♥ Ingin Mencari Agen Judi Online Terbesar dan Terpercaya ♦ Silahkan Kunjungi Website Kami Di WWW.POKERHUNTER77.COM ♣ dan Menangkan Jackpot Sebesar Besarnya ♠

Sabtu, 11 November 2017

NIKMATNYA ML SAMA PACAR KU YANG CANTIK SEWAKTU RUMAH KOSONG


Sebut saja aku Jamal dan pacarku bernama Dewi. Kami satu sekolah di Jakarta dan kami resmi menjadi pacar di kelas 3 setelah sekitar setahun sering pulang bareng karena rumah kami searah.
Dewi sendiri adalah seorang gadis yang bertubuh mungil, tingginya mungkin tidak lebih dari 155 cm dan bertubuh kurus, namun memiliki ukuran payudara yang besar, mungkin seukuran dengan payudara Febby Febiola. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu seksnya pun pasti besar. Tapi bukan itu yang jadi penyebab aku mencintainya, sikap manja dan tawanya yang lepas membuatku senang bersama dan bercanda dengannya.
Hubungan pacaran kami layaknya gaya pacaran remaja era 90-an, tidak lebih dari nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji. Tapi memang setelah pulang sekolah aku sering mampir ke rumahnya untuk ngobrol atau mengerjakan tugas bareng. Biasanya ada ibunya dan adik laki-lakinya yang masih smp.
Sehari menjelang acara liburan perpisahan sekolah kami, seperti biasa aku mengantarnya pulang dan mampir ke rumahnya. Ternyata hari itu ibunya sedang ke Kota Malang bersama adiknya untuk menjenguk kakaknya yang kuliah dan sedang sakit di sana. Sedangkan bapaknya memang biasa pulang malam. Jadilah kami hanya berdua di rumah tersebut.
“Mau nonton VCD ga? Aku punya VCD baru ni,” katanya seperti biasa dengan ceria. “Boleh,” sahutku. “Bentar ya, aku mo ganti baju dulu, bau,” katanya sambil beranjak ke kamarnya. Aku pun memasukkan keping VCD ke dalam VCD playernya sambil menunggunya ganti baju.
Tidak lama dia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. Kami pun menonton film dengan duduk bersebelahan di sofanya. Film yang kami tonton adalah film Captain America: Civil War.
Kugenggang tangannya dan menariknya menempelkan bahunya dengan bahuku, dia pun merapat dan lenganku pun kini berada di atas payudaranya yang kenyal. Dia sudah terbiasa dengan hal ini, toh biasanya pun seperti itu tiap kali nonton di bioskop atau di perjalanan.
Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini dia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku. “Cantiknya gadisku ini,” pikirku dalam hati. Tanganku pun kuletakkan di atas perutnya. Ketika adegan ada adegan panas di film, kurasakan nafasnya berubah. Terus terang aku pun merasa terangsang, pelan-pelan kugeser telapak tanganku ke atas payudaranya, tapi dia menolaknya.
Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan dia tersenyum kepadaku. Kulanjutkan dengan mengecup pipi dan bibirnya, lagi-lagi dia tersenyum. Itu adalah ciuman pertama kami. Ciuman yang awalnya hanya menempel kurang dari sedetik, kini sudah menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah kami saling bermain dan tanganku pun sudah meremas-remas payudaranya.
Tiba-tiba dia bangun dan duduk di sebelahku, “udah ya, nanti keterusan lagi”. “Sorry ya, abis kamu gemesin sih. Tau ngga, itu tadi ciuman pertamaku lho,” ujarku polos. “sama,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu. Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton.
Setelah film selesai, dia bangkit dari duduknya, “Mau ke mana?” tanyaku. “Mau beresin baju dulu buat besok,” jawabnya. Memang besok kami akan pergi ke luar kota bersama seluruh teman satu sekolah.
“Mau dibantuin?” tanyaku. “Ayo,” jawabnya sambil berjalan menuju kamarnya. Aku pun mengikutinya ke kamarnya dan inilah pertama kalinya aku masuk ke kamarnya. Kamarnya betul-betul menunjukkan kalau dia masih manja, dengan cat pink dan tumpukan boneka di atas ranjangnya.
Dia mulai mengeluarkan baju-bajunya. “Yang ini jangan dibawa, terlalu seksi,” kataku ketika dia mengeluarkan bajunya yang memang tipis dan berbelahan dada besar. “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja.
Aku pun mengambil alih lemarinya dan kupilih-pilih baju yang kupikir cocok untuk dibawanya. Tiba-tiba muncul ide isengku untuk memilihkan juga pakaian dalamnya. Kuambil satu yang berwarna krim, “ih jangan pegang-pegang yang itu” jerit manjanya sambil berusaha merebut dari tanganku. Aku pun berlari menghindar, “Wah ini toh bungkusnya, gede juga,” candaku.
Dia pun menarik tanganku dan memelukku untuk merebut bra dari tanganku yang lain. Segera saja kucium lagi bibirnya dan dia pun membalas ciumanku. “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku.
Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Kini posisiku ada di atasnya dan menempel di tubuhnya. Terasa betul payudara kenyalnya di dadaku. Kugeser tubuhku ke sampingnya agar dapat meremas payudaranya. “emmmh…emhhhhh…emhhhh,” desahnya makin jelas dan kini tangannya sudah menyentuh penisku dari luar celanaku. “Sudah nafsu banget,” pikirku.

Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung. Kuangkat ke atas kaosnya sehingga kini terpampang payudaranya yang besar terbungkus bra krim. Segera kuciumi kedua payudaranya dan tidak lama dia pun melepas sendiri bra tersebut. Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap.
Kumainkan kedua putingnya, kujilati bergantian. “emmmh….emhhhh…kamu juga buka dong,” pintanya sambil menahan desah. Segera kubuka baju seragam dan celana sekolahku hingga tinggal celana dalam, kulanjutkan dengan membuka celana pendeknya. “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya.
Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam. “Enak?” tanyaku. Dia hanya mengangguk sambil meremas-remas penisku dari luar celana dalam. Tiba-tiba dia menarik keluar penisku. “dibuka aja ya?” tanyaku sambil kubuka celana dalamku.
Tangannya makin kuat meremas-remas penisku, sementara tangan kananku mulai memasuki vaginanya dari samping celana dalamnya. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah basah. Pelan-pelan kumasukkan jariku ke dalam vaginanya, kulihat kepalanya mendongak ke atas sambil terus mendesah.
“Boleh dimasukin ga?” tanyaku sambil menatap wajahnya yang sekarang menjadi begitu seksi. “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah. Mendapat persetujuan, aku pun berdiri di bawah ranjangnya dan di antara kedua kakinya. Kutarik lepas celana dalamnya sehingga kini untuk pertama kalinya aku melihat langsung vagina seorang gadis.
Vaginanya berwarna coklat dan kedua bibir vaginanya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Bulu-bulu kemaluannya yang tipis sudah terkena lendir-lendir yang keluar dari vaginanya ketika kumasukkan jari telunjukku tadi. Kucium vagina tersebut, “iiiihh, apaan sih. Jangan dicium, jijik ah, “ tolaknya sambil kedua telapak tangannya menutup vaginanya.
“Abis imut sih,” kataku sambil tersenyum kepadanya. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. Sesekali kujilat-jilat kedua putingnya. “ehmmm…ehhhhm….” lenguhnya makin tidak jelas. “Ji, masukin ji, masukin….emmmhhhh,” pintanya.
Segera kudorong penisku memasuki lubang vaginanya, begitu sempit namun karena sudah dipenuhi cairan-cairan, akibat rangsangan tadi, perlahan-lahan penisku kun menembus vaginanya. “Oooooooh…ohhhhhhh,” kali ini aku pun ikut mendesah keenakan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, kurasakan denyutan-denyutan vaginanya menjepit kepala penisku, begitu nikmat. Kutatap wajahnya, mata kami pun berpandangan seolah membuat kesepakatan untuk mulai memompa.
Kutarik pelan-pelan penisku lalu kumasukkan kembali pelan-pelan. “Ji, enak banget ji. Aduh enak banget….emmmmhh,” teriaknya makin meracau. Semakin lama kocokan penisku semakin kencang. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya.
Dia pun menarik tubuhku memeluknya. Kini tubuh kami serasa menempel, payudaranya menempel di dadaku yang telah berkeringat. Bibir kami berpagutan dan lidah kami saling membelit. Nikmat sekali. Hanya penisku yang masih bisa bergerak keluar masuk vaginanya.
“Ji…..ohhhhh…ohhhh….jiii ,” tiba-tiba tubuhnya menegang kemudia lemas sebentar. “Kamu keluar ya?” tanyaku sambil menghentikan kocokan penisku namun masih terbenam di vaginanya.”Iya, enak banget, enak banget. Kamu belum ya?” jawabnya sambil kepalanya menggeleng-geleng pelan seolah baru merasakan sangat enak.
Tidak kujawab pertanyaannya tapi kembali kukocok penisku. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya. Karena memang sebetulnya aku pun hampir ejakulasi, tidak lama kemudian aku pun mengeluarkan maniku. “Ohhhhhh…ohhhhh…ke….keee ,” racauku sambil menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya.
Kucabut penisku dan tidur di sebelahnya. “Enak banget, makasih ya ke,” ucapku. Dia Cuma tersenyum dan memelukku dengan kepalanya bersandar di dadaku. Setelah itu kami pun mandi bersama. Besoknya di acara liburan perpisahan sekolah, kami menjadi semakin rapat seperti sepasang pengantin baru. Kami pun beberapa kali mengulangi aktivitas seks di rumahnya.
Hingga akhirnya kami berpisah jarak karena harus kuliah di kota yang berbeda dan berujung dengan putus karena sulit mempertahankan pacaran jarak jauh. END

Cerita Ngentot Seks ML dengan 3 Guruku


Kisah ini bermula ketika aku masih disekolah dan dipanggil oleh guruku yang seksi dan semok ke ruang BK. Ada apakah gerangan ? mari kita simak..
Hey apa kabar para pembaca Cerita Sex, saya akan bercerita tntang cerita sex dengan guru ku. Sebelum saya memulai cerita saya perkenalkan nama saya Aldi, umur saya 16 tahun. Saya adalah salah satu siswa disekolah swasta, ssaya sekarang kelas 2 SMA. Awal mula kejadian ini berawal pada saat saya mendapat remidi tugas sekolah, mohon maklum karena otak saya pas-pasan, hha. Waktu itu pelajaran yang saya remidi adalah pelajaran bahasa Indonesia, maklum dong ya karena saya orang indonesia kalau nggak lulus bahasa Indonesia ( ngeles dikit ) wkwkwk. Walapun saya remidi tapi saya tidak sedih ataupun nyesel, secara guru yang mengajar bahasa imggris ini adalah Ibu Indah, beliau termasuk guru yang Sexy karena dia mempunyai sepasang tetek yang bisa dibilang besar dan So Wow, hhe. Waktu itu remidi saya tepatnya hari Rabu, saat itu sayapun mulai bergegas menuju ruangan Ibu Indah, kira2 pukul 2 siang,
“ Selamat siang, Buk saya mau remidi pelajaran bahasa Indonesia Buk, kira-kira Ibuk kapan bisanya ” tanya saya,

“ Aduh, maaf sebelumnya nak, kebetukan sekali hari ini Ibuk ada acara mendadak jadi Ibuk tidak bisa sekarang nak, gimana ya enaknya nak,… Eummm… oh ya gimana kalau nanti sore kamu kerumah ibu aja kira-kira jam 4.30 sore, Gimana nak ? ” jawab Ibu Indah,

“ Iya Buk, saya ikut ibuk saja deh waktunya “ Jawab saya,
Akhirnya sepakatlah kami untuk remidi di rumah Ibu Indah. Oh iya hampir lupa, perlu diketahui juga nih temen-temen, Bu Indah ini masih single dan umurnya tergolong masih muda karena umurnya baru 28 tahun, masih mantap deh pokoknya, hhe.

Tibalah tepat jam 3.30 sore, Saya segera menuju TKP ke rumah Bu Indah. Wah, ternyata rumah Bu Indah mewah sekali, yang membuat saya heran, diumurnya yang sudah waktunya menikah kenapa belum juga menikah, padahal diakan sudah mapan dan cantik lagi, tapi yaudahlah ya nggk usah diambil pusing.

Kemudian sayapun mulai menekan Bel di pintu rumah Bu Indah. Setelah beberapa menit kemudian, keluar lah Bu Indah dengan memakai daster yang agak menerawang dan yang paling mengherankan Bu Indah tidak memakai bra kawan, secara otomatis saya pun bisa melihat jelas puting susunya, lumayan rejeki anak Sholeh, hha. Tidak lama kemudian saya pun masuk ke ruang tamunya, dan mulailah saya diberi soal-soal Remidi.

Singkat cerita selesailah saya mengerjakan soal remidi saya. Kemudian Bu Indahpun menilai hasil remidi saya, dan ternyata saya lagi-lagi tidak lulus dan terpaksa harus remidi lagi. Entah ini musibah atau rejeki buat saya. Hha. Bu Indah pun bingung harus bagaimana lagi menghadapi murid seperti saya yang mempunyai otak pas-pasan agar mendapat nilai bagus. Sayapun kemudian memberanikan diri untuk Saya bernaikan diri untuk menyampaikan usul kepada Bu Indah,
“ Buk maaf sebelumnya, gimana kalau saya dikasih video bahasa Indonesia saja buk, Saya kalau belajar lewat Video biasanya lebih gampang nangkep Buk ” Usul saya kepada Bu Indah,

“ Oke deh kalau gitu ayok ikut ibuk kekamar , nanti Ibu kasih Video deh “ ucap Ibu Indah,

“ Iya buk “ jawab saya,

Tak lama kemudian Bu Indah pun bergegas kekamarnya sambil mengajak saya untuk masuk kekamarnya untuk diperlihatkan Video. Kemudian sayapun disuruh mencari Video dikomputer Ibu Indah, dan mulailah saya mencari Video untuk belajar. Ketika saya mencari-cari Video di Komputer Ibu Indah, tidak sengaja saya menemkan Video Bokep. Tanpa basa-basi sayapun meminta untuk belajar bahasa Indonesia lewat Video bokep. Semula Bu Indah sempat menolak permintaan saya, tapi entah mengapa tidak lama dia mulai menyetujui permintaan saya. Mungkin aja dia Horny kali yah saya sama karena diumur segitu masih saja singgle. Hha.

Mulailah Video diputar, ternyata setelah diputar isi dari video itu adalah seorang wanita berdada besar yang sedang mengocok penis seorang lelaki menggunakan kedua payudaranya. Saat Saya lihat kebelakang, ternyata Bu Indah Mulai terangsang dan nampaknya sudah dia mulai Horny dengan saya. Karena saya juga sudah Horny juga, kemudian sayapun mulai memberanikan diri untuk memepeluk Bu Indah, kemudian saya beranjak mencium seluruh tubuhnya.

Tanpa pikir panjang sayapun mulai membuka dasternya sehingga Bu Indah pun tanpa busana lagi.Bu Indah pun tidak tinggal diam, dia mulai merespon saya dengan mulai membuka celana saya, saya pun membantu membukakan baju saya sendiri sehingga kami berdua pun tanpa sehelai benang pun. Kemudian saya mulai menjelajahi ke arah payudara dan mulai menghisap putingnya yang sudah mengencang tersebut.
“ Ssss… Ahhhh… Uhhh…. Ahhhh… “ desah Bu Indah,

Mulailah terdengar desahan kecil dari mulutnya, tak lama, Bu Indahpun mulai menghisap penis saya yang panjangnya 16 cm itu. Ternyata, Bu Indah jago banget tuh Blow Job nya ( nyepongnya ), kemudian sayapun meminta untuk bergaya 69, kamipun saling menghisap dengan nikmatnya. Kira-kira setelah 30 menitan, sayapun merasakan Penis saya rasanya ingin memuntahkan sperma saya,

“ Uhhh…. Ahhh… Buk, Penis saya pengen muncrat nih, di muncratin di mana nih Buk ? ” ucap saya,

“ Sss… ahhh… Ibu juga pengen muncrat nih, kita muncratin bareng-bareng, punya kamu mucratin kemulut ibu aja… Ahhhh …. “ jawabnya sambil mendesah kecil,

Tidak lama kemudian Penis saya pun memuntahkan sperma kedalam mulut Bu Indah dan air surga Bu Indahpun juga dimuncrakan di mulut Saya. Saya pun tidak menyia-nyiakan cairan surga Bu Indah, saya jilat sampe bersih tuh cairan surganya, begitu pula Bu Indah. Belum sempat beristirahat Bu Indah mulai menuntun Penis Saya untuk masuk ke lubang vaginanya yang masih sempbit itu. Setelah beberapa menit, akhirnya Penis Saya masuk semua ke vagina Bu Indah.
“ Zleeeeebbbb… “ suara yang terdengar dari sodokan penis saya ke vagina Bu Indah.

Mulailah saya mengayun keluar masuk Penis saya kedalam Vagina Bu Indah.

“ Uhhhhh …. Sssss… Ahhh ….. Enak sekali nak …. Ahhhh… “ desah Bu Indah,

Tanpa menjawab saya terus mengayunkan Penis saya kedalam Vagina Bu Indah. Kira-kira setelah 30 menit, Bu Indah dan Saya pun mulai merasakan nikmat dan kebetulan kami juga mendapatkan orgasme secara bersamaan,. Tidak lama kemudian kamipun mendapatkan Orgasme bersamaan, Akhirnya kamipun mendapatkan Orgasme. Tanpa saya sadari, ternyata saat saya melakukan hubungan Sex tadi permainan kami terlihat oleh Bu Anisa dan Bu Farida yang kedatanganya tadi tidak saya ketahui. Dan ternyata juga dari awal kami melakukan hubungan Sex mereka sudah mengintip permainan kami.

Bu Anisa ini umurnya 32 tahun dan sudah mempunyai anak, Payudara Bu Anisa berukuran 36 B, sedangkan Bu Farida payudaranya sekitar 34 B berumur 30 tahun dan masih singgle seperti Bu Indah. Singkat cerita saya pun mengajak mereka berdua untuk melakukan hubungan sex dengan saya. Ternyata tawaran sayapun diterima oleh mereka dan langsung membuka baju mereka masing sampai akhirnya mereka pun bugil tanpa busana. Dengan cepat mereka naik ke ranjang dan bergabung dengan kami berdua.

“ Oh iya Buk, kok tiba-tiba bisa sampe disini ? Padahal tadi kan tidak ada ” tanya saya,

“ kamu nggak tahu yah kalau sebenarya saya dan Bu Anisa dari tadi sudah ada lagi di lantai 2, emang Bu Indah tidak kasih tau ya.. hha… ” jawab Bu Farida,
“ Wah ketahuan deh saya Buk, hha… Pantesan saya saja saya tidak mendengar kedatangan kalian berdua Buk ” jawab saya,
Tanpa banyak bicara, Bu Farida pun langsung mengemut penis Saya, sedangkan Bu Anisa berciuman mesra dengan Saya dan Bu Indah menjilat-jilat anus Saya. Terus terang aja, Saya kewalahan melayani nafsu mereka berdua yang luar biasa banget itu.

Lalu mereka ganti posisi yaitu Bu Farida menjilati anus saya, Bu Indah bercumbu dengan saya dengan mesra sedangkan Bu Anisa mengulum penis saya. Lalu, Saya minta ganti posisi yaitu doggy. Saya doggy sama Bu Farida. Sedangkan Bu Indah dan Bu Anisa saling menjilati memek masing. Setelah itu, Saya minta ganti doggy style kepada Bu Anisa. Sedangkan Bu Farida mengemut puting dada saya. Ah, akhirnya saya pengen orgasme. Lalu Bu Farida menuntun saya untuk masuk ke memeknya.

Meskipun agak susah, tetapi akhuirnya semua nya masuk juga. Lalu Saya muncratkan seluruh sperma saya ke vagina Bu Anisa. Lalu saya menjilati memek Bu Farida dan akhirnya Bu Farida orgasme dan memuncratkan cairan kewanitaannya ke muka saya. Lalu Bu Farida terkulai lemas. Target saya selanjutnya adalah Bu Anisa. Saya masukan penis saya ke vagina Bu Anisa dan melakukan gaya Man On Top dengan kecepatan yang cepat. Setelah puas melakukan Man On Top akhirnya saya meminta Bu Anisa melakukan Women On Top. Dengan liarnnya Bu Anisapun menggoyangkan pinggulnya diatas tubuh saya.

Singkat cerita setelah kami melakukan hubungan sex kira-kira selama 20 menit, Bu mulai merasakan orgasme, disusul dengan saya yang juga merasakn orgasme juga. Tidak lama kemudian kamipun mendaptakan orgasme. Selesailah permainan kami dan saya langsung menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuh saya dan mandi. Tidak lama ketiga buguru sayapun menyusul saya dan kamipun melakukan mandi bersama di bathub kamar mandi Bu Indah. Sungguh melelahkan sekali permainan Sex dengan Ketiga Bu guruku hari ini. Demikian cerita Sex dengan ketiga ibu guru saya. END.

Kamis, 09 November 2017

Cerita Lepas Perawan Adik Sepupuku Yang Polos


Nama ku Hari saat ini aku kuliah disalah satu perguruan tinggi swasta diyogyakarta semester 1, umurku 19tahun, tinggiku 175cm dengan wajah yang ditakdirkan tdk terlalu ganteng-ganteng amat sih tapiiii yahh bisa dibilang manis lah, untuk urusan sex aku termasuk baru mulai mengenal ML itu yah disaat aku mulai masuk bangku kuliah. 

Karena aku berasal dari luar jogja aku menumpang dirumah om Rahmad, om Rahmad itu adalah kakak dari mamaku, kebetulan om Rahmad jg memiliki kost-kostsan dengan 30 kamar, om Rahmad sendiri memiliki seorang istri namanya tante angel beliau adalah wanita keturunan chinese yang sangat cantik, diumur 30tahun terlihat muda dan menggairahkan, om Rahmad sendiri sudah berumur 40tahun, om Rahmad menikahi tante agnes disaat tante angel masih berumur 16thn. 

Dan dari hasil pernikahan mereka dikaruniai 3 orang anak perempuan, anak pertama bernama Riris 17thn kelas 2 di salah satu sma favorit dijogja, Riris memiliki tubuh yang sintal dengan tinggi 160cm dengan payudara 34C, dengan kulit yang putih dan memiliki wajah yang cantik seperti mamanya, anak kedua bernama Monica berumur 14thn kelas 2 smp memiliki tubuh yang agak sedikit gemuk dengan tinggi 155cm dengan payudara 32B putih dan cantik, Monica anaknya sedikit centil. 

Dan Lavenia berumur 12thn kelas 6sd memiliki wajah yang mirip mamanya dengan tubuh yang bisa dibilang bongsor dengan tinggi 157cm dengan payudara 32A kl sedang tdk memakai seragam sekolah tdk seperti anak sd, Lavenia anak yang periang, lincah dan cerewet. 

Seperti yang aku bilang aku mengenal sex diawal aku masuk bangku kuliah dan akhirnya terus berlanjut, pengalaman pertama aku melakukan ml adalah bersama sepupuku Riris. 

“Pagiiiiiiiii om tante wahhh udah pada kumpul nih,,,”aku menyapa tante angel dan om Rahmad yang sedang menyantap sarapan pagi. 

Woww tante angel terlihat seksi sekali dengan menggunakan baju tidur terusan sebatas paha. 

Cuuuuupppphhh… 

“Pagi gadis pemalas, belum mandi udah sarapan, masih bau iler jg”aku mencium pipi Riris sambil menggoda nya dan mengacak-acak rambutnya. “Ihhhhhhh apaan sih mas, reseeee tauk gak, kalo bau ngapain cium-cium??” Riris sedikit merengut kesal aku godain. 

Hahahahaha.... Aku cuma tertawa melihat tingkahnya itu. 

“Lho Monica sama Lavenia mana tante? Kok ga keliatan”aku menanyakan keberadaan kedua sepupuku itu pada tante angel. 
“Monica sama Lavenia Yah udah berangkat sekolah dari tadi dong mass”bukan tante angel yang menjawab malah Riris yang menjawab pertanyaanku. “lha kamu sendiri kok ga sekolah dek??”Tanyaku ke Riris.. 
“Liburrr dong, guru nya rapat mas..”Jawab Riris. 

Aku hanya membulatkan mulutku menanggapi jawaban Riris. 

“Owh iya hari ini om sama tante berangkat kejakarta ada urusan bisnis selama 3 hari, kami minta tolong kamu menjaga rumah dan menjaga adek-adekmu ya?”Tiba-tiba om Rahmad membuka suara setelah dari tadi hanya tersenyum melihat tingkahlaku aku dan Riris. “Ohhh oke,, om tenang saja”Akhirnya rutinitas sarapan dipagi hari itu berlanjut. 

Setelah sarapan om dan tante kembali kekamarnya untuk bersiap-siap berangkat, dan Riris entah kemana mungkin berada dikamarnya Dan setelah om dan tante pergi aku bingung mau ngapain dan merasa bosan akhirnya aku menuju kamar Riris bermaksud iseng menggodanya, tapi saat sebelum aku mengetuk pintu kamarnya, aku mendengar suara-suara desahan. 

“Desahan apa itu? Itu kan suara Riris? Apakah Riris lg mansturbasi?” Semua pertanyaan itu muncul didalam pikiranku. 

Tiba-tiba aku membayangkan Riris dengan tubuhnya yang telanjang sedang bermansturbasi diatas kasur. Aku tiba-tiba dikejutkan dengan suara desahan panjang yang kencang menandakan dia sudah mencapai orgasmenya dan itu langsung membuyarkan lamunanku.

” Riris… Riris… Kamu kenapa dek? Kok teriak-teriak, aku masuk yah” aku berteriak dari luar pintu sambil membuka pintu kamarnya yang ternyata tdk dikunci.


“Jaaanggaaannn masuk mass” teriak Riris tapi telambat pintu kamarnya sudah terbuka dan aku melihat dengan jelas tubuhnya yang sedang telanjang bulat dengan tangan yang masih mengelus memeknya

“Kyyaaaaaaaaa…”.

Astaga kamu lagi ngapain Ris?

Aku benar-benar kaget melihat adik sepupuku ini sedang menonton film porno sambil bermansturbasi, gila ternyata seperti ini kelakuannya.

“Buuuukkkkkk”, Tiba-tiba sebuah bantal mendarat dimuka membuyarkan pikiranku.

” aku lg ga ngapa-ngapain mas, dan tolong keluar mas” Riris berteriak setelah melemparkan bantal ke muka ku.

” Boong kamu, mas lihat apa yang sedang kamu lakukan dan mas mendengar kamu mendesah-desah, jgn bohong atau mas bakalan lapor ke tante agnes” aku coba mengancamnya.

Dia terlihat kaget mendengar ucapanku.

” Mas jgn mas, plisss iya mas maafin aku, aku penasaran mas dengan yang selalu diceritakan teman-temanku soal seks, dan aku penasaran gimana rasanya mas, maaf mas, pliss jng bilang ke mama dan papa hikkk.. Hikk..” Riris mencoba memohon pada ku sambil terisak menangis. Astaga aku benar-benar kaget mendengar pengakuan Riris.

“Oke mas ga akan melaporkan apa yang sudah kamu lakukan ini, tapi…”

Aku menggantung kata-kataku.

“Tapi apa mas??”

“Tapi kamu lanjutkan apa yang kamu lakukan itu dihadapan mas” aku melanjutkan kata-kataku.

“Apa?? Tapi mas aku malu” Riris nampak kaget mendengar kata-kataku

“Kenapa? Kamu gamau? Yaudah kalo gitu kalo tante agnes pulang mas akan melaporkan perbuatanmu ini” ucapku sambil berbalik akan beranjak keluar dari kamar Riris

“Ahhhh mas Jgn mas, oke oke aku akan lakukan mas tapi plis jgn melaporkan ke mama” Riris menjawab sambil ketakutan.

“Yaa udah tunggu apa lagi” kataku sambil duduk di kursi yang berada disebelah tempat tidurnya.

Akhirnya Riris mulai melanjutkan kegiatan nya yang sempat terhenti tadi, Dia mulai meremas remas kedua payudara nya.

” Aaahhhhhh ssshhhhh emmmm” Riris mulai mendesah desah tertahan, sepertinya dia masih merasa malu pada ku.

” Elus elus memekmu jg sayang” aku mencoba menyuruhnya mengelus-elus memeknya, dan dia mulai mengelus memeknya yang merah merekah, dan masih sedikit ditumbuhi bulu

“AaarggHhhhhhhh mas geli rasanya sssshhhhhh..” Riris kembali mendesah

” Tapi enak kan” kataku

“Iya mas enak banget ssshhhhhh” Riris menjawab sambil mendesah.

Celana ku terasa sesak karena kontolku yang berukuran 17cm sudah menegang maksimal melihat Riris bermansturbasi dihadapanku, dan akhirnya aku pun tak tahan kemudian mengeluarkan k0ntolku dan mulai mengocok k0ntolku yang sudah menenggang sambil melihat Riris yang sedang mengelus memeknya sambil merem melek.

aaahhhhhh ssshhhhhh terdengar desahan seksi yang keluar dari mulut Riris.

Aku semakin tak bisa menahan hawa nafsuku untuk menyentuh tubuh adik sepupuku ini dan akhirnya aku mulai mendekati Riris sambil masih mengocok k0ntolku.

Riris tersentak kaget melihat aku mendekatinya tapi kemudian matanya terlihat sayu menatap k0ntolku yang sedang ku kocok.

“Massss… sshhhhh… Mau ngapain mas?”Riris mencoba bertanya kepadaku

“Sssstttttt… Udah lanjutin aja sayang” ucapku yang mulai mendekatinya.

Aku yang sudah duduk disebelahnya mulai membelai rambutnya dan menatap matanya yang sayu dan dia tersentak kaget karena aku yang tiba-tiba langsung mencium bibirnya, Riris sedikit berontak atas perbuatanku tp tetap membiarkan aku mencium bibirnya bahkan aku mulai melumat bibirnya dan memasukkan lidahku kemulutnya mencoba mencari lidahnya, dan entah kenapa tiba-tiba dia membalas lumatanku, kami berdua pun saling berciuman.

Saling melumat tapi tdk sampai disitu saja perbuatanku, tangan kanan ku mulai mengelus perutnya dan naik mengelus elus payudaranya, aku mendengar desahan Riris disela-sela ciuman kami, tangannya mencoba memegang tanganku yang sedang meremas remas payudaranya dan memainkan putingnya yang sudah menegang dan tiba-tia dia melepaskan ciumannya.

“Aahhh mass apa yang mas lalukan? Aku takut mas, ahhh jgnn…” Ucap Riris dengan sedikit mendesah.

“ssssttttt… Nikmatin aja Ris, katanya kamu penasaran dengan namanya seks, nah mas akan menunjukanmu seperti apa rasanya, yahh enjoy,, nikmatin sayang”aku mencoba membujuknya

“Tapi mas….hmmppppp”, Ucapan Riris terputus karena aku sudah melumat bibirnya lagi.

Tanganku pun mulai turun kebawah hingga kepangkal pahanya mengelus elus memeknya yang masih jarang ditumbuhi bulu.

“Aaarrgggghhhhhhhh…..”, Riris tersentak kaget merasakan tanganku mengelus elus memeknya.

“Aahhhhh… mas sshhhh.. jangaannn mas aahhhhhh..” Riris mencoba menolak perbuataku dengan tangannya mencoba menahan tanganku, tapi aku tdk peduli dan terus mengelus memeknya bahkan aku mencari klitorisnya dan semakin mengelus semakin cepat.

Akhirnya Riris pasrah atas perbuatanku dengan mendesah semakin kencang.

“Aahhhhhhhh… Aaaahhhhh.. Mas ngapin mas ahhh geli banget mass aaarrhhhhhh…”, Aku terus saja mengocok-ngocok klitorisnya semakin cepat, dan tiba2.

“Aaaahhhhh mas aku rasanya pingin pipis mas aaaargghh udah mas ahhhh aaahhhhhh”, Sepertinya Riris akan mencapai orgasme nya.

“Aaaarrrrrrrgggghhhhhhhhh….aaaaahhhhh… Pipis mas aku pipis aaaaarrrggghhhhhhhhhh…” Tiba-tiba Riris menjerit kencang dengan tubuh yang mengejang karena mengalami orgasme nya yang baru pertama kali dia rasakan.

Dan tubuhnya kemudian melemas setelah mengalami orgasme nya.

“Hahhhh…haaahhhhh..haaahhhh”, Tampaknya nafasnya masih tersenggal senggal setelah merasakan orgasme.

“Tadi itu apa mas rasanya Riris pipis tapi bukan pipis yang keluar dan rasanya enak bnget mas haaahhh..” Riris mencoba menanyakan kepadaku atas apa yang baru dialaminya..

“itu td namanya kamu orgasme sayang, nikmatkan??” Ucapku

“Iya masss rasanya enak banget, sampe urat-urat ditubuhku lemes semua” ucap Riris dengan nafas yang masih tersengal-senggal.

“Hehehe itu belum seberapa sayang, masih ada yang lebih nikmat lagi, kamu mau coba? Dijamin kamu pasti ketagihan” bisikku disamping telinganya

“Beneran mas? Apa itu? Hemm boleh mas Riris mau haahh haahh” Riris menjawab dengan polosnya.

“Oke, kamu istirahat sebentar, sepertinya kamu terlihat capek banget, setelah itu kita lajutin lg permainan kita” ucapku pada adek sepupuku

“Hahahahaha ternyata nih anak masih sangat polos sekali soal seks” gumamku sambil mengelus-elus rambutnya.

“Gimana sayang mau lanjut?” Tanyaku kepada Riris karena aku melihat nafasnya sudah seperti biasa lagi

“Heemmmm tapi aku malu mas” ucap Riris

“Malu kenapa dek, udah tenang aja yahh! Kamu rileks, dijamin kamu pasti menikmatinya” ucap ku berusaha membujuknya.
Aku pun mulai mencium bibirnya lagi dan terus turun ke payudaranya, aku pun mengisap putingnya kanan kiri secara bergantian. 

Aku mendengar desahan desahan yang keluar dari bibir Riris, aku semakin menurunkan ciuman ku hingga kepanggal pahanya, dan mulai menghisap memeknya.

“Aaarggghhhh… mas geli mas ssshhhhh…mas ngapain memekku mas aaaahhhhhh” Riris meracau sambil meremas rambutku, aku semakin menghisap memeknya, klitorisnya pun tak luput oleh hisapanku, Riris hanya bisa mendesah menikmati perbuatanku.

Setelah yakin memeknya sudah sangat basah aku pun mulai menindih tubuh Riris dan mulai menggesek2kan kontolku ke bibir memeknya.

“Aarrrrgghhhhhhhh ssshhhhhhh”Riris semakin mendesah tak karuan, aku pun mulai sedikit menekan kontolku untuk masuk ke memeknya, tapi ternyata sulit sekali karena Riris masih perawan, aku pun semakin menekan k0ntolku, dan akhirnya sedikit demi sedikit masuk kepala k0ntolku.

“Ahhhhhh sakittttttttttttt.. Shhhhhh… Jgn mas.. Udah mass aku takut”Riris mencoba menahanku untuk tdk melanjutkan tindakkanku, aku cuma sedikit menenangkannya dengan mencium bibirnya dan meremas payudaranya.

Dan Riris sudah mulai kembali rileks, dan saat itu lah aku menekan kuat-kuat k0ntolku ke belahan memek nya dan aku merasakan k0ntolku menembus dinding tipis didalam memeknya dengan dibarengi teriakan kesakitan Riris.

“Aaaarrggggghhhhhhhhhhh… Saaakkkittttttttttt masss aaakkkkhhhh sakit, udah mas”Riris menjerit kesakitan saat merasakan memek nya dimasuki benda asing.

Aku mendiamkan k0ntolku yang telah bersarang didalam memek, sambil menikmati enaknya jepitan memek milik Riris, ternyata seperti inilah rasanya ml.



Dan aku mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakan Riris dengan mencumbu bibirnya, setelah melihatnya sedikit tenang aku mulai memompa k0ntolku keluar masuk memeknya secara perlahan dengan sambil mencumbu puting payudaranya.

“Sssshhhh…aaahhhh… Pelan mas masih perihhh aaaaakkkhhhh sssshhhhhh”ucap Riris dengan mendesah

“Iya sayang, nikmatin saja lama-lama perihnya akan hilang dan berganti jd enak” ucapku ke Riris.

Aku terus menggenjot memeknya keluar masuk dan aku merasa memek nya sudah terbiasa dengan k0ntolku yang mengobok-obok isi memeknya Dan Riris sepertinya sudah tdk merasakan perih lagi tapi sebaliknya merasakan enak di memeknya, terbukti dari desahan desahannya.

“Aaahhhhhh mas terus mas…aaahhhh enakkkk sssshhhh… Aaahhhh.. Mas jahat udah ngentotin sepupunya sendiriii…hhhhhmmmm….” Racau Riris.

Aku tersenyum mendengar kata2nya, aku terus menggenjot memek nya semakin cepat semakin dalam.

“Aaaaahhhhh Ris enak banget memekmu sayang,,pereettt banget aaahhhhhhh memek perawan emang nikmat” aku pun tak tahan untuk mendesah.

Selama sepuluh menit aku menggenjot memek nya tiba-tiba.

” Aaaahhhh massss aku mau pipis lagi masss aaahhhh… Aaaahhhhhh..” Ucap Riris lirih

“Pipis aja sayang, keluarin aja jemput kenikmatanmu sayang” bisikku ke Riris.

“Aaaahhh terusss massss aahhh aku ga tahan mas aaahhhhhh pipisss….. Aahhhhhh aku pipis massss… Aaaaarrrgggggggggghhhhhhh…”.

Riris mendesahhh panjang pantatnya sedikit terangkat keatas, dia mendapatkan orgasmenya lagi.

Hhhaaaahhh…haaahhhh….haaahhhhhh.

Terlihat dia terengah-engah tapi aku tak peduli aku belum keluar, aku memintanya menungging dan dengan doggy style aku mengobok-ngobok lagi memek bahkan semakin cepat.

“Aaaahhhhh… Aaahhhhhh… Aaaaahhhhh…” Riris hanya mendesah lemas.

Cukup lama aku menggenjotnya dengan posisi doggy style dan aku merasa aku akan mencapai yang ingin aku capai dalam persetubuhan ini dengan cepat aku membalikkan badannya lagi, memasukkan lagi k0ntolku ke memeknya dan menggenjot dengan cepat sampai terdengar bunyi gesekan k0ntolku dengan memeknya.

“Aaaaahhhhh….aaaahhhhh…”

Riris hanya bisa medesah desah pasrah.

“Aaakkhhhhhh mas aku mau pipis lagi aaahhhhhhhhhhhh…” Kata Riris disela rintihannya

“Sssshhh aahhhhh iya sayang sabar Ris mas jg mau keluar Ris aahhhh gilaaaa enak banget memekmu sayang… Aaaaakkkhhhh keluar sayang maasss aahh keluarrr…..aarrrrrrrggggggggggghhhh…”.

“Aku jg mas aku udah ga tahan masss aku pipis masssss…aarrrrrrrrrgggghhhhhhhhh…”

“Creetttt.. Creeetttt.. Creeeettttttt…”.

Dengan bersamaan Riris orgasme untuk ketiga kalinya pejuku pun menyembur deras didalam memek nya menyatu dengan cairan cintanya.

“Haaaahhhhh….haaaahhhhhh…”.

Kami sama-sama lemas dan terengah-engah menikmati orgasme kami yang dasyat ini. Setelah menikmati sisa-sisa orgasme kami, aku mencabut k0ntol ku dari dalam memek nya.

“Aaaarrrrhhhhh…” Riris sedikit merintih saat aku mencabut k0ntolku

” Haaahhhh… Gpp mas, ngilu rasanya pas mas keluarin punya mas tadi” ucap Riris dengan masih terengah-engah.

Aku pun beranjak dari atas tubuh Riris dan tidur disebelah Riris

Dia berbalik menghadapku dan menatap mataku nanar, aku melihat air matanya menetes.

“Ris maafin aku yahhhh” ucapku lirih sambil menatapnnya

“Mas seharusnya kita tdk melakukan ini, seharusnya ini tdk terjadi, kita ini saudara hikkk….hikkk…”Ucap Riris sambil terisak

“Maafin mas yahh Ris”ucapku yang masih menatap matanya

“Hiiikkkkk…hiiikkk… Massss jahaattt.. Hiiikkk.. Mas sekarang aku udah ga perawan lagi” ucap Riris masih dengan terisak

“Sssstttt… Mas minta maaf, mas khilaf, tapi mas mau bilang mas sayang sama kamu” ucapku dengan menatapnya dengan rasa bersalah.

Tapi entah tanpa aku sadari, aku merasa ada suatu perasaan yang lain yang muncul terhadap adek sepupuku ini! Apakah aku mencintainya? Pikirku.

Huuufffff gataulah.

“Ya sudahlah mas hiikkk.. Udah terjadi mau gimana lagi, tapi aku takut mas kalau aku hamil bagaimana??” Tanya Riris

Aku kaget dengan pertanyaan Riris, aku berfikir iya bagaimana kalau dia hamil? Arrgghhh apa yang akan terjadi nanti?

Bukannya aku gamau bertanggung jawab, tapi apakah keluarga kami akan memperbolehkan?

Ahhh gataulah, aku bahkan ga bisa berfikir tapi apapun yang terjadi aku akan bertanggung jawab, aku tersenyum dan berkata kepada Riris.

“Kamu tenang sayang, mas akan tanggung jawab kalo kamu hamil, kita akan menikah, mas sayang sama kamu”

” Mas serius???” Tanya Riris

“Iya sayang, atau mulai sekarang kita pacaran saja secara diam2 hehehe”Jawabku sambil mengedip-ngedipkan mata

” Iiiihhh apaaan sih mauu nya wwweeeekkk” ucap Riris samil memeletkan lidahnya kepadaku

“Massss… Hhhmmmm aku sayang mas, mas janji harus selalu ada untuk aku, mas harus selalu menjagaku, mas harus selalu mencintai aku, mulai sekarang aku adalah milik mas” Ucap Riris tiba-tiba mengagetkanku.

Tapi kemudian aku tersenyum, menjawab semua kata-katanya dengan kecupan dibibirnya dengan penuh kasih sayang, dia pun membalas kecupanku dan kami pun berpelukkan.

Pikiranku pun melayang entah kemana, entahlah apa yang akan terjadi nanti, apa yang akan aku hadapi esok biarlah menjadi rahasia bagiku, semua ini baru permulaan, dan entah akan seperti apa akhirnya, akupun memejamkan mata dan akhirnya kamipun tertidur berpelukkan dengan masih keadaan bertelanjang.

Expedisi dengan anak SD-Cerita Sex Dibawah Umur


Sebagai pemuda yang berusa 23 tahun, aku juga suka berselancar mencari situs-situs porno. Setelah bosan melihat berbagai situs porno dari orang-orang dewasa, akhirnya hobby ku itu menemukan situs-situs di bawah umur. Aku sangat terangsang dengan gambar-gambar anak dibawah umur yang melakukan berbagai adegan sex. Orientasi sex ku jadi berubah dan penasaran untuk tahu lebih jauh mengenai kegiatan sex anak-anak di bawah umur. Mungkin karena itu otakku jadi agak miring. Aku berpikir Audi dan Ria bisa menjadi proyekku untuk mewujudkan fantasi sex ku. Aku jadi punya keinginan melakukan eksprimen mempengaruhi dua anak asuhku menjadi obyek sex. Mereka tidak ada yang mengawasi kecuali aku, sehingga aku punya keleluasaan untuk mendidik apa pun kepada mereka. Akhirnya aku menyusun skenario untuk menjebak mereka sesuai dengan obsesiku. Aku akan mempengaruhi mereka secara perlahan-lahan, sehingga tidak sampai terjadi penolakan yang nanti membuat kekecewaan. Aku mengajari mereka melalui tontonan di TV melalui DVD. Aku rasa inilah cara yang paling memungkinkan untuk menghanyutkan mereka. Oleh karena itu mereka aku ajak menyaksikan filim-film yang sudah aku susun penahapannya.
Ria dan Audi duduk berjajar menyaksikan film. Mereka duduk malu-malu Sementara aku duduk di sisi lain Ria. Kami menyaksikan film X satu, dengan cerita yang cukup menarik. Ria berkali-kali menutup mata ketika di TV tampil cewek berciuman dengan laki-laki atau kalau kelihatan cewek telanjang.. Maklum lah mereka masih 9 tahun, mungkin belum berani terus terang atau malu menyaksikan adegan-adegan seperti itu.
Sejak saat itu mereka sering nonton film DVD baik bertiga, atau aku berdua dengan Ria saja atau dengan Audi saja. Audi lebih berani menatap adegan-adegan syur dibAuding Ria.
Setelah sekian kali kami terbiasa nonton film seperti itu, akhirnya Ria berani menatap langsung adegan-adegan syur. Dia kelihatannya tidak jengah lagi. Aku membiarkan saja Ria terbiasa menyaksikan adegan seperti itu dan kularang Audi mengejeknya.
Setelah Mereka terbiasa, aku meningkatkan film dengan rating yang lebih tinggi yaitu film-film X dua. Ria masih terlihat agak malu meskipun dia tidak lagi menutup mata, sementara Audi antusias meyaksikan adegan porno. Aku menjelaskan secara gamblang apa yang sedang terjadi pada adegan-adengan itu. Audi banyak bertanya, sementara Ria hanya diam saja. Mungkin dia masih terhalang rasa malu untuk bertanya. Namun setelah terbiasa menyaksikan beberapa film, akhirnya Ria berkomentar, kenapa perempuan di film itu tidak malu, dan kenapa dia mau saja beradegan seperti itu. Aku menjelaskan apa adanya. Entah dia paham dengan penjelasanku, entah tidak. Tapi akhirnya keluar juga pertanyaannya apakah si perempuan merasa sakit atau senang, karena adanya suara rintihan dari perempuan.
Anak-anak itu jadi kecanduan menonton film-film porno meski baru rating X dua. Kesempatan itulah aku meningkatkan tontonan dengan rating yang lebih tinggi yaitu film-film X tiga. Aku memilih film yang mempunyai jalan cerita yang wajar, seperti Tarzan X dan film-film drama.
Pertanyaan Audi makin bertubi-tubi, sementara Ria hanya diam terpaku. Aku duga, Audi terangsang oleh film seperti itu, sementara Ria terkesiap melihat aksi senggama yang menampilkan gambar lebih detil.
Kami kemudian terbiasa menyaksikan film dengan rating X 3 sampai kepada berbagai tema mulai dari party, lesbi sampai interacial.. “Ih geli deh oom nonton nonton yang gituan, “ kata Ria.
Aku katakan kepada mereka, bahwa semua orang bakal melakukan hal semacam itu, karena rasanya nikmat dan dengan jalan itulah manusia melampiaskan rasa kasih sayang dan nafsunya.
Aku tanyakan ke Ria dan Audi apakah mereka pernah berciuman. Aku tau jawabnya, tetapi Ria memilih tidak menjawab, sementara Audi terus terang mengatakan belum. Ketika kutanya apakah kalian ingin belajar berciuman seperti yang di film itu. Keduanya terdiam malu.
“ Gak usah malulah, kalian harus merasakan nikmatnya orang berciuman, kalau kalian tidak belajar nanti sesudah gede malah malu-maluin dicium pacar tapi gak bisa apa-apa,” kata ku berkilah.
“Nah sekarang oom ajari cara berciuman ya,” kataku.
Ria langsung menutup mulut, sementara Audi bengong. Aku memberi mereka permen pengharum mulut. Kukatakan agar kalau berciuman nikmat sebaiknya mulut kita berbau sedap. Keduanya mau menerima permen dan menghisapnya sampai habis. Keduanya menurut saja ketika kuminta berdiri berhadapan. Audi memeluk Ria seperti permintaanku, sementara Ria malu dan menundukkan wajahnya. Audi pertama-tama kuarahkan mencium pipi kiri dan kanan dengan gerakan yang lembut. Dasar mereka masih anak-anak, gerakannya masih kaku. Aku suruh mereka melakukan berulang-ulang sampai gerakannya tidak kaku. Setelah mencium kening dan pipi Ribna berkali-kali dan demikian juga Ria mencium Audi, akhirnya suasana agak cair juga. Ria kuminta memiringkan kepalanya ke kiri dan Audi kekanan. Pertama kuminta keduanya menempelkan bibirnya saja sementara mulutnya tetap terkatup. Perlahan-lahan-lahan keduanya kuminta membuka mulutnya sedikit sampai akhirnya kedua mulut mereka menyatu. Aku arahkan Audi agar lebih agresif dan Ria menghisap mulut Audi. Meski gerakannya kaku dan malu-malu, tetapi insting sex mereka mendorong mereka untuk melakukannya dengan benar. Audi dan Ria kuminta saling menjulurkan lidahnya dan masuk ke dalam mulut lawan.
Karena baru pertama kali, kedua mereka mengeluarkan air liur yang banyak sampai menetes. Ketika mereka mengakhiri adegan itu keduanya tertawa geli. Setelah posisi berdiri aku atur agar mereka berciuman sambil menindih. Ria kuminta berbaring di sofa dan Audi menindihnya lalu kembali melakukan ciuman. Mereka menuruti kemauanku dan mulai melakukannya. Kali ini gerakan mereka sudah makin luwes. Posisi aku balik sehingga Ria yang menindih Audi. Kelihatannya mereka cukup cerdas menerima pelajaran ini.
Hari ini pelajaran bercumbu aku cukupkan sampai disitu. Sebagai penutup aku mengajarkan ke Audi dengan mencontohkannya. Aku merengut Ria dan kududukkan di pangkuanku dengan posisi berhadapan lalu kudaratkan ciuman ke mulutnya. Ria kucium mulutnya dengan berbagai gerakan vaRiasi. Ria terengah-ngah dan nafasnya memburu. Aku tahu dia terangsang oleh ciumanku.
Keesokan harinya pelajaran kutingkatkan dengan berciuman sambil meraba. Berhubung Ria belum tumbuh payudaranya, maka kupikir jika Audi meraba dadanya dia belum akan merasakan apa-apa. Oleh karena itu aku pikir rabaan harus difokuskan langsung ke kemaluan lawan masing-masing. Dengan posisi berdiri mereka kali ini kembali berciuman, Tangan Audi kuarahkan meremas remas bongkahan pantat Ria sebaliknya Ria kuarahkan memeluk Audi lebih erat.
Nafas Ria mulai memburu menandakan birahinya mulai bangkit. Tangan Audi aku tuntun untuk merabai selangkangan Ria. Ria terkejut dan menjauhkan posisi posisi selangkangannya dari tubuh Audi, Tetapi aku larang agar Ria diam saja dan merasakan kenikmatan yang akan timbul. Tangan kiri Audi aku arahkan menangkup ke memek Ria meskipun masih tertutup celana pendek, dan jari tengahnya kuminta menekan-nekan di bagian tengahnya. Ria diam saja diperlakukan begitu. Sementara setelah itu tangan Ria aku tuntun untuk memegang selangkangan Audi. Mulanya tangan Ria agak dikakukan sehingga dia agak berontak ketika aku tuntun menuju kemaluan Audi. Setelah kuperintah agar melemaskan, akhirnya Ria pasrah. Kemaluan Audi yang mengeras terjamah oleh tangan Ria, Tetapi tangan Ria diam saja. Kemudian aku mengarahkan jari-jari Ria agar menggenggam batang penis Audi. Arahanku diikutinya dan keduanya kelihatan mulai tinggi birahinya. Audi kuminta berpindah menciumi belakang telinga Ria lalu turun ke leher. Nafas Ria mulai memburu, sementara tangan Audi makin aktif meremas-remas selangkangan Ria.



Adegan itu kuhentikan dan Audi kuminta membuka kausnya, Ria Juga. Mulanya Ria menolak, tetapi setelah aku paksa, dia akhirnya menyerah. Kedua tangannya ditangkupkankannya ke kedua buah dadanya yang belum tumbuh. Naluri kewanitannya yang menuntun tangannya menutup yang sebenarnya belum perlu ditutup, karena memang belum tumbuh. Aku meminta Ria berbaring di sofa dan Audi kusuruh menciumi dada Ria dan menjilati kedua puttingnya . Ria kegelian ketika Audi mulai menjilati dadanya. Aku minta Ria menahan rasa geli. Dia berusaha mati-matian , tetapi rasa geli itu tidak bisa dia tahan. Karena Ria tidak mampu menahan rasa geli, sekarang gantian Audi yang berbaring dan Ria yang menjilati dada dan kedua putting Audi.

Audi rupanya juga kegelian, tetapi dia masih bisa menahan, ketika dia kuperintahkan menahan rasa geli itu.

Pelajaran berikutnya adalah membuka celana luar mereka. Audi menyisakan celana dalamnya dan Ria juga masih memakai celana dalam warna krem. Aku kembali mengarahkan mereka agar saling meremas kedua kelamin lawan jenisnya sambil berciuman. Setelah itu aku arahkan agar tangan Audi menelusup ke dalam celana dalam Ria dan Ria juga begitu. Keduanya melakukan dengan malu-malu.
Ria kuarahkan agar menggenggam batang Audi yang masih kecil tetapi sudah keras menegang, sementara Audi komplain,karena katanya memek Ria ada air kencingnya. Aku katakan itu bukan air kencing tetapi lendir sebagai tanda Ria sudah terangsang. Ria menggelinjang-gelinjang ketika tangan Audi dengan kasar mengorek-ngorek memek Ria. Aku arahkan agar Audi jangan bertindak kasar dan mencari clitoris Ria. Dengan arahanku Audi menemukan clitoris Ria. Mendapat sentuhan jari Audi di clitorisnya, Ria menggelinjang gelinjang, katanya rasanya geli.

Aku lalu memelorotkan kedua celana dalam mereka sehingga keduanya sekarang bugil. Audi terus mengorek memek Ria sementara Ria menggenggam penis Audi tetapi tidak melakukan gerakan.
Keduanya kelihatan sudah naik birahinya. Audi kuminta berbaring di sofa dengan posisi telentang dan Ria kuajari mengoral penis Audi. Penis kecil yang tegang mengeras mengacung ke atas. Audi sudah sunat sejak kecil. Mulanya Ria merasa jijik, tetapi kuingatkan adegan-adegan di film dimana baik laki maupun perempuan merasakan nikmat yang luar biasa karena menghisap kemaluan. Audi kelihatannya agak jengah juga, tetapi ketika Ria meremas-remas penisnya dia merem melek nikmat. Kuajarkan Ria agar memulainya dengan menciumi sekitar kemaluan Audi. Ria dengan gerakan ragu mlai menciumi sekitar kontol Audi. Audi melenguh-lenguh nikmat. Ria mulai menciumi ujung penis Audi dan pelan-pelan ia mulai melahapnya. Audi makin kelojotan dan tak lama kemudia dia melenguh panjang. Kelihatannya Audi mencapai orgasme. Tapi seusia dia 9 tahun belum ada sperma yang keluar. Aku memerintahkan Ria untuk menghentikan oralnya, karena Audi pun menarik penisnya dari mulut Ria. Audi merasa geli yang amat sangat sesaat setelah dia mencapai orgasme.
Audi mengakui rasa nikmat yang luar biasa dioral oleh Ria. Sementara Ria sibuk meludah dan melap mulutnya dengan handuk. Aku suruh dia membersihkan diri ke kamar mAudi sekaligus membersihkan memeknya.
Ria kembali dari kamar mAudi dalam keadaan masih telanjang bulat. Dia kuatur posisinya duduk bersandar di sofa sambil mengangkang dan menekuk kedua kakinya. Audi kuminta bersimpuh dihadapan memek Ria. Ria menutupi lubang kemaluannya dengan tangan. Aku terpaksa menyingkirkannya dan memberi instruksi bagian mana dulu yang harus dijiliati oleh Audi. Dia kuarahkan untuk mencium terlebih dahulu sekeliling belahan memek. Setelah itu ketika rasa geli Ria agak menurun, Audi boleh menjilati seputar belahan memek dengan gerakan melingkar dari sisi kiri ke sisi kanan. Setelah itu belahan memek Ria aku lebarkan dan kutunjukkan bagian clitorisnya di ujung lipatan bagian atas yang agak menonjol. Memek anak seusia Ria ini lipatan bibir dalamnya masih mancung menonjol kedepan. Audi kuminta menjilat clitoris Ria dengan gerakan halus. Jika Ria merasa nyeri Audi kuminta menjilati dulu pinggir sekitar clitoris, dengan tidak menyentuh clitorisnya. Setelah Ria nafasnya makin memburu dan menggeliat-geliat sebagai tanda dia mencapai kenikmatan, baru aku perintahkan Audi memfokuskan jilatannya ke clitoris Ria.

Cukup lama Audi terus menerus menjilati clitoris Ria. Sampai dia berkali-kali bertanya kepadaku apakah sudah selesai. Aku perintahkan dia terus menjilat. Audi mengeluh lidahnya cape. Aku ajarkan agar mulutnya Audi menangkup belahan memek Ria dan lidahnya bermain di ujung clitoris. Posisi mulut Audi yang demikian itu membuat rangsangan pada clitoris Ria makin terasa terfokus, karena jilatan Audi mungkin juga terfokus. Ria akhirnya mengejang dan menjepit kedua kepala Audi sembil menekan kepala Audi kuat-kuat ke arah memeknya. Audi sempat gelagapan tidak bisa bernafas sebentar. Ria mengatupkan matanya dan wajahnya damai dan puas. Dia mengangguk membenarkan rasa nikmat luar biasa yang baru saja dialami.

Kagiatan itu itu rupanya sudah memacu birahi Audi lagi. Batang penisnya kembali sudah berdiri tegak.

Aku melumuri penis Audi dengan jelli dan juga seputar lubang memek Ria.
Audi kuajarkan mengambil posisi untuk memasukkan penisnya ke lubang memek Ria. Aku ingatkan Audi agar mendorongkan pensinya pelan-pelan, dan jangan dipaksakan. Jika Ria mengeluh sakit, Audi harus berhenti.

Audi kelihatannya paham. Ujung penisnya kutuntun menuju permukaan lubang vagina Ria. Aku oles-oleskan kepala penis Audi di depan lubang kemaluan Ria. Setelah tepat di depan lubang Audi kuminta mendorong sedikit. Kepala penis Audi yang masih kecil agak melesak masuk ke dalam lipatan memek Ria. Ria mengeluh sakit. Aku minta Audi menghentikannya. Audi kuminta menarik penisnya pelan-pelan. Aku memandunya dengan memegang kedua pantat Audi. Kudorong pelan pantatnya lalu kutarik lagi sedikit. Gerakan maju mudur berkali-kali itu berhasil menenggelamkan seluruh kepala penis Audi.

Ria meringis menahan rasa sakit akibat penetrasi penis Audi kedalam memeknya. Audi mulai menguasai gerakan dan dia mengaku merasa nikmat kepala penisnya dijepit oleh memek Ria, sementara Ria masih merasakan sakit. Audi kelihatannya mampu bertahan lama. Aku terus memandu memegang pantat Audi setelah kulihat masuknya penis Audi agak lumayan. Audi kuminta istirahat dengan tetap membenamkan kepala penisnya . Dengan gerakan tiba-tiba kudorong pantat Audi kuat-kuat. Ria menjerit kesakitan. Aku berusaha membenamkam penis Audi yang sudah tenggelam sepenuhnya. Dia berhasil menerobos masuk memecahkan selaput dara Ria. Air mata Ria meleleh, dia menangis. Aku menyuruh Audi untuk mencium mulut Ria dengan mesra. Instruksi itu diikuti Audi, dan redalah tangis Ria. Pantat Audi pelan-pelan aku tarik dan aku dorong lagi. Sementara Audi kuminta terus mengecup mulut Ria dengan mesra. Penis Audi mulai laju maju mundur di memek Ria, sampai akhirnya Audi mencapai orgasmenya. Dia menekan dalam-dalam penisnya ke dalam memek Ria sambil melenguh panjang.

Setelah itu pelan-pelan ditariknya penis dari lubang memek Ria. Penis Audi berselaput darah segar merah, tetapi tidak terlalu banyak karena bercampur dengan cairan memek.. Ria yang masih bersandar pasrah di bagian memeknya mengalir sedikit darah segar. Aku mengambil handuk basah dan pelan-pelan kubersihkan lelehan darah perawannya. Ria kuminta tidur berbujur di sofa lalu kuselimuti. Sementara Audi membersihkan dirinya di kamar mAudi. Ria kelihatannya tertidur. Kubiarkan dia istirahat sejenak sambil memulihkan luka di vaginanya.

Sekitar 2 jam Ria tertidur di sofa. Dia terbangun karena merasa kebelet pipis. Dengan jalan tertatih-tatih karena selangkangannya sakit, Ria menuju kamar mAudi. Aku membantunya memberishkan memek Ria. Dia mengeluh memeknya perih kena air kencing. Setelah kusiram bekas pipis di memeknya, kubersihkan dengan handuk. Masih ada cairan darah sedikit sisa luka selaput dara didalamnya. Bagaikan mengurus anak bayi Aku memakaikan kembali pakaian Ria. Kami lalu bersama-sama menyantap mi rebus intan. Ria kuminta menginap saja di kamarku malam ini. Aku khawatir jika dia pulang sekarang, akan dicurigai emaknya karena jalannya agak ngangkang akibat menahan rasa sakit.
Keessokan harinya Rasa sakit di memek Ria sudah jauh berkurang, meskipun kalau pipis katanya masih agak perih. Namun jalannya sudah tidak aneh lagi. Aku melarang Audi yang ketagihan untuk minta ngentot Ria lagi. Mereka kularang melakukan hubungan sex sampai seminggu, sampai luka di mRia benar-benar sembuh.

Setelah memeknya sembuh aku baru membolehkan Audi kembali mencumbu Ria. Audi kelihatannya sudah tidak sabar, dia segera meraih Ria dan langsung mencium dan mencumbunya di sofa. Ria menanggapi ala kadarnya. Audi bersemangat sekali membukai baju Ria sampai akhirnya keduanya telanjang. Audi lalu meminta Ria duduk bersandar dan posisi ngangkang di sofa. Audi langsung beraksi memasukkan penisnya. Namun dia berkali-kali gagal, karena penisnya selalu meleset. Aku lalu memberi jelli ke penis Audi dan juga ke memek Ria. Sebab Ria pun mengeluh sakit jika Audi memaksakan penisnya masuk. Berkat lubrikasi jelli, penis Audi berhasil menerobos masuk ke dalam memek Ria. Audi dengan semangat memompa penisnya ke dalam memek Ria dengan gerakan cepat. Aku memperhatikan kedua bocah 9 tahun itu melakukan adegan ngentot. Sekitar 5 menit Audi mengejang menandakan dia telah mencapai klimaksnya. Audi langsung menarik penisnya meski masih tegang. Dia duduk bersandar disamping Ria sambil nafasnya terengah-engah. Belum sampai 10 menit istirahat penisnya sudah berdiri lagi. Dasar anak-anak, ngacengnya cepat banget. Audi kembali ingin memasukkan penisnya ke lubang memek Ria. Kali ini kuajarkan agar Ria tidur telentang di sofa dan Audi menindihnya. Posisi misionaris itu rupanya menambah keleluasaan Audi melakukan gerakan bersetubuh. Dia terus memompakan penisnya ke dalam memek Ria. Ria berkali-kali minta Audi menyudahinya, tetapi Audi masih merasa tanggung makanya dia tidak menggubris. Posisi mereka kemudian aku balik. Kini gantian Audi yang tidur telentang dan Ria duduk diatas penis Audi.

Aku mengajarkan Ria agar tangannya menuntun penis Audi memasuki memeknya. Ria mengikuti perintahku dan tenggelamlah penis Audi seluruhnya ke dalam memek Ria. Ria kuminta melakukan gerakan naik turun. Berkali-kali penis Audi terlepas dari memek Ria sehingga berkali-kali pula Ria menuntun penis itu masuk kembali. Kuajarkan gerakan maju mundur, agar penis Audi tetap berada di dalam. Gerakan ini rupanya memberi rangsangan kepada memek Ria karena clitorisnya tersentuh bagian badan Audi. Dari gerakan cewek yang terangsang terlihat bahwa ritmenya sudah benar. Ria rupanya mencapat kenikmatan sehingga dia terus menerus melakukan gerakan itu sampai akhirnya dia mengejang mencapai orgasmenya. Sementara Audi masih bertahan. Posisinya aku balik lagi sehingga Audikembali pada posisi misionaris. Tidak lama menggenjot Audi pun mencapai orgasmenya. Mereka lalu duduk bersandar kelelahan dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.

Aku yang dari awal sudah ngaceng berat kali ini memutuskan ikut ambil bagian. Ria kukangkangkan dan dengan hanya memelorotkan celanaku dan melumuri penisku dengan jelli aku mencoba menusukkan penisku ke memek Ria. Dia kelhatan agak tegang melihat penisku yang besar dibAudingkan milik Audi. Dengan gerakan hati-hati aku mendorong penisku memasuki memek Ria. Penisku perlahan-lahan ambles sampai tinggal separuh. Ketika akan kuteruskan terasa lubang vaginanya sudah mentok. Aku akhirnya menggenjot dengan hanya separuh penisku berada di dalam memek Ria. Rasanya nikmat menjepit dan sempit, membuat aku pun akhirnya mencapai orgasme dan kulepaskan spermaku di dalam memek Ria.

Sejak saat itu kamarku menjadi hotel bagi Audi dan Ria melampiaskan nafsu sexnya. Aku juga sering menikmati memek Ria meski penisku tidak bisa kumasukkan sepenuhnya.

Pada umur 10 tahun badan Ria mulai berkembang, susunya mulai menggelembung. Ria menolak untuk diremas-remas karena katanya teteknya sakit kalau kesenggol. Aku dan Audi hanya menjilati putting susunya kalau kami melakukan hubungan. Pada usia 11 tahun ketika Ria sudah duduk di kalas 5 susunya sudah mulai berbentuk mancung dan kalau dipegang sudah tidak ngilu lagi. Susunya sangat kenyal jika diremas. Aku tidak tahu apakah perkembangan hormon sexnya tumbuh lebih cepat akibat aktivitas sex, atau memang secara alami Ria sudah berkembang pada usia itu. Penisku sudah bisa tenggelam seluruhnya ketika Ria berusia 10 tahun. Memeknya tetap sempit bagi kontolku, tetapi juga masih bisa mengantar orgasme bagi Audi yang penisnya jauh lebih kecil dari ku.
Sejak saat itu kami bebas melakukan orgy bertiga. Audi maupun Ria kelihatannya juga sangat menikmati kehidupan baru mereka ini.

Rabu, 08 November 2017

Kumpulan Cerita Dewasa Terdahsyat Anak SMP Belajar Ngentot Terbaru 2017


Buah dadaku juga sudah cukup menonjol. Aku sudah tidak memakai mini set lagi, tetapi sudah memakai BH. Ukurannya 34B. Akupun juga sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Ingin sekali punya pacar.
Andri termasuk anak laki-laki yang pintar. Senang bermain basket dan aku senang jadi cheerleadernya.
Dia bermain basket karena tingginya yang kurang. Supaya cepat tinggi katanya. Memang pada waktu itu dia cuma 158 cm. Jadi aku lebih tinggi darinya.
Kejadian awal kenapa kami pacaran sangat lucu.
Suatu hari setelah bel pulang,aku kebelet pipis dan berjalan cepat ke WC sekolah.
Anak-anak yang lain segera pulang.
WC sekolah kami terletak di ujung bagian belakang.
Jadi sekolah sudah mulai sepi dan di daerah WC tidak ada orang.
Akupun mulai berjalan lebih cepat lagi.
Tiba-tiba Andri keluar dari WC Pria dengan sangat cepat.
Tidak terelakkan kami pun bertabrakan.
Aku terjatuh terjengkang dengan rok tersingkap ke atas.
Andri terjatuh menimpa diriku dengan kepalanya mendarat tepat di buah dadaku.
Kami sepertinya cukup shock karena posisi kami tidak berubah untuk beberapa detik.
Andri kemudian tersadar kalau kepalanya mendarat di payudaraku.
Dia segera mendorong tubuhnya ke atas, tetapi yang menjadi tumpuan kedua
tangannya malah payudaraku.
Dia semakin salah tingkah.
Lompat ke belakang dan melihat pemandangan yang cukup indah.
Ya.. aku masih tergeletak dan berusaha duduk dengan rok yang tersingkap.
Andri jelas-jelas telah melihat paha mulusku dan celana dalam Hello Kitty
berwarna pink.
Segera kuperbaiki posisi senonohku.
“Maaf Ayu.. Aku tidak sengaja menabrakmu.”
Andri meminta maaf sambil memalingkan mukanya.
“Ya tidak apa-apa,Dri.. Aku juga buru-buru.. kebelet nih.”
Aku segera masuk ke WC Perempuan dengan muka merah.
Akupun segera jongkok dan melepas air seniku dengan deras.
Ah.. kenapa tadi pas Andri menyentuh payudaraku, aku berasa enak yah?
Akupun memegang-megang dadaku dan sedikit meremasnya.
Beda rasanya.
Kenapa beda yah rasanya?
Aku tidak mau berpikir lebih lanjut lagi.
Aku menyelesaikan urusan kencingku, menarik celana dalamku dan keluar.
Ternyata Andri masih menunggu di luar WC.
“Kok kamu masih di sini sih Dri?”
“Iya nungguin kamu. Aku masih merasa bersalah sudah nabrak kamu….”
Andri menundukkan kepala
“.. dan sudah memegang dada kamu.”
Wajahku memerah. Malu.
“Ti.. tidak apa-apa, Dri.”
“Benar tidak apa-apa, Yu?”
“Iya.. tidak apa-apa. Malah anehnya aku berasa enak.”
Andri terkejut dan mukanya menunjukkan keheranan.
Melihat reaksi Andri, entah kenapa aku malah berkata,
“Iya, Dri.. tidak apa-apa.. malah enak kok. Kalau kamu mau, pegang lagi saja.”
Rupanya ini jawaban dariku yang memulai petualangan seksku.
Andri langsung bergetar.
“Benar, Yu? Boleh pegang lagi?”
“Iya, Dri. Nih…” Aku membusungkan dada menyodorkan mereka ke Andri.
Kedua tangan Andri perlahan-lahan mendekati dadaku.
Gemetaran.
Ketika menyentuh dadaku, dia menekan lembut.
Secara naluriah, Andri mengelus-elus dadaku.
Aku merasa kenikmatan yang belum pernah kurasakan.
Aku pun memejamkan mata menikmati belaian lembut di dadaku.
Andri melepaskan tangannya dariku dengan tiba-tiba.
Aku membuka mata keheranan dan melihat Andri merogoh ke dalam celananya.
“Kenapa, Dri?”
“Ini aku membetulkan posisi ini aku” Sambil Andri menunjuk selangkangannya.
“Kenapa memangnya?”
“Tahu nih.. tiba-tiba dia mengeras dan posisinya tidak enak.”
“Apa sih yang mengeras?” Tanganku dengan cepat meraba selangkangan Andri.
Aku merasakan seperti ada batang keras tapi lunak.
“Apa sih ini Dri?” Aku yang belum pernah melihat kelamin anak laki-laki jadi bingung.
“Ini tititku, Yu. Tahu nih.. tiba-tiba dia mengeras.”
Aku pun secara naluriah mengelus-elus titit Andri dari luar celananya.
Andri mendesah kenikmatan.
Aku senang sekali melihat Andri yang menikmati belaianku di selangkangannya.
Rupanya aku juga sudah terangsang walaupun belum begitu mengetahui perasaan ini sebelumnya.
Tangan Andri aku tarik untuk mengelus dadaku.
Jadi kami di depan WC sekolah saling membelai.
Andri membelai lembut baju seragam SMP-ku yang menutupi BH.
Tangannya menelusuri bentuk BH dan kadang-kadang meremas dadaku.
Enak sekali. Nyaman. Ingin rasanya terus-menerus seperti ini.
Tanganku pun tidak berhenti membelai selangkangan Andri.
Sesekali kuremas.
Nafasku dan nafas Andri semakin memburu.
Tangan Andri semakin seru meremas-remas dadaku.
Akupun tidak kalah seru menggosok-gosok selangkangannya.
Tidak lama kemudian Andri mendesah keras.
Tangannya menahan tanganku pas di ujung tititnya.
Andri mendorong-dorong pantatnya sehingga tanganku semakin menekan tititnya.
“Ah… Enak banget.” Andri mendesah…
Tidak lama kemudian tanganku merasakan kehangatan yang lembab di celana Andri.
“Eh kok basah sih, Dri?”
Aku melihat celana Andri yang ada bercak basahnya.
“Kamu pipis yah? Kok pipis di celana sih?”
Andri kebingungan.
“Bukan kok, Yu. Bukan pipis.. tapi tadi rasanya memang aku menyemprotkan sesuatu.”
“Ih.. Andri jorok ah. Sana masuk wc. Bersihin gih.”
Andri segera ke wc dan membersihkan diri.
Aku mencium tanganku yang bekas kena noda basah itu.
Iya, yah.. bukan bau pipis.. tapi kayak bau Bayclin.
Aku pun masuk ke wc perempuan dan mencuci tangan.
Tetapi aku merasakan celana dalamku juga tidak nyaman.
Aku merogoh rokku dan menyentuh celana dalamku.
Basah.
Hah? apa aku juga pipis tadi?
Akupun mengangkat rokku dan meraba lebih dalam.
Memang basah.. dan aku cium baunya.. bukan bau pipis.
“Yu.. Ayu.. kamu di WC?” panggil Andri dari luar.
“Iya Dri.. bentar aku keluar”
Aku merapikan pakaianku. Wah.. baju seragamku kusut.
Terutama di bagian dada. Bisa ketahuan orang-orang nih.
Aku keluar dan memperhatikan Andri.
Noda basah di celana Andripun terlihat jelas.
Bajuku kusut dan celana Andri basah.
Apa kata orang-orang nih..
Untungnya sekolah sudah sepi.
Kami berjalan bergandengan tangan tanpa bicara.
Hari itu kami secara tidak resmi jadian.
Esok harinya Andri mendatangiku mengajak makan siang.
Teman-teman perempuanku langsung meledek..
“Yeee.. jadian yah?” ledek mereka
Aku tidak menghiraukan mereka dan menarik tangan Andri untuk menjauh.
“Yu, mau makan apa?”
“Aku mau makan bakso aja ah.”
Andri memesan bakso dan nasi goreng untuknya.
Kami makan saling berhadapan tanpa berbicara.
Aku makan sambil terus menundukkan kepala. Malu juga.
Aku belum pernah pacaran.
Andri memecah keheningan. Hening rasanya.
Walaupun sebenarnya pas jam makan siang, kantin selalu ramai.
Andri berbisik, “Nanti pulang, lagi yuk?”
Aku mengangkat kepala melihat Andri sejenak
dan menganggukkan kepala sambil memerah mukaku.
“Kita ke rumahku saja. Orangtuaku sedang keluar kota.
Jadi tidak ada orang di rumah selain pembantu.”
Andri menjelaskan.
Memang Andri termasuk keluarga yang cukup berada.
Kami pernah kerja kelompok di rumahnya.
Rumahnya berlantai tiga. Kamar Andri sendiri ada di lantai 3.
Kamar pembantu Andri ada di lantai satu, itupun di bagian belakang rumah.
“Tapi nanti aku harus telepon mamaku dulu. Bilang kalau ke rumah kamu. Takut dicariin.”
Mamaku memang sudah tahu kalau aku sering kerja kelompok di rumah Andri.
Jadi ketika pulang sekolah aku menelepon memberitahu aku tidak langsung pulang, mama tidak curiga.
Cuma menanyakan kapan selesainya. Aku bilang jam 6 sore.
Andri yang mendengar percakapanku dengan mama, tersenyum.
Pulang sekolah, aku sengaja berlama-lama membereskan tasku.
Menunggu teman-teman yang lain pulang dulu. Andripun demikian.
Kami pulang berdua bersama.
Rumah Andri tidak terlalu jauh dari sekolah.
Hanya naik angkot selama 10 menit saja.
Selama perjalanan dari sekolah, kami tidak berbicara.
Saling menundukkan kepala.
Akhirnya kami turun dari angkot dan berjalan sedikit ke dalam.
Andri memencet bel rumahnya dan pembantu membukakan pintu.
“Mbok Inem, Ayu dan saya mau kerja kelompok di kamar saya. Mbok tolong bawain minum yah ke atas.”
“Baik, dek Andri.”
Kami segera ke atas menuju kamar Andri.
Aku sudah terbiasa dengan suasana kamar Andri. Sudah beberapa kali aku masuk ke kamarnya.
Mungkin sudah 6-7 kali kerja kelompok. Tapi kali ini cuma aku sendiri yang datang.
Aku duduk di tepi ranjang Andri sambil memperhatikan lebih jelas ruangan kamar ini.
Tidak lama Mbok Inem masuk membawa minuman dan meletakkannya di meja belajar.
Andri yang baru keluar dari kamar mandi memberitahu Mbok agar istirahat saja.
Karena memang kalau sore jam 3 biasanya Mbok Inem yang cukup senior umurnya, tidur siang.
Andri terlihat lebih segar karena sudah mandi.
Kelihatannya segar sekali.
Kamar mandi Andri memang ada di dalam kamarnya.
Aku yang sudah gerah kepanasan sejak tadi siang ingin segera mandi juga.
Tetapi aku tidak membawa baju ganti.
“Dri, pinjam baju dong. Aku mau mandi juga ah.”
“Kaos mau?”
“Boleh..Handuk juga dong.”
“Nih.. pakai yang ini aja.”
Aku pun segera masuk dan mengunci kamar mandi.
Kutanggalkan satu per satu pakaianku.
Seragam SMP-ku basah karena keringat.
Bahkan sampai ke BH dan celana dalam.
Aku gantung semua pakaian-ku supaya bisa cepat kering.
Aku pun masuk ke dalam bath tub.
Tidak berendam karena tidak mau berlama-lama mandinya.
Shower di bathtub mengguyur badanku.
Air sejuk sungguh menyegarkan.
Sabun mandi cair yang ada di kamar mandi Andri khusus laki-laki.
Wanginya maskulin sekali.
Kutuang ke telapak tanganku dan kuratakan di seluruh badanku.
Aku mengusap lebih lama di ketiak, payudara, dan memek-ku.
Aku ingin badanku wangi.
Setelah menyabuni seluruh badanku, aku bilas sampai bersih.
Andri memberikan handuk yang cukup besar.
Badanku langsung bisa kering semuanya.
Segar sekali.
Aku mengambil BH-ku..
uuhh.. masih basah dan bau keringat.
Apa tidak usah pakai saja yah?
Apalagi kan mau dipegang-pegang sama Andri nanti.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak memakai BH.
Celana dalampun tidak juga.
Aku memakai kaos putih yang diberikan Andri.
Walaupun Andri lebih pendek dariku, ternyata kaosnya kebesaran buatku.
Bahkan bisa menjadi baju terusan.
Setelah mematutkan diri di kaca, aku memutuskan keluar kamar mandi
hanya dengan memakai kaos Andri saja.
Rok biru SMP-ku juga kugantung saja. Biar kering sekalian lah.
Andri yang sedang menyalakan komputer di kamarnya, ternganga begitu melihat
aku keluar dari kamar mandi.
Kaos putih Andri cukup tipis.
Puting dadaku yang berwarna pink terbayang keluar.
Demikian juga bulu halus jembutku, memberikan bayangan hitam.
“Ayu.. kamu cantik sekali.”
“Masa sih?” Aku tersipu malu.
Andri mendekatiku. Aku semakin malu, menundukkan kepala.
Diangkatnya daguku, Andri berkata, “Iya, Ayu.. Kamu cantik sekali.”
Andri tersenyum kepadaku.
“Kita mau gimana nih, Dri?”
“Kayak kemaren aja, Yu.”
Aku tertunduk malu. Mengingat kejadian kemarin yang cukup menyenangkan.
Andri perlahan-lahan menggerakkan tangannya ke arah dadaku.
Aku menegakkan badanku sehingga dadaku semakin menonjol keluar.
Andri memegang dada kiriku dan dia terkejut.
“Kamu tidak pakai BH?”
“Iya, Dri. Basah karena keringat. Bau lagi. Jadi aku gantung dulu saja di kamar mandi.”
Andri menjadi semakin gemas.
Kedua tangannya sekarang sudah aktif meremas-remas lembut dadaku.
Ah.. nikmatnya. Benar-benar beda.
Diremas Andri berbeda sekali dengan aku meremas dadaku sendiri.
Aku juga tidak mau kalah.
Aku pun mengarahkan tangan ke selangkangan Andri.
Aku melihat kalau ada yang seperti batang 15 cm yang menonjol keluar.
Aku memegangnya dan Andri mendesah.. “Ah…”
“Dri.. kamu tidak pakai celana dalam yah?”
Andri memang cuma memakai celana pendek yang berbahan tipis.
Terasa sekali kekerasan batangnya.
“Iya, Yu.. Aku tidak pakai. Kalau di rumah memang aku terbiasa tidak pakai.”
“Oh gitu…” Aku mengocok halus batang Andri. “Aku juga tidak pakai lho.. Basah juga sih”
“Oh ya? Mana coba lihat..”
Andri segera menyingkapkan kaosku dan memperlihatkan kemaluanku.
Aku segera menutupnya dan bilang “Curang!! Kalau mau lihat, kasih lihat punyamu juga dong.”
“Hahahaha.. Siapa takut?”
Andri segera memelorotkan celananya.
Pertama kali aku melihat kelamin laki-laki.
Keras dan tegak. Seperti sedang memberi hormat kepadaku.
Sangat indah.. aku begitu terpesona.
“Hei.. jangan bengong gitu dong. Katanya mau kasih lihat.”
“Eh iya.. sorry.. aku baru pertama kali lihat burung anak laki-laki. Kayak gitu toh.”
Aku pun dengan perlahan membuka kaos kebesaran ini.
Tanpa sehelai pakaian dalam membuat aku langsung telanjang bulat.
Andri terlihat semakin nafsu.
Burungnya bergerak naik turun.
“Eh.. bisa bergerak naik turun yah, Dri?”
“Iya nih. Kaga tahu kenapa, jadi semakin keras dan membuat tititku naik turun.”
Aku jongkok di depan Andri, ingin melihat lebih jelas.
“Burung kamu lucu juga yah.. Keras dan bergerak-gerak.”
Aku memegang kelamin Andri dan mengelusnya perlahan-lahan.
Rupanya Andri sudah tidak tahan lagi.
Tiba-tiba alat kelamin Andri menyemprot wajahku berkali-kali.
“Aduh.. duh…Sorry, Ayu.. Enak banget..”
“Lho Dri, kenapa aku dipipisi?”
Tetapi baunya seperti bau kemarin, bau Bayclin, bukan bau pipis.
Oh… rupanya kemarin seperti ini toh.
Aku mengelap wajahku dengan tisu dan mencium tisu tersebut.
Iya, betul.. ini baunya kayak kemarin, seperti bau Bayclin.
Andri yang sejak tadi berdiri berjalan ke arah ranjang
dan menjatuhkan dirinya di atas ranjang.
Aku melihat burung Andri mengecil.
“Dri, kenapa burungnya menciut?”
“Aku juga tidak tahu.. tapi biasanya memang begini. Kalau pagi aku sering tegak,
tapi kalau habis pipis biasanya memang ciut lagi.”
“Jadi tadi kamu memang pipis-in aku?”
“Bukan, Yu. Kayaknya aku menyemburkan sperma deh.”
Aku jadi teringat pelajaran biologi minggu lalu.
“Mana buku biologi kita, Dri?”
“Itu di atas rak buku. Kenapa memangnya?”
Aku mengambil buku biologi dan membuka-buka halamannya.
“Nah ini dia..” Aku menemukan bab tentang reproduksi.
Di dalamnya terdapat ilustrasi kelamin laki-laki dan perempuan.
Aku meletakkan buku di sebelah burung Andri
dan mulai membandingkan ilustrasi dengan barang aslinya.
Mirip juga.
Ada batang penis. Dijelaskan kalau laki-laki terangsang secara seksual maka
penisnya akan mengeras. Oh… gitu toh.. rupanya Andri terangsang.
Pada saat ejakulasi akan menyemprotkan air mani yang mengandung jutaan sperma.
Warna air mani seperti putih susu.
Oh.. rupanya Andri menyemprotkan air mani, bukan air pipis.
Jika sperma bertemu dengan sel telur maka akan menghasilkan zygot yang akan
berkembang menjadi bayi.
Oh gitu.. Aku memang murid yang cukup pandai.
Dan aku tahu kalau cara sperma ketemu sel telur adalah
sperma masuk ke dalam vaginaku dan berenang ke arah sel telur.
Berarti jangan sampai Andri menyemprot di vaginaku.
Karena aku terus menerus memegang burung Andri sambil membandingkannya dengan
gambar di buku, burung Andri mulai tegak lagi.
“Kamu ngapain sih dari tadi megang-megang titit dan bolak-balik buku biologi.”
“Aku lagi belajar, tahu! Lumayan.. jadi lebih ngerti tentang alat reproduksi cowok.”
“Mana sini lihat bukunya.”
Andri membalik-balikkan halaman dan membuka halaman yang ada ilustrasi kelamin cewek.
“Ayo gantian. Aku juga pengen belajar.”
Aku melompat ke atas ranjang dan segera duduk.
Aku mengangkang selebar mungkin.
Andri berusaha melihat tetapi kurang jelas.
Aku pun berbaring dan kembali mengangkang selebar mungkin.
Andri pun mulai belajar dengan seksama.
Ada labia mayora dan labia minora.
Ada clitoris. Disentuhnya clitoris-ku dan aku berasa geli tapi enak.
Dibukanya lebar-lebar labia mayora dan labia minora-ku
Andri mengatakan bisa melihat selaput daraku.
Aku senang Andri bisa melihatnya.
Perlahan-lahan tapi pasti vaginaku mulai basah.
Andri juga semakin seru meraba-raba vaginaku.
Ah… akhirnya aku memegang tangan Andri dan menuntunnya untuk menggesek-gesek kelaminku.
Andri terkejut tetapi mengerti.
Cairan wanitaku juga semakin mempermudah gesekkan tangan Andri.
“Lebih cepat Dri..” Nafasku semakin memburu.
Belum pernah sebelumnya aku merasakan nikmat seperti ini.
Berbeda sekali dengan kemarin.
Kemarin walau sudah nikmat ketika dadaku diremas-remas Andri, ini lebih enak lagi.
“Ayo Dri.. lebih cepat lagi.”
Andri pun semakin cepat menggosok kemaluanku.
Aku pun tidak tahan lagi dan mengeluarkan teriakan kecil ketika puncak kenikmatan datang.
Aku melentingkan badanku dan mengepit tangan Andri di selangkanganku.
“Enak banget, Dri!!”
“Kamu sampai puncak kenikmatan yah, Yu?”
“Iya, Dri.. Enak banget..”
“Pantas.. sampai basah begini.. Cewek juga nyemprot yah kalo sampai?”
“Kayaknya gitu, Dri.. kaga tahu ah.. tahunya enak doang..”
Andri berbaring di sebelahku.
Penisnya terlihat menjulang ke atas.
Dia sepertinya sudah nafsu lagi tetapi melihat aku yang kelelahan
karena baru pertama kali mencapai kenikmatan, dia hanya berbaring saja.
“Enak yah Yu, seperti ini…”
“Iya, Dri.. badanku langsung berasa lemas… tapi enak.”
“Mau gak kalau tiap hari kita kayak gini?”
“Tiap hari, Dri? Boleh juga. Tapi harus dipikirin ngomong ke orangtua kita gimana.”
“Iya. Yang pasti gampang sih bilang belajar bersama.”
“Benar juga.. tapi harus beneran belajar juga. Biar nilai kita beneran bagus.”
“Iya.. kalau nilai malah anjlok, aku nanti disuruh les. Kalo les, mana bisa kayak gini.”
“Ok kalau gitu, Dri. Mulai besok kita selalu belajar bersama, terutama belajar biologi.”
Andri tersenyum manis sekali.
Aku melihat jam dan sudah pukul 17:45. Sudah harus pulang.
Aku segera ke kamar mandi dan bertukar pakaian.
BH, celana dalam, dan seragamku sudah lebih kering.
Aku memakainya dengan rapi. Biar orangtuaku tidak curiga.
Andri pun mengantarku pulang dengan menemani aku di angkot sampai ke rumahku.
Esok harinya aku membawa baju ganti. Biar di rumah Andri lebih nyaman.
Andri dan aku keluar dari kelas bersama-sama.
Kami sepakat untuk mengerjakan PR Matematika bersama nanti.
Kami disambut Mbok Inem.
Mbok Inem telah menyediakan pisang goreng dan es teh manis di kamar Andri.
Aku permisi ke Andri untuk mandi dulu.
Aku membersihkan seluruh badanku dengan seksama.
Kali ini aku membawa sabun mandi favoritku. Perpaduan wangi Jasmine dan Green Tea.
Aku keluar kamar mandi memakai celana pendek dan kaos ketat.
Tentu saja BH tidak kupakai. Basah karena keringat.
Kaos ketatku memperlihatkan bentuk payudaraku dengan jelas.
Bahkan putingku terlihat sangat menonjol.
Andri terperangah melihat penampilanku yang seperti ini.
Ia mendekatiku dan memberikan pujiannya.
Dan tangan nakalnya menyentuh putingku dengan sengaja.
“Iseng deh kamu. Sana mandi biar tidak bau keringat”
Andri menurut dan segera menyambar handuk.
Terdengar suara shower yang hanya sebentar saja.
Andri keluar dengan hanya memakai celana pendek.
“Mandinya bersih gak sih? Kok cepat amat.”
“Eh, ngeledek. Bersih dong. Kalo kaga percaya, cium sini. Udah wangi nih”
“Mana coba?”
Aku mendekati Andri dan kuperhatikan burungnya sudah tegak.
“Eh.. sudah tegak. Udah kaga sabar yah?”
“Iya Yu.. Sudah nafsu lagi nih.”
“Hahaha… sabar dong Dri. Kita bikin PR dulu. Baru kita begituan.”
“Yaaa…” Andri tidak menutupi kekecewaannya.
Tapi aku bersikukuh untuk menyelesaikan PR dulu.
Lucu juga melihat Andri berusaha konsentrasi ke PR dengan penis yang tegak seperti itu.
Untung PRnya sedikit. Jadi kita cepat selesai.
Aku juga sudah tidak tahan lama-lama mengerjakan PR.
Tidak sabar melihat penis tegaknya.
Gemas yang tak tertahankan membuatku langsung meremas penis Andri.
Andri kaget tetapi hanya tertawa saja.
Tangan Andri pun segera menggerayangi payudaraku.
Enak banget sih.
Tiba-tiba aku punya ide.
“Dri, nyalain komputer dong.”
“Mau ngapain, Yu? Bukannya kita mau begituan?”
“Nyalain aja dulu.”
Andri menurut. Aku segera membuka google.
Aku mengetikkan vagina di search bar.
Lalu keluarlah gambar-gambar wanita telanjang dalam berbagai posisi.
Andri cukup terkejut dengan gambar-gambar itu.
Aku melihat beberapa gambar dan meng-klik gambar wanita yang sedang dijilat vaginanya.
Gambar itu menjadi lebih besar dan jelas.
“Dri.. aku mau seperti ini dong.”
“Wow.. aku.. tidak nolak.. hahaha….”
Andri menuntunku ke ranjang. Aku disuruh duduk di tepi ranjang.
Kedua kakiku diangkat sehingga posisiku menjadi mengangkang.
Vaginaku sudah mulai basah.
Celanaku dilepas dan dibuang menjauh.
Andri perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke vaginaku.
Dijilatnya sekali.
“Hmmm… rasa memek kamu enak, Yu.”
“Kalau gitu, jilat lagi dong Dri.”
Aku pun merasakan sensasi nikmat yang berbeda.
Andri mulai memainkan lidahnya.
Kiri dan kanan.
Atas dan bawah.
Seluruh bagian vaginaku dijilat.
Andri membuka belahan vaginaku lebih lebar dan dijilatnya.
Oww.. nikmat banget.
Aku merasakan lidahnya disodok-sodokkan ke dalam.
Bahkan sampai berasa ke selaput daraku.
Ketika jilatan lidah Andri mengenai clitorisku, aku merasakan kenikmatan luar biasa.
“Dri, jilat lagi tempat tadi.”
“Di sini?”
“Iya betul, Dri… terus di situ..”
Andri pun terus menerus menjilati clitorisku.
“Hisap Dri.. hisap yang kuat..” aku mulai meracau kenikmatan.
Andri sudah mulai merasakan perbedaan bentuk vaginaku.
Dia merasakan clitorisku sudah seperti kacang kecil.
Dihisapnya keras-keras.
Tidak lama kemudian aku mencapai puncak kenikmatan.
Kepala Andri aku jepit keras-keras agar tidak meninggalkan selangkanganku.
Ingin rasanya lidah Andri menusuk lebih jauh.
“Ahh…. aku samm..samm..sammpaiiii.. Dri..” jeritku perlahan.
Kulepaskan jepitan kakiku di kepala Andri.
Andri bangun dan terlihat wajahnya berlepotan cairan wanitaku.
Wajahnya terlihat sexy sekali.
Aku pun bangun dan memeluk Andri.
Kepalanya aku benamkan di dadaku.
“Enak banget, Dri.. Thanks yah.”
“mmmIIya..mmmaku..mmjuga..mmenak.” Andri menjawab dalam dekapan dadaku.
Aku melepaskan pelukanku dan menarik Andri ke ranjang.
Aku dorong dia ke ranjang dalam posisi terlentang.
“Sekarang gantian.. biar aku yang jilat titit kamu, Dri.”
Aku tarik celananya. Burung Andri terlihat telah tegak.
Aku memegangnya dan mulai menjilati kepala titit Andri.
Andri mendesis kenikmatan.
Seluruh batang Andri aku jilati, tidak ada yang terlewat.
Bahkan bijinya pun aku jilati satu per satu.
Aku mulai memasukkan kepala titit Andri dan mengulumnya dengan lembut.
Andri semakin menikmati sensasi di tititnya.
Aku pun mulai menaik turunkan kepalaku, mengocok lembut batang keras ini.
Andri pun mulai menggerakkan pinggulnya mengikuti irama kepalaku.
Hal ini semakin membuatku gemas.
Aku pun berusaha memasukkan seluruh batang Andri ke mulutku.
Wow.. Aku berhasil memasukkan semuanya sampai ke pangkal.
Tenggorokanku terasa penuh.
Tapi aku hampir tersedak, segera mencabutnya dan melanjutkan kocokan dengan mulutku.
Andri semakin cepat menggerakkan pinggulnya.
Penisnya terasa semakin membesar.
Aku semakin erat mengulumnya.
Tiba-tiba Andri menyemburkan air maninya ke dalam mulutku.
Tangannya menahan kepalaku, membuatku tidak bisa menghindari semburan ini.
Rasanya banyak sekali membuatku secara refleks menelan sperma yang banyak.
Sebagian malah telah lari ke hidungku membuatku bangkis sperma.
Andri tertawa melihatnya dan akupun tertawa juga.
Air mani Andri sangat enak. Asin yang enak.
Bau Bayclin juga tetapi tidak menyengat.
“Gila, Yu.. Enak banget sih diemut sama kamu.”
“Kamu juga enak emut Ayu tadi.”
“Sorry yah sampai nyemprot di mulut kamu.”
“Iya nih.. sampai kepalaku juga ditahan…”
“Sorry.. soryy…”
“Kaga apa, Dri. Aku suka air mani kamu. Enak rasanya.”
Hari sudah pukul 18.00. Aku harus pulang.
Tetapi aku sempat melirik ke komputer Andri yang masih menampilkan
gambar-gambar telanjang.
Aku melihat cukup jelas ada gambar dimana seorang wanita dibuka lebar-lebar
kakinya dan di vaginanya menancap penis laki-laki.
Aku tahu pasti itu menancap.
Karena aku bisa membandingkan penis Andri dengan gambar tersebut.
Kepala penis tidak terlihat, hanya pangkal penis saja yang sudah menempel ke vagina.
Wah.. apa rasanya dimasukkan seperti itu yah?
Pikiran itu memenuhi kepalaku sejak perjalan pulang dari rumah Andri.
Tetapi aku masih kelelahan akibat nikmatnya permainan lidah Andri dan tertidur lebih awal.
Hari ini aku tidak bisa ke rumah Andri.
Aku sangat kecewa. Andri pun begitu.
Di rumahku sedang ada persiapan membuat kue untuk tante.
Besok, Sabtu, Mama dan Papa mau ke rumah tante di Bogor. Baru pulang hari Minggu.
Aku tidak mau ikut dan Papa tidak keberatan. Harus ada yang jaga rumah, katanya.
Walaupun aku anak perempuan satu-satunya, aku sering ditinggal sendiri di rumah
dengan pembantu.
Orang tuaku cukup percaya.
Malamnya aku menelpon Andri memberitahukan kemungkinan rumah kosong selama Sabtu.
Andri menyambut kabar gembira ini.
Aku menutup telepon dan mulai merencanakan bagaimana supaya Mbak Juminten bisa keluar rumah.
Aku berencana untuk memasukkan titit Andri ke dalamku.
Google kupakai untuk melihat berbagai gambar senggama.
Berbagai informasi kucari.
Aku tahu kalau pertama kali berhubungan bisa sakit.
Untuk itu aku pikir harus aku yang mendorong masuk.
Biar bisa diatur tingkat kesakitannya.
Pagi-pagi buta, orang tuaku sudah berangkat.
Aku tidak tahu kapan perginya.
Mbak Juminten aku kasih tahu agar menelpon pacarnya dan pergi pacaran.
Dia bingung tapi senang dapat ijin seperti itu.
Aku bilang pulang malam juga tidak apa-apa, tapi jangan lewat dari jam sembilan.
Dia tanya siapa yang akan menemaniku.
Aku bilang nanti teman-teman akan datang.
Jam 7.30 Andri sudah mengebel rumahku.
Mbak Juminten membukakan pintu mempersilahkan Andri duduk.
Aku panggil Mbak Juminten memberitahunya bahwa dia sudah boleh pergi.
Tetapi pacarnya baru menjemput pk 8.00.
Aku dan Andri berbicara ke sana ke mari sambil menunggu mbak Juminten dijemput.
“Dri.. dah makan pagi belom?”
“Belom Yu.”
“Mau makan gak? Ada roti nih dan berbagai macam selai.”
“Boleh juga. Abis tadi buru-buru langsung jalan sih.”
“Hahahahaha.. aku tahu kenapa buru-buru.”
“Iya deh… hahahaha.. Mamaku sampai bingung. Hari Sabtu bisa bangun pagi.”
“Aku belum mandi nih. Mandi dulu yah. Nanti kalo mbak Juminten pergi, kamu bantu kunci rumah yah!”
“Ok, Yu!”
Pada saat aku mandi, Mbak Juminten berteriak pamitan.
Aku bilang biar Andri yang bantu kunci pintu.
Akupun segera mempercepat mandiku.
Setelah selesai mengeringkan badanku dengan handuk, aku mengintip keluar.
Mendengarkan kalau Mbak Juminten memang sudah pergi.
Hanya suara TV di ruang keluarga. Andri memang sedang menonton TV.
Aku memutuskan untuk tidak berpakaian.
Hanya memakai handuk.
Aku mengendap-endap ke belakang Andri yang sedang asyik menonton TV.
“DORR!!”
“Aduh.. aduh.. kaget tahu!”
“Hahahahaha…Kena kamu.”
Andri membalikkan badan mau marah tetapi tidak jadi.
Badanku yang hanya tertutup sebagian saja dengan handuk menjadi pereda amarah.
“wow.. sexy banget kamu, Ayu!”
“Gombal deh!”
“Biarin.. yang penting menurutku, kamu memang sexy!”
Aku mengambil handukku dan menimpuknya ke arah Andri.
Andri menangkisnya dan mengejar diriku yang telanjang bulat.
Aku pun tertangkap dengan mudah.
Aku memang sengaja tidak lari jauh-jauh.
Andri memelukku dari belakang.
Tangannya segera menutupi dadaku.
Nyaman sekali.
Pantatku pun merasakan kalau batang Andri sudah tegak.
“Ayo kita ke kamarku.”
Aku menuntun Andri ke kamarku.
Kamar yang belum pernah dimasuki laki-laki kecuali Papa.
Pintu kamar aku biarkan terbuka.
Toh.. tidak ada orang lain.
Begitu masuk aku segera membalikkan badan dan jongkok.
Aku membuka celana jeans Andri dan menurunkannya.
Terlihat jelas celana dalam Andri berusaha keras menutupi batang yang mengeras.
Akupun menurunkan celana dalam Andri.
Burung Andri segera membebaskan diri dan menantangku.
Aku yang sudah nafsu segera menjilati burung penantang ini.
Andri yang kenikmatan mulai menggerakkan pinggulnya.
Tangan Andri membelai kepalaku selama mulutku digagahinya.
Cukup lama mulutku dikocok-kocok sang burung.
Ketika aku merasakan Andri hendak menyemprot, aku hentikan kegiatan nikmat ini.
“Yah.. kok berhenti, Yu? Nanggung nih..”
“Biarin aja… Biar kamu tahan dulu. Masa baru sebentar sudah selesai.”
Aku menarik Andri ke depan komputer dan menyuruhnya duduk di sebelahku.
Kemarin malam aku sudah menyimpan beberapa gambar dari Google.
Beberapa pose pria dan wanita bersenggama.
Bahkan beberapa di antaranya ada satu wanita yang digagahi lebih dari satu pria.
Aku memperlihatkan gambar-gambar ini ke Andri.
“Wow.. Ayu.. ternyata suka gambar porno yah?”
“Bukan.. cuma lagi studi banding. Hahahaha..”
Koleksi yang ku-download cukup banyak.
Andri melihat-lihat beberapa dan berhenti di foto favoritku.
Seorang wanita terlihat senang dimasuki vaginanya oleh titit yang besar.
“Kamu mau kayak gitu, Dri?”
“A..aa…aaku….” Andri tergagap. Mungkin terkejut.
“Kok malah jadi gagap sih.. Mau, gak?”
“A..Aku… memangnya bisa yah masuk begitu?”
“Kita coba aja yuk, Dri. Biar tahu.”
Aku memang sudah membayangkan senggama sejak semalam.
Titit Andri yang keras memasuki vaginaku..
Oh… apa rasanya yah?
Aku menarik Andri ke ranjang.
Kaosnya aku lepaskan sehingga Andri sekarang telanjang bulat juga.
Aku membaringkan diriku di ranjang, sama seperti gambar senggama itu.
“Ayo, Dri. Sini.” aku mengajak Andri.
Andri dengan tititnya yang mengeras mendekat.
“Gimana caranya, Yu?”
“Masukin saja ke sini.”Aku menunjuk vaginaku yang sudah basah.
Aku meraih titit Andri dan mulai menggesekkan ke vaginaku.
Andri mengalami kenikmatan.
“Dri.. jangan nyemprot dulu yah.. kamu harus masukin dulu baru boleh nyemprot.”
“Ok, Yu!”
Andri mengambil alih kegiatan.
Ia menggosokkan tititnya dengan teratur.
Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Baru di luar saja sudah enak begini.
Apalagi kalau dimasukin ke dalam yah.
“Dri.. masukin dong pelan-pelan. Pelan-pelan lho. Abis katanya sakit kalo pertama kali dimasukin.”
“Ok Yu.. Kalo memang sakit, bilang yah.”
“Iya Dri.. Pelan-pelan.. tapi kalau aku kesakitan, jangan langsung dicabut. Aku coba tahan sakitnya.”
“Ok Yu..”
Andri mengubah posisinya lebih mendekat.
Tititnya dipegang sambil diarahkan ke vaginaku.
Aku merasakan kalau vaginaku mulai didesak batang keras.
Aku mulai tegang dan pahaku mulai menutup sehingga Andri kesulitan.
“Yu.. kok jadi tegang sih.. Relaks aja.”
“Iya, Dri… sorry.. bentar.. ambil nafas dulu…”
Aku mengatur nafas sehingga aku lebih relaks.
Andri pun melanjutkan usahanya.
Aku lebih relaks sekarang.
Aku merasakan batang itu sudah menyeruak lebih dalam.
Mentok.
Selaput daraku menahan laju lebih lanjut.
“Tahan Dri.. Biar vaginaku terbiasa dulu sebentar.”
Andri melihat ke bawah dan tersenyum.
“Ayu.. kepala tititku sudah ditelan vagina kamu.”
Aku pun bahagia melihat reaksi Andri.
Vaginaku terasa sesak tetapi sudah mulai terbiasa.
Selaput daraku terasa diketok-ketok oleh denyutan titit Andri.
Aku menarik nafas mengatur irama.
Aku menyiapkan diri agar Andri bisa menembusku.
“Ayo Dri.. Aku rasanya sudah siap. Langsung sodok yang keras yah. Biar jebol.”
Andri semakin nafsu.
Sodokan pertama kurang kencang. Aku merasakan sedikit kesakitan.
Sodokan kedua pun masih kurang kuat. Aku mulai meringis kesakitan.
“Sakit yah, Yu? Apa stop saja?”
“Jangan, Dri…Masih bisa tahan sakitnya.. Yang kuat dong sodoknya..”
“kamu atur nafas dulu gih.. biar lebih relaks.. kayaknya terlalu dijepit. Susah sodoknya.”
Aku mengikuti anjuran Andri. Rasa sakit perlahan-lahan menghilang.
Begitu aku menarik nafas lega, tiba-tiba Andri menyodok dengan kuatnya.
Aku mengigit bibirku menahan sakit. Kurasakan ada yang robek di vaginaku.
Air mata menahan sakit menitik di kedua mataku.
Andri melihatku dengan tidak tega.
Dia berusaha menarik tititnya tetapi vaginaku masih berasa sakit.
Aku pun menahan pinggulnya.
“Jangan gerak dulu, Dri. Masih sakit.”
Andri mengangguk.
Vaginaku berasa penuh sekali. Rasanya ada yang mengganjal.
Iya lah.. ada titit Andri yang sedang keras-kerasnya di dalamku.
Aku mengambil handphoneku yang memang ada di sebelahku.
“Dri.. foto-in dong. Aku kan tidak bisa melihat ke bawah.”
Andri mengambil beberapa foto sesaat setelah tititnya berhasil menjebol perawanku.
Terlihat jelas kalau titit Andri masuk sepenuhnya.
Darah perawanku pun terlihat jelas melumuri sekeliling vagina.
Aku tersenyum bahagia. Ah.. rupanya seperti ini kalau difoto.
Persis seperti gambar-gambar di komputer.
Andri mulai menggerakkan pinggulnya secara perlahan.
Sepertinya takut-takut. Takut aku masih kesakitan.
Memang sih aku masih merasakan perih tetapi sudah jauh lebih baik.
Goyangan perlahan Andri membuatku lebih terangsang daripada kesakitan.
“Ayu.. vagina kamu luar biasa deh. Aku merasakan remasan yang nikmat.”
“Aku juga enak, Dri. Batang keras kamu rasanya mengganjal penuh di dalamku.”
Andri terus menggoyangkan kemaluannya, keluar masuk kemaluanku.
Aku mulai menikmati permainan ini.
Ah.. tidak salah memang memilih Andri sebagai teman bermain.
Semakin lama semakin cepat goyangan Andri dan aku semakin terangsang.
Badanku mulai semakin menegang menuju puncak kenikmatan.
Setiap Andri menyodokku, akupun menyambutnya dengan sodokan juga.
Terasa titit Andri menyentuh rahimku.
Wah.. rahimku.. jangan sampai Andri nyemprot di dalam. Bisa hamil nih.
Baru saja aku berpikir demikian, Andri berteriak sambil menyodok lebih dalam.
Dan aku merasakan semprotan-semprotan panas di dalamku.
Hal ini malah membuatku lebih terangsang dan aku malah menggerakkan pinggulku.
Mempercepat perjalananku menuju puncak kenikmatan.
“Ah.. ah.. ah… AAAHHHHH…”
Aku pun mencapai puncaknya berbarengan dengan semprotan terakhir dari Andri.
Andri melepaskan semua muatannya di dalamku.
Aku sudah tidak peduli lagi apakah aku hamil atau tidak.
Andri terjatuh memelukku. Tititnya masih di dalamku.
Aku merasakan kehangatan cinta, di dalamku dan dalam pelukan Andri.
Ketika kekuatan kami pulih, Andri bangun dan mulai mengulum-ngulum dadaku.
Ah.. enak banget.. memang baru kali ini Andri mengulum dadaku.
Aku merasakan vaginaku basah lagi.
Andri terlihat menikmati dadaku.
Aku seperti seorang ibu yang sedang menyusui anaknya.
Bahagia rasanya.
Andri berpindah mengulum dadaku yang satu lagi.
Wow.. kenikmatan dobel.
Tanganku secara naluriah mencari titit Andri.
Andri mendekatkan tititnya ke tanganku dan mulai merasakan pijatan yang aku lakukan.
Masih lembek tititnya tetapi aku merasakan kekerasannya mulai kembali.
“Dri.. stop dulu.. Aku haus.”
Andri menghentikan hisapannya di dadaku.
“Iya aku haus juga. Hisap-hisap dada kamu tidak ada yang keluar.”
“Yeee… gimana sih? Kalo ada susunya berarti aku sudah hamil dong. Ambil air minum gih di kulkas.”
Andri menurut dan berjalan keluar menuju kulkas.
Tititnya yang setengah keras bergoyang ke sana sini selagi ia berjalan.
Aku bangun dan merapikan ranjang.
Wah.. darah perawanku membasahi sprei ranjangku.
Ah.. bilang aja nanti darah mens-ku merembes.
Hatiku senang sekali sudah bisa merasakan titit di dalamku.
Rasanya masih mengganjal saja.
“Nih, Yu.. air dinginnya.. Wah.. darahnya kena ranjang yah?”
“Iya Dri.. thanks yah!” Aku mencium bibir Andri.
Pertama kali aku mencium bibir cowok.
Mustinya sih kalau lihat film-film, ciuman terjadi sebelum senggama.
Tetapi aku sudah terlalu nafsu. Jadi langsung ke kelamin deh.
Andri yang juga baru pertama kali menciumku cukup kaget tetapi terus melanjutkan ciumannya.
Aku melepaskan bibirku dan minum lagi.
Andri ternganga dengan pose masih seperti menciumku.
Manis sekali.. Aku tertawa melihatnya.
Andri mengambil gelas di tanganku dan meminum air dingin seteguk.
“Wah.. baru jam sepuluh.. kita bisa berapa kali kayak gini yah, Yu?”
“Sekuat kamu aja, Dri. Aku suka banget merasakan titit kamu di dalamku.”
“Kalo begitu, ayo lanjut.”
Andri dengan sigap menarikku ke atas ranjang.
Dia menindihku tetapi masih menahan badannya dengan siku tangan.
Ia mulai mencium bibirku dengan lembut.
Aku menerimanya dan mulai membuka bibirku.
Lidah Andri mulai menari di dalam mulutku.
Memainkan lidahku. Enak sekali.
“Wow, Dri.. enak banget lidah kamu. Belajar di mana sih?”
“Kaga belajar di mana-mana. Kamu tuh cewek pertama yang aku cium.”
“Oh.. gitu.. kok kayaknya sudah ahli dalam ciuman sih? Aku suka banget.”
Aku merasakan titit Andri mulai keras lagi.
Andri kembali melanjutkan ciumannya.
Mulai dari bibir, ke leher, ke payudaraku.. kiri dan kanan..
Ke perutku.. ke pusar… ke paha.. dan bulu-bulu halus jembutku.
Baru kali ini aku merasakan seluruh badanku diciumi.
Aku sampai merinding karena nikmatnya.
Aku menggapai titit Andri dan menemukannya dalam kondisi sudah sangat keras.
Aku bangun dan segera menjilati kepala titit Andri.
Entah kenapa rasanya enak sekali menjilati titit.
Aku mulai tidak dapat menahan diri.
Andri kudorong agar terbaring.
Tititnya menjulang ke atas.
Aku memegangnya dan mengarahkannya ke vaginaku.
Perlahan-lahan kududuki titit yang keras itu.
Masuk secara perlahan tetapi nikmat ke dalam kelaminku.
Aku mulai bergerak naik turun. Rasanya nikmat sekali.
“Dri.. tiap hari kita senggama kayak gini yuk”
“Siapa takut?”
“Hahaha.. bisa aja kamu.”
Aku pun terus menerus naik turun sampai libidoku meningkat secara perlahan.
Tangan Andri selama ini meremas-remas payudaraku.
“Kenyal banget sih dada kamu, Yu! Pengen hisap-hisap terus deh.”
“Hisap gih.” Aku mengubah posisi, mendekatkan dadaku agar mudah dihisap oleh Andri.
Hisapan Andri dan titit keras Andri yang keluar masuk diriku, membuatku mabuk kepayang.
Aku pun mempercepat goyanganku, membuat dadaku bergerak liar.
“Hnn..hnnn..oohhh..ohhh.. ahhh.. AAAAHHHHHH”
Aku berteriak kenikmatan..
Andri yang belum sampai, mengubah posisi menjadi doggy style.
Tititnya dimasukkan dari belakang.
Sodokan-sodokan lembut Andri perlahan-lahan menjadi kasar.
Biji Andri bergoyang-goyang menepuk clitorisku.
Perasaan nikmat doggy style sangat berbeda.
Tidak lama aku pun menyemprotkan kehangatan ke titit Andri.
Andri masih kuat menggoyang-goyangkkan pinggulnya.
Tetapi kurasakan kalau Andri hendak menyemprot kembali.
Aku ingat kembali akan resiko hamil tetapi sudah tidak ada tenaga melawan kenikmatan ini.
Sodokan-sodokan Andri semakin liar dan..
“Ahhh.. ENAK BANGET.” Andri berteriak dan menyemburkan air maninya kembali.
Kami berdua telah keringatan luar biasa. Keringat kami sampai menetes deras.
Tetapi aku suka sekali badan Andri yang keringatan. Bau tubuhnya sangat merangsang.
Total telah 3 jam kami berhubungan badan. Perut terasa lapar juga.
“Dri.. makan yuk.. Lapar juga nih.”
“Ayo.. makan apa? Ada apa yang bisa dimakan?”
“Ada nasi putih.. tapi kaga tahu ada sayur atau tidak. Atau mau mi instan?”
“Wah jangan mi instan. Kalo kaga ada sayur, kita bikin nasi goreng saja.”
“Memangnya kamu bisa masak, Dri?”
“Bisa dong.. tapi memang cuma nasi goreng doang.”
“Ayo deh kalo gitu.”
Kami berdua dengan badan telanjang dan keringatan menuju dapur.
Aku sempat mengambil handuk untuk mengelap keringat kami berdua.
Jadi kami memasak nasi goreng untuk makan siang.
Kami menyantap di meja makan sambil tetap telanjang.
Aku perhatikan sekali-kali titit Andri menegang dan melembek.
Gemas deh.

Habis makan siang kami membereskan perabot dan mandi siang.
Menghilangkan keringat sehabis ronde pagi.
Kamar mandi keluargaku cukup besar untuk kami mandi berdua.
Ini kali pertama aku mandi bersama laki-laki.
Aku menggosokkan punggung Andri dan mengusap-usap titit Andri.
Tititnya jadi keras lagi.
Andri pun menggosok punggungku dan tangan nakalnya juga beraksi di dadaku dan vaginaku.
Tetapi aku mencegah Andri terlalu lama di vaginaku. Masih perih.
Tidak kurasa baru beberapa hari sejak kejadian tabrakanku dengan Andri,
pengetahuan seks kami bertambah dengan cepat.
Bahkan aku sudah melakukan senggama.
Enak banget lagi.
“Dri.. kalau kemarin itu kita tidak tabrakan, kira-kira kita bisa begini gak yah?”
Andri yang masih menyabuni dadaku dari belakang meremasnya.
“Yah… mana mungkin, Yu. Aku cuma bisa mengagumi kamu dari jauh. Kamu cantik, Yu”
“Gombal ah”
Aku melepaskan pelukan Andri dan berbalik menghadapinya.
Aku raih tititnya dan mengocok lembut dengan sabun.
“Menyesal gak tabrakan denganku?”
“Kaga”
“Menyesal gak pegang-pegang dadaku?”
“Mana mungkin bisa menyesal.”
“Menyesal gak hisap-hisap dadaku dan vaginaku?”
“Kalo boleh, mau setiap saat.”
“Benar nih?”
“Iya dong.”
“Kalo tiap hari masukin titit ke dalamku?”
“Apalagi itu. Kalo bisa terus nempel, mau terus nempel.”
“Kalo gitu janji yah.. Setiap saat memungkinkan, Andri harus memasukkan tititnya ke vagina Ayu.”
“Wah.. kalo janji seperti itu.. Andri tidak akan mengingkarinya. Andri berjanji.”
Kami pun menyudahi mandi bersama. Saling mengeringkan badan.
Saling memainkan kelamin.
Kami pun kembali ke kamarku.
Berbaring telanjang.
Perut kenyang dan kelelahan membuat kami mengantuk.
Kami pun tertidur sambil berpelukan.
Tentunya posisi ini aku manfaatkan dengan baik.
Aku tertidur sambil memegang titit Andri.
Rasanya belum lama kami tertidur, bel rumah berbunyi.
Kami berdua terbangun dengan panik.
Mbak Juminten sudah pulang. Jam berapa nih?
Kami buru-buru berpakaian.
Andri tidak dapat menemukan celana dalamnya.
Akupun hanya memakai BH dan daster panjang.
Setelah melihat bahwa kami cukup sopan berpakaian, aku segera membukakan pintu.
“Kok lama bukain pintunya?” Mbak Juminten bertanya curiga.
“Itu tadi Andri lupa taruh di mana kuncinya.”
“Lho, Andri masih di sini?”
“Iya lah… masa meninggalkan aku sendirian di rumah?”
“Halo Mba Ju” sapa Andri. “Baru pulang nih?”
“Iya.. Kalian sudah makan? Sini biar Mba Ju siapkan makan sore”
Wah.. memang sudah sore rupanya.
Mba Ju pun menyiapkan makan malam buat kami berdua.
Kami makan sambil tersenyum-senyum.
Apalagi Mba Ju selalu ada di dapur, tidak keluar.
Sambil makan aku mengelus selangkangan Andri, mengetahui dia belum mengenakan celana dalam.
Dasterku pun tersingkap sampai selangkangan.
Andri juga senang mengelus pahaku sambil sesekali mengenai vaginaku.

Selesai makan malam aku meminta Mba Ju untuk membereskan meja makan.
Kami berdua pindah kembali ke kamarku
sambil memberikan alasan kalau tugas sekolah kami tinggal sedikit lagi.
Andri mengerti maksudku.
Begitu masuk kamar, aku segera menguncinya.
Berbalik ke Andri dan segera membuka jeansnya.
Titit Andri sudah keras sekali dan memekku memang sudah sangat basah.
Andri segera kudorong ke ranjang.
Aku senang dengan posisi di atas.
Titit Andri segera kududuki. Sekarang lebih mudah masuknya.
Masih sedikit perih tapi sudah jauh lebih enak.
Akupun menggoyang-goyangkan pinggulku. Nikmat sekali.
Andri pun terlihat sangat menikmati. Tangan Andri bersemangat memainkan kedua buah dadaku.
Andri bergeser ke posisi duduk sehingga bisa menghisap dadaku. Aku serasa melayang di angkasa.
Dadaku terasa sangat nikmat dihisap Andri. Tidak lama aku merasakan badan Andri mulai bergetar.
Aku tahu sekarang kalau Andri ingin menyemburkan benih-benihnya di dalamku.
Pengetahuan ini malah membuatku ingin segera merasakan kehangatannya. Kupercepat goyangan pinggulku. Andri pun semakin buas melahap dadaku. “aaarrhhhh… aku nyemprot lagi, Yu….”
Aku puas dan bahagia sekali. Kehangatan sperma memenuhi kelaminku.
Kami pun membersihkan diri dengan tisu. Kami menemukan celana dalam Andri di tumpukan bantal,
tetapi aku bilang aku mau menyimpannya. Andri kusuruh memilih salah satu celana dalamku untuk dipakainya. Tukeran.
Aku menyukai bau kelamin Andri yang menempel di celananya. Malam itu aku tertidur sambil menghirup wangi air mani di celana dalam Andri dan bermasturbasi. Kelas 3 SMP dan berumur 15 tahun. Aku sangat menikmati senggama.