya agar terperangkap dalam jepitan bibir memekku. Setelah mencicipi rasa di ujung lidahnya, dihisapnya cairan memekku sekeras-kerasnya. Direguknya lendir itu dengan lahap. Lalu dibenamkannya kembali hidungnya di antara celah bibir memekku yang berdenyut-denyut itu. Dan ketika merasakan pinggulku terhempas kembali ke atas kasur, dia menjilati memekku. Setetes lendir pun tak dia sisakan! Bahkan lendir yang membasahi jembutku pun dijilatinya. Jembutku jadi merunduk rapi seperti baru selesai disisir! “Om., ooh, aarrgghh.., Enak banget. Om pinter banget ngerangsang Inez sampe nikmat gini".

Dia memandang wajahku. Mataku terpejam sambil menggigiti bibirku sendiri, tanganku yang mencengkram seprei di tepian kasur dengan kencang, serta nafasku yang tidak beraturan. Dia membiarkan aku meregang dirinya dalam detik demi detik puncak kenikmatan yang baru saja kudapat. “Inez ke kamar mandi dulu ya om”, dia mengangguk. Ketika aku sedang membilas tubuhku dibawah shower air hangat dia masuk ke kamar mandi. “Om, tolong matikan AC kamar. Biar nggak kedinginan kalau Inez keluar nanti”,.AC tidak dia matikan tapi aku setel menjadi 25 derajad. Biar lebi hangat. Lalu dia kembali melangkah ke kamar mandi lagi. “Jangan bengong, om, mandi sekalian aja…”, kataku waktu dia bengong. Dia segera melepas sisa pakeannya yang belon aku lepasin waktu dia ngemut tokedku. Sesaat ketika badannya basah tersiram air, aku menyabuni seluruh tubuhnya dengan pelan dan lembut. Mula-mula tangannya, lalu dada dan perut. Aku minta dia berbalik badan dan kemudian punggungnya mendapat giliran. Setelah bagian atas tubuhku rata terkena sabun, aku berjongkok. Kusabuni kakinya, lalu naik ke paha. Aku memegang kontolnya dan mengelus batangnya pelan-pelan, terasa sangat licin dengan sabun. Setelah bersih, tiba gilirannya. Dia segera mengambil sabun dari tanganku. Mula-mula dia mengusap kedua tanganku. Lalu beralih ke perutku. Kemudian tangannya merayap naik, kedua tokedku disabuni dengan lembut. Tangan kirinya membelai lembut toked kananku, sementara tangan kanannya mengusap-usap toked kiri. Dia lakukan berulang-ulang, aku memejamkan matanya sambil mendesah, menikmati sensasi. Tubuhnya merapat ke tubuhku, dan dengan posisi seperti memeluk, tangannya menyabuni punggung dan pantatku. Ketika tangannya sampai di belahan pantatku, sengaja dengan lembut dia sedikit menusukkan jemarinya ke lubang anusku. “Emmhh… om,…”, aku mendengus perlahan. Setelah bagian atas tubuhku rata dengan sabun, dia lalu berjongkok. Dia mulai mengusap kaki dan betisku. Pelan.., perlahan sekali. Lalu tangannya naik ke pahaku. Aku agak merenggangkan kakiku, agar tangannya bisa menyusup ke celah pahaku. Lalu tangannya naik lagi, sampai akhirnya dia bisa menyabuni jembutku. Agak lama dia mengusap-usap sekitar selangkanganku dengan lembut, hingga bibir memekku merekah. “Sudah.. om”, lenguhku. Dia berdiri dan memeluk tubuhku. Dia menciumku sampai aku kembali terengah-engah. Tubuh kami terus bergerak mencari kenikmatan. Tangannya mengusap pantatku, paha dan kedua tokedku. Aku juga terus menggerayangi tubuhnya, punggung, pantat dan akhirnya bermuara ke kontolnya. Kukocok-kocok kontolnya. Dia merasa nikmat. Aku mundur dan bersandar di dinding. Kaki kurenggangkan, mataku terpejam. Aku lalu memegang kontolnya. Sabun makin mencair tapi masih tetap licin.

Aku baru membuka mataku ketika kurasakan sebuah benda menempel lembut pada bibir memekku. Aku memandang lembut ke arah wajahnya yang tepat berada di depan wajahku. “Aku masukin ya” bisiknya sambil mengecup keningku. Aku hanya mengedipkan kedua mataku sekali, sambil tetap memandangnya.

Perlahan-lahan dia tekan kontolnya menerobos liang memekku. Aku makin merenggangkan lagi kakiku. Kubimbing kontolnya ke arah lubang memekku. Dan acchh…, kontolnya mulai masuk. nafasku tertahan di tenggorokan, menikmati sensasi mili demi mili penetrasi yang dia lakukan, hingga akhirnya keseluruhannya terbenam utuh. Kami terdiam dan saling berpandangan sejenak. Dia kecup bibirku lembut sebelum mulai menggerakkan kontolnya. Mula-mula perlahan. Makin lama makin cepat. aku memeluk kedua pantatnya ikut menekan. Nikmat sekali rasanya. Badan kami masih licin. Terus dia ayun-ayunkan kontolnya kluar masuk memekku. Tokedku menekan dadanya, dinding memekku meremas kontolnya yang terus dipompanya kluar masuk. Tak lama, aku merasa tak tahan lagi. Kupeluk dia erat-erat. Aku telah sampai ke puncaknya lebih dulu. Kontolnya makin kencang menancap. Ayunan kontolnya makin lama makin cepat. “Achh…, achh…, terus om…, terusss…”, lenguhku. Pinggulku terus bergerak mengimbangi tusukannya. Sejurus kemudian, kami saling berpelukan erat sekali. Dia mencium bibirku.
Dia mencabut kontolnya. Dia menghadapkan tubuhku ke arah dinding. Aku nungging. Pantatku yang masih licin oleh sabun diusap-usap. Jari tengahnya mulai memainkan memekku. Aku melenguh. Dia mainkan itilku, diusap dan diplintir, sehingga aku makin menggelinjang. “Sekarang om…, sekarang…”, desahku. Kupegang kontolnya dan kubimbing masuk ke dalam celah memekku. Dia tusukkan pelan-pelan kontolnya. Aku condongkan badannya kedepan untuk memlintir2 pentilku dan kemudian meremas2 tokedku. Makin lama makin cepet dia memompa memekku. "Om, Inez lemes deh, Inez dah nyampe om belon ngecret ya, terusin di ranjang yuk om". Dia mengerti kondisiku. Kemudian dia brenti memompaku dan mencabut kontolnya keluar memekku. Masih keras banget dan berlumuran lendir memekku. Tersirat kekecewaan diwajahnya. Aku jadi gak enak, dia sudah membawa aku ke surga kenikmatan tapi dia belon nyampe sama sekali.
Kontolnya kugenggam sambil menggerakkan tanganku maju-mundur, dari leher batang kontolnya hingga ke pangkalnya. Palkonnya semakin lama semakin berwarna merah tua. Kuelus-elus palkonnya dengan ujung jempol. “Ooh.., nikmat, Sayang!” Wah mulai sayang2an neh. Aku meremas biji pelernya. Dia meletakkan kedua belah telapak tangannya di atas kepalaku.
Lalu dengan tarikan yang sangat lembut, dia menarik kepalaku agar semakin mendekat ke kontolnya. Aku mendekatkan bibirku ke bagian tengah palkonnya. Kujilat lubang kencingnya, ada sedikit lendir disana. kemudian kukulum palkonnya. Leher kontolnya kujepit dengan bibir sambil mengoles-oleskan lidahku di lubang kencingnya. Dia mendesah. “Argh.., aduuhh..!” desahnya sambil menekan bagian belakang kepalaku lebih keras. Setengah batang kontolnya telah masuk ke dalam mulutku. Aku menengadah memandangi wajahnya, tampak dia keenakan ketika kontolnya kusepongin. Aku merasakan lagi tekanan di bagian belakang kepalaku, tekanan yang membuat aku memasukkan batang kontolnya itu lebih dalam. Dia mengusap-usap rambutku. Perlahan-lahan, ditariknya kontolnya kemaluannya hingga palkonnya yang masih tersisa. Dan dengan perlahan-lahan pula, didorongnya kembali batang kontolnya kedalam mulutku. Diulangnya gerakan itu beberapa kali, tiba-tiba didorongnya lagi dengan keras hingga bibirku menyentuh jembutnya. Aku tersendat karena ujung batang kontolnya menyentuh kerongkonganku. Dia segera menarik kontolnya mundur kembali. kembali palkonnya kuhisap-hisap. Lalu batang kontolnya kukeluarkan dari mulut, aku mulai menjilati batangnya hingga ke pangkalnya. ujung lidahku beberapa kali menyentuh biji pelernya, sehingga dia mendengus keenakan. Ketika kurasakan jambakan lembut di kepalaku, kuhisap-hisapnya biji pelernya. lidahku melata ke arah bawah untuk mengecup dan menjilat-jilat celah sempit antara biji peler dan lubang pantatnya. “Aarrgghh..!” desahnya ketika merasakan lidahku itu menjilat-jilat semakin liar. Bahkan dia mulai merasakan bibirku mulai mengisap-isap celah di dekat lubang pantatnya. Sangat dekat dengan lubang pantatnya! Dan sesaat dia berhenti bernafas ketika merasakan ujung lidahku akhirnya menyentuh lubang pantatnya. Dia menggigil merasakan nikmat yang mengalir dari ujung lidah itu. Matanya terbeliak ketika merasakan tanganku membuka lipatan daging di antara bongkah pantatnya. Hanya bagian putih di bola matanya yang terlihat ketika dia meresapi nikmatnya lidahku saat menyentuh lubang pantatnya. “Oorgh.., aarrgghh..Nikmat, Sayang!” desahnya sambil menggerakkan pinggulnya menghindari jilatan di pantatnya.

Dia sudah tak kuat menahan kenikmatan yang mendera tubuhnya. Palkonnya sudah membengkak. Lalu dia mengarahkan palkonnya ke mulutku. “Aku sudah tak tahan, In” sambungnya sambil menghunjamkan batang kontolnya sedalam-dalamnya. Aku tersendat ketika palkonnya menyumbat kerongkonganku. ketika batang kontolnya bergerak mundur, aku mengisapnya dengan keras hingga terdengar bunyi ‘slurp’. Kedua telapak tanganku mengusap-usap bagian belakang pahanya. Lalu aku kembali menengadah. Kami saling tatap ketika batang kontolnya kembali menghunjam rongga mulutku. Telapak tanganku ikut menekan bagian belakang pahanya. Kepalaku ikut maju setiap kali batang kontolnya menghunjam mulutku. Aku merinding setiap kali ujung palkonnya menyentuh kerongkonganku. “Aarrgghh.., In, aku sudah mau keluar. Telan ya sayang pejuku". “Hmm..” sahutku sambil mengangguk. Dia semakin tegang setelah melihat anggukan itu. Sendi-sendi tungkai kakinya menjadi kaku. Nafasnya mengebu-gebu seperti seorang pelari marathon. Sebelah tangannya menggenggam kepalaku, dan yang sebelah lagi menjambak. Pinggulnya bergerak seirama dengan tarikan dan dorongan lengannya di kepalaku. Hentakan-hentakan pinggulnya membuat aku terpaksa memejamkan mata. Batang kontolnya sudah menggembung. Akhirnya ia meraung sambil menghunjamkan batang kontolnya sedalam-dalamnya. Berulang kali. Ditariknya, dan secepatnya dihunjamkan kembali. “Aarrgghh.., aduuh! Aarrgghh..!” raungnya sekeras-kerasnya ketika dia merasakan pejunya muncrat ‘menembak’ kerongkonganku.

Sesaat ia merasa kejang. Dibiarkannya batang kontolnya terbenam. Tangannya mencengkeram kepalaku dengan keras karena tak ingin kepalaku meronta. Dia tak ingin mulutku terlepas ketika dia sedang berada pada puncak kenikmatannya. Keinginan itu ternyata menjadi kenikmatan ekstra, yaitu kenikmatan karena ‘tembakannya’ langsung masuk ke kerongkonganku. ‘Tembakan’ itu akan membuat kerongkonganku agak tersendat sehingga pejunya akan langsung tertelan. Setelah ‘tembakan’ pertama, dia masih merasakan adanya tekanan peju di saluran lubang kontolnya. Maka dengan cepat ia menarik batang kontolnya, dan menghunjamkannya kembali sambil ‘menembak’ untuk yang kedua kalinya. “Hisap sayang, aarrgghh..! Aarrgghh..!” Ditariknya kembali batang kontolnya. Tapi sebelum kembali menghunjamkannya, dia merasakan gigitanku di leher batang kontolnya. Dia pun berkelojotan ketika merasakan gigitanku disertai kuluman lidah. ‘Tembakan’ kecil masih terjadi beberapa kali ketika lidahktu mengoles-oles lubang kontolnya. “Ooh.., nikmatnya!” gumamnya sambil membelai-belai kedua belah pipiku. Sambil menengadah dan membuka kelopak mataku, aku terus mengulum dan menjilat-jilat. Tak ada lendir berwarna susu yang mengalir dari sudut bibirku. Tak ada setetes pun yang menempel di daguku. Dan tak ada pula lendir yang tersisa di palkonnya. Bersih. Semua kutelan. "Yang, nikmat banget deh, apalagi kalo ngecret dimekek kamu ya". "Kok om manggil Inez Yang si". "Ya gak apa kan kalo aku beneran sayang ma kamu". "Masak si om, tante mo dikemanain", aku mencibir. Dia cuma ketawa ja.

setelah kembali berbaring di ranjang, di bilang ke aku, "terus terang ya In, ngentotin cewek imut kaya kamu nikmat banget, mem3k kamu peret banget jadi empotannya kerasa banget". segera dia kembali mencium bibirku. Dia bersemangat ketika menciumi leherku. esekali lidahnya menjulur menjilat hingga membuat aku beberapa kali mendongakkan kepalaku. Aku merangkul lehernya, sehingga tokedku menempel ketat ke dadanya. Karena senang dan gemas, dia segera meremas bongkah pantatku. Diremasnya berulang kali. aku merasakan ciuman-ciuman basah merayap menuju tokedku. Lidahnya pun mulai merayap dari lekukan bawah hingga ke pentilku yang kecil. Semakin lama lidah itu bergerak semakin cepat. Menjilati bergantian. Toked kiri dan kanan. Dan ketika merasakan air liurnya telah membasahi kedua tokedku, dia segera mengulum pentilku yang kemerahan. “Ooh..! Ooh.., om! Aarrgghh..!” desahku ketika merasa pentilku digigit dengan lembut. Dan ketika bibirnya berpindah ke toked sebelahnya, lalu mengulum dan menjentik-jentikkan ujung lidah di pentilku, aku kembali mengerang..“om..! Aargh.., enak!!”

Tapi beberapa detik kemudian, dia melepaskan pelukannya, kakiku dikangkangkannya. dengan lembut diusap-usapkannya telapak tangannya ke betisku. Semenit kemudian, dibelai-belainya betisku dengan pipinya. Lalu dikecupnya. Mula-mula dia mengecup bagian bawah, tetapi semakin lama semakin naik ke arah belakang lutut. Mula-mula kecupannya kering, tetapi semakin mendekati belakang lutut, kecupannya semakin basah. Ketika bibirnya telah terselip di belakang lututku yang tertekuk itu, ia mengecup sambil mempermainkan ujung lidahnya. “Geli, om!” Dia memindahkan kecupannya ke betis yang sebelah lagi. Dengan sabar, dia mengecup kembali. Mengulangnya berulangkali. Dan kemudian mulai menjilat ke arah bawah. Sesekali dia mengecup dengan gemas, setengah menggigit. Aku sangat menikmati hembusan nafas yang terasa hangat di betisku. Setiap kali dia mengecup, seolah tersisa kehangatan di bekas kecupannya. Dia mulai menciumi lutut bagian dalam. Dia menatap pahaku yang terpampang di depannya. Pahaku terbuka lebar sehingga dengan mudah ia menciumi dan sesekali menjilatnya. Lalu diusapkannya wajahnya beberapa kali ke permukaan paha dalamku. Kedua belah telapak tangannya pun giat bergerak menyalurkan kehangatan. Tangan kirinya mengusap-usap paha kananku bagian luar, sedangkan telapak kanannya digunakan untuk mengusap-usap betis kiriku. Aku sangat menyukai usapan-usapan telapak tangannya. kehangatan pun mulai terasa menjalar di bagian bawah perutku ketika aku merasakan lidahnya merayap mendekati lipatan antara paha dalam dan memekku.

Aku merintih ketika bibirnya menariki jembutku. Hal itu malah membuat memekku semakin basah. Akul menarik kepalanya ke arah pangkal pahaku. Kedua tanganku menahan agar kepalanya tetap berada di pangkal pahaku. Dan ketika aku merasakan kehangatan lidah menyusup ke dalam memekku, aku merintih..“Ooh, ooh.., enak om! Aarrgghh..!” Tarikan nafasku pun mulai tak teratur ketika lidahnya menjilati dinding dan bibir dalam memekku. Aku mendorong pinggulku agar lidahnya masuk semakin dalam. Sebuah sensasi yang membuat memekku semakin basah berlendir. Apalagi ketika merasakan dia mengisap lendir yang terselip di bibir dalam memekku, aku merintih berulang kali..“Argh..! Argh..! om, Oh nikmatnya, sstt, sstt.., aarrgghh..!” Kemudian dia menekan hidungnya ke celah sempit di antara bibir memekku. Ditekannya sedalam-dalamnya. Aku terkejut merasakan hidungnya itu tiba-tiba menusuk lubang memekku. Aku menggelinjangkan pinggulku. Menggelinjang dalam kenikmatan. Geli dan nikmat tiba-tiba terasa menusuk hingga ke jantungku. Aku merintih-rintih berkepanjangan akibat dengusan nafasnya di dalam lubang memekku. “Aarrgghh..! om..! Aarrgghh.., aarrgghh..!” rintihanku semakin keras. “Om! Aarrgghh..! Inez mau nyampe!” Aku tak berusaha menghindari hidungnya, bahkan aku memutar pinggulku sambil menekan bagian belakang kepalanya. Hal itu tak berlangsung lama. Aku hanya mampu memutar-mutar pinggulnya beberapa kali! Tiba-tiba saja aku merasakan adanya dorongan lendir orgasme yang tak mampu kutahan. Dorongan itu terasa sangat kuat. Jauh lebih kuat daripada dorongan yang biasanya aku rasakan ketika mendekati puncak orgasmeku.

“Om, Inez mau nyampe! Aarrgghh..” mendengar rintihanku, dia semakin meremas dan menarik kedua bongkah pantatku agar hidungnya semakin tenggelam ke dalam liang memekku.

Remasannya di bongkah pantatku itu sangat kuat, membuat aku hanya dapat merintih dan meronta-ronta. Dan tak lama kemudian, “Aarrgghh.., Inez nyampe!” Lalu dia mulai menjilati memekku yang masih berlepotan lendir itu. Aku menggeliat ketika merasakan kembali lidahnya yang menjilati bibir luar memekku. Aku mengusap-usap rambutnya yang masih rajin menjilati memekku.

Aku mendesah ketika lidahnya mulai mencari-cari sisa lendir di balik sekumpulan urat saraf yang itilku. Aku menggeliat. Dan menggeliat lagi ketika merasakan itilku dijentik-jentik dengan ujung lidahnya. Dia masih menjilat-jilat. Sesekali mengulum bibir luar memekku. "Om, nikmatnya!” desahku sambil menatapnya.

“Sekarang dimasukin ya In!” Aku diem saja, menunggu. Dia menjatuhkan dadanya di antara kedua belah pahaku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. “Om, geli!” Dia tersenyum sambil mengangkat kepalanya. Tapi tak lama kemudian diulang-ulangnya mencium hingga membuat aku kembali menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan kedua siku dan lututnya, dia merangkak hingga wajahnya terbenam di antara kedua tokedku.

Dikecupnya lekukan tokedku. Lidahnya sedikit menjulur ketika mengecup. Kecupan basah. Tak lama kemudian, lidahnya melata menjilat tokedku sebelah kanan. Diulangnya beberapa kali hingga tokedku mulai basah tersapu air liurnya. Ia berhenti sejenak untuk menatap keindahan pentilku. Lalu tangannya kirinya bergerak mengusap bagian bawah buah tokedku, kemudian bergerak ke arah atas sambil meremas dengan lembut. Remasannya membuat pentilku terlihat semakin tinggi. Menggemaskan. Dan dengan cepat dikecupnya pentilku yang masih kecil itu. Dikulumnya sambil mengusap-usapkan tangan kanannya di punggungku. “Kamu cantik sekali, In” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tersenyum, senang mendengar pujian itu. Kurangkulnya lehernya dengan tangan kiriku, kemudian kucium bibirnya dengan mesra. Kuhisap lidahnya yang menyusup ke bibirku. Kuhisap sambil mengait-ngaitkan ujung lidahku. Tak lama kemudian, tangan kananku bergerak ke arah pangkal pahanya.
Setelah mengusap-usap beberapa kali, kugenggam batang kontolnya. Lalu kuarahkan palkonnya ke celah di antara bibir memekku yang mulai berlendir. Dia menarik nafas panjang merasakan kelembutan dan kehangatan di ujung batang kontolnya. lendir dari celah bibir memekku mengolesi ujung palkonnya. Batang kontolnya menjadi semakin keras. Urat-urat berwarna hijau di kulit batang kontolnya semakin membengkak. Dia sedikit menekan pinggulnya agar palkonnya terselip di bibir memekku. Dia menatap wajahku ketika merasakan pinggulku yang ditindihnya menggeliat. Dengan tambahan tekanan yang lebih keras, palkonnya akhirnya terselip. Dia menahan nafas ketika merasakan hangat dan sempitnya bibir memekku menjepit palkonnya. Lalu ia mulai menciumi leherku Dadanya direndahkan hingga menekan kedua tokedku. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin merasakan kekenyalan tokedku ketika aku menggeliat. Dia mendorong batang kontolnya lebih dalam. “Ohh.., om.” Dia menciumi telingaku. “Belit pinggangku dengan kakimu, Sayang,” bisiknya di sela-sela ciumannya. Tangan kirinya meremas tokedku, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus paha luarku yang baru membelit pinggangnya. Lalu ia mendorong batang kontolnya lebih dalam. Sesak! Perlahan-lahan ia menarik sedikit batang kontolnya, kemudian mendorongnya. Hal itu dilakukannya beberapa kali hingga dia merasakan cairan lendir yang semakin banyak mengolesi palkonnya.

Sambil menghembuskan nafas berat, didorongnya batang kontolnya lebih dalam, kemudian ditariknya batang kontolnya hingga hanya ujung palkonnya yang yang terselip di bibir luar memekku. Lalu didorongnya kembali perlahan-lahan. Diulangnya beberapa kali. Lalu diciumnya bibirku dengan lahap. pentilku diremasnya dengan jempol dan jari telunjuknya. Dan ketika merasakan aku mendorong pinggulku, dengan cepat didorongnya pula batang kontolnya. “Hmm.., hhmm..!” gumamku sambil mengisap lidahnya sekeras-kerasnya. Aku hanya dapat bergumam ketika merasakan batang kontolnya menghunjam ke dalam lubang memekku. Aku menggeliat-geliat, tapi semakin menggeliat, batang kontolnya masuk semakin dalam. Sesaat,dia membelai-belai rambut di dahiku. Lalu mengecup keningku dengan mesra. Tak lama kemudian, bibirku dikecupnya dengan lembut. Dikulumnya dengan penuh perasaan. Dia baru menarik batang kontolnya perlahan-lahan setelah merasakan lidahku menyusup ke dalam mulutnya.
Dia kembali membenamkan batang kontolnya perlahan-lahan. Kali ini ia hanya mendengar aku mendesis beberapa kali sambil merangkul lehernya erat-erat. Dia pun merasakan dua buah kakiku yang semakin erat membelit pinggangnya. Ia masih tetap mendengar aku mendesis ketika dia menarik batang kontolnya.

Setelah menarik nafas panjang, dia menghentakkan pinggulnya sedalam-dalamnya hingga pangkal pahanya bersentuhan dengan pangkal pahaku. Dia mendesah beberapa kali ketika merasakan seluruh batang kontolnya terbenam ke dalam memekku. Bahkan dia merasakan ujung kontolnya menyentuh mulut rahimku. Sejenak dia diam tak bergerak. Dia sengaja membiarkan batang kontolnya menikmati sempitnya lubang memekku. Dia terpejam merasakan remasan lembut di batang kontolnya ketika memekku berdenyut.

“Aarrgghh.., ooh, ohh..,” rintihku ketika seluruh batang kontolnya telah terbenam ke dalam lubang memekku. aku merasakan nikmat di sekujur tubuhnya. Rasa yang membuat bulu-bulu roma di sekujur tubuhku meremang, yang membuat aku terpaksa melengkungkan punggungnya. Kuku-kuku jari tanganku menancap di punggungnya ketika aku merasakan biji pelernya memukul lubang pantatku. Aku semakin melengkungkan punggungku menjauhi kasur ketika dia menarik batang kontolnya. Aku tak mampu bernafas ketika merasakan nikmatnya saat bibir dalam memekku tertarik bersama batang kontolnya. Rasa nikmat yang menjalar dari memekku, membuat punggungnya terhempas ke atas kasur ketika dia
kembali menghunjamkan batang kontolnya. aku menggigit bibirku meresapi kenikmatan yang mengalir dari itilku. Itilku yang tergesek ketika dia menghunjamkan batang kontolnya. Dia mendesah setiap kali mendorong batang kontolnya. Seumur hidupnya, Ia tak pernah merasakan ada mem3k yang menjepit batang kontolnya sekeras itu. Memekku yang sempit yang membuat telapak tangannya harus menekan kasur sekeras-kerasnya ketika ia menarik batang kontolnya. Akhirnya dia tertelungkup di dadaku. Tangannya menyusup ke balik punggungku dan menggenggam kedua bahuku. Dia terpaksa hanya mengandalkan lututnya untuk menekan kasur agar ia tetap dapat mengangkat dan mendorong pinggulnya. Dia hampir tak mampu membendung pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., yang, aku dah mo ngecret, didalem ya"..!” desahnya.

Nafasnya mendengus-dengus. Kelopak matanya terbeliak-beliak. Terdengar bunyi “plak” setiap kali ia menghunjamkan batang kontolnya karena pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku. Bunyi itu semakin keras terdengar setiap kali aku mengangkat pinggulk untuk menyongsong batang kontolnya yang menghunjam. “Aarrgghh.., In, aaku.. Aaku..” Dia tak mampu lagi mengendalikan pejunya. Dia masih mencoba bertahan. Tapi semakin lama memekku yang menelan kontolnya terasa meremas semakin kuat. Remasan yang berdenyut-denyut, seolah ingin menghisap peju yang tertahan di batang kontolnya. “Aarrgghh.., aarrgghh.., aku ngecret..,” raungnya ketika merasakan pejunya menerobos lubang saluran kontolnya. Dia menghunjamkan pinggulnya sekeras-kerasnya agar ujung palkonnya tertanam sedalam-dalamnya ketika pejunya menerobos ke luar dari kantung biji pelernya. Dia mencengkeram kedua bahuku dengan erat saat dia pun merasakan gigitan manja di bahu kanannya. “Om, aarrgghh.., aarrgghh..,Inez nyampe jugaa..!” rintihku ketika merasakan pejui yang sangat panas ‘menembak’ mulut rahimku. "Nikmat sekali dientot ma om, jauh lebi nikmat katimbang dientot cowok Inez". Aku tersenyum lemes, tak lama kemudian kami terlelap kelelahan dan juga penuh rasa nikmat.