♥ Ingin Mencari Agen Judi Online Terbesar dan Terpercaya ♦ Silahkan Kunjungi Website Kami Di WWW.POKERHUNTER77.COM ♣ dan Menangkan Jackpot Sebesar Besarnya ♠

Selasa, 31 Oktober 2017

Cerita Ngentot Perawan Anak SMP Nakal


Tiba-tiba HPku berbunyi, Siang itu aku berada di kantor sedang membaca surat-surat dan dokumen yang barusan dibawa sekretarisku LIA, untuk aku tanda tangani. Kulihat di layar handphone ku tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal. “Hello.. Dita.. Apa kabar” sapaku. “Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita” “Iya habis sibuk sih” jawabku sambil terus menandatangani surat-surat di mejaku.  cerita sex 

“Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih..” terdengar suara Dita di seberang sana. Dita ini memang kadang-kadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh daripada memberikan uang di bawah meja. “Bagusnya gimana Dit?” tanyaku penasaran. “Masih anak-anak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan, bener-bener gadis virgin” Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya.  cewek hot

Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarang-jarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini. “Cantik nggak?” tanyaku “Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh..” rayu Mami Dita ini. Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini. “Minta berapa Dit? ” tanyaku “Murah kok Pak.. cuma lima juta” Wah.. Pikirku.  cerita bergambar 

Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita. Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti. “Lia.. Ke sini sebentar” kutelpon sekretarisku yang sexy itu. Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku. “Ada apa Pak Robert?” tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih. Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita. Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku. 

“Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya” kataku. “Baik Pak” jawabnya. “Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..?” Lia berkata genit sambil menatapku menggoda. “Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih” kataku pura-pura. Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani. “Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak” katanya masih mengharap. “Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya” jawabku sambil mengemasi laptopku.  Memek Sempit

Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi. Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu. Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku. Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyik-asyiknya melihat berita perang di Irak tiba-tiba HP-ku berbunyi. “Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon.” pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller ID-nya.  AnakSMP

“Halo. Pak Robert.. Ini Santi” kata suara di seberang sana. Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku. “Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?” “Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu. Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?” “Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih” jawabku mengelak. “Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian” lanjutku. “Habis Santi udah kangen banget Pak..” rengeknya. “Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok” hiburku. “OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak” katanya menyudahi pembicaraan.  Tante hot

Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki-laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi. Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari. “Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.  cerita bergambar 

“OK nggak apa.. Ayo masuk” kataku sambil memperhatikan Tari. Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh. Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent. “Tari.. Ini Oom Robert” kata Dita memperkenalkanku padanya. Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, “Tari..” Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku. 

Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kuelus-elus sayang. “Gimana Pak.. OK khan” Dita bertanya “OK.. Kamu jemput lagi aja nanti” jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas. Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya. “Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk” saranku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar. Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali. “Pesan apa?” tanyaku sambil memberikan room service menu padanya. “Nasi goreng aja Oom” “Minumnya?” “Minta susu boleh Oom?” jawabnya. 

Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV. “Channelnya Tari ganti ya Oom” katanya sambil mengambil remote. “Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus” jawabku sambil mengagumi keindahan Tari. Setelah dia duduk, kuelus-elus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu. Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anak-anak, pikirku. “Kamu sudah punya pacar?” tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat. “Belum Oom..” “Kenapa?” tanyaku lagi “Tari khan masih kecil..” katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV. Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. 

Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kuelus-elus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar. Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini. Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tiba-tiba bel kamarku berbunyi. “Room Service” terdengar suara di depan kamarku. Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi. “Ada pesanan lagi Pak?” tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja. 

“Nggak” jawabku “Mungkin buat anaknya?” tanyanya lagi “Mungkin nanti menyusul” kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya. Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami. Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya. “Mau buah Tari?” kataku sambil mengambil buah-buahan dari minibar. “Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah” katanya. Hm.. Benar-benar manis ini anak, pikirku. Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu. 

Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buah-buahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya. “Ayo sayang kita mulai ya..” kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka. Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja. “Kok diam saja sih!!” Bentakku. “Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti” jawabnya lirih ketakutan. “Ya sudah sini kamu..” kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada. Tari mengikutiku dari belakang. 

Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku. “Ayo sini duduk Oom pangku” kataku. Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam. Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremas-remas buah dadanya yang masih tertutup BH itu. Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. 

Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras. “Oom.. Jangan Oom.. Tari malu” katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerang-erang nikmat disetubuhi dari belakang. “Nggak usah malu sayang” jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya. Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya. “Pelan-pelan Oom.. Sakit” desahnya ketika tanganku mengusap-usap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini. 

“Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah..” kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya. Tanganku mengelus-elus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang. Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremas-remas rambutnya. “Emmhh.. Emmhh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Tari. Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak. Tetapi lagi-lagi dia hanya diam saja. 



Memang dasar anak-anak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi. “Ayo.. Berlutut!!” kataku sambil menarik rambutnya. Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya. “Ayo isap!!” perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu. “Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom” katanya mengiba-iba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku. 

“Ayo!!” bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu. Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya. “Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..” desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengelus-elus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku. “Ayo jilati batangnya.. Sayang” kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan. “Ayo isap lagi” instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya.  cewek hot 

Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya. Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya. “Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom” Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya “Oom belum puas. Ayo lagi!!” bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku. Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. 

Seorang laki-laki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya. Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya. “Buka mulutmu!!” perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya. Kemudian kukocok-kocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya. “Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari..” erangku saat orgasme. 

“Ayo telan!!” perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar. Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya. Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil. Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kuelus-elus pundak dan tangannya. 

“Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek..” katanya. “Yach kamu istirahat dulu aja sayang” jawabku sambil mencium pipinya. Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu. Kuusap-usap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali. Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi. Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. 

Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku. Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya. “Aku ingin menikmati memekmu sayang” kataku sambil menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku. “Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya.  cerita sex

Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu. “Uhh.. Ampun Oom..” erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilin-pilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi. “Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis..” kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku. Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. 

Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku. Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras. Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusap-usap klitorisnya. “Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom.” rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya “Memangnya Bu Dita bilang apa?” tanyaku “Katanya Tari nggak akan diperawani. Cuma dipegang dan diciumi aja” jawabnya terisak. 

Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita. “Ya sudah.. “Kataku. “Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi” perintahku. Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku. Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus-elus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya. “Ya terus.. Sayang” erangku menahan nikmat yang tiada tara. Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas pantatnya. 

Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigit-gigit sehingga menimbulkan bekas memerah. Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya. “Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun..” rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya. Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya. Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya “Ahh.. Sakiitt..” jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya. 

Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya. “Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari.” racauku “Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun..” Tari merintih kesakitan sambil menangis. “Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah..” aku kembali meracau kenikmatan. Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit. Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. 

Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya. Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya “doggy style”. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu. “Ahh.. Sakit Oom ampun..” rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas. Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya. Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. 

Kubalikkan badannya dan kugesek-gesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesek-gesekkan juga ke seluruh wajahnya. “Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari..” erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya. Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari. Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisak-isak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu. 

Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang. “Gimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum. “Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataku tertawa kecil. “Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak” katanya lagi. “Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar” Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur. “Saya permisi dulu Pak Robert” pamit Dita. “Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya.  cerita bergambar

Untuk obat awet muda.” jawabku sambil mengedipkan mataku. “Beres Pak” jawabnya sambil menggandeng Tari keluar. “Ini tasnya ketinggalan” kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buah-buahan untuk adiknya itu. Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku. Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku. Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku. Tak lupa kusetel lagu Al Jarreau kesayanganku. Tamat 

Senin, 30 Oktober 2017

Saat Suaminya Pergi Aku Di Suruh Muasin Tanteku


“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata. “Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi. Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku.Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 36C, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau.

Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 34C, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 32B. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah.

Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil.
Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. 

Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”. Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku. Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku. Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.



Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi. Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P. Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang. Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.
“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P. Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.

Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.



“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun. Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau. Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.
“Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.
“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi. 

Minggu, 29 Oktober 2017

Cerita ML Pacar Baru Yang Binal Di Kontrakan


Perkenalanku dengan Intan sungguh sangat tidak aku duga sama sekali. Berawal suatu malam saat aku sedang nongkrong dicafe, tiba-tiba aku mendapatkan telfon dari temaku yang minta untuk dijemput dibandara, maka dengan terburu-buru aku langsung bergegas keparkiran mobil. Namun ketika aku sedang berjalan agak cepat, aku tak sengaja menabrak seorang wanita hingga Hp nya terjatuh. 

Dan aku segera mengambilkan hp nya dan aku langsung meminta maaf. Gadis itu pun tak marah kepadaku dan menanggapi permintaan maafku dengan baik. Karena aku terburu-buru kemudian aku meminta nomer HP dan pin bb nya. Wanita itupun dengan ramah memberikan nomer hp nya dan pin bb nya juga. Kemudian aku langsung bergegas menuju perkiran. 

Diperjalanan menuju bandara aku terbayang dengan pesona gadis yang aku tabrak dicafe tadi. Wanita itu sungguh cantik sekali dan langsug memikat hatiku. Tinggi semampai, tubuh seksi, wajah cantikselalu membayangiku sepanjang perjalanan. Aku pun langsung teringat kalau aku sudah mempunyai nomer hp nya, aku pun langsung sms wanita itu “aku minta maaf soal dicafe tadi ya, namaku Radit”. Tak sampai 10 menit wanita itu membalas sms ku “Iyha gak papa kok, aku Intan” balas sms’nya. kemudian sms itu pun berlanjut hingga akhirnya aku mengajak Intan bertemu dicafe pertama kali kita bertemu dan Intan pun setuju.

Setelah kira2 setengah bulan setelah pertemuan keduaku dengan Intan, akhirya aku mengungkapkan perasaanku dan Intan pun menerimaku sebagai kekasihnya. Malam itu pas malam minggu Intan memintaku untuk menjemputnya dikantornya. Aku pun langsung bergegas menjemput Intan karena kita juga sudah berencana malam mingguan bersama,saat tiba di sana kulihat dia duduk sambil memainkan hp yang dia pegang dengan wajah yang sedikit murung,setelah memarkir mobil aku langsung menghampirinya.

“sudah lama nunggunya say”sapaku 

“ah gak juga kok paling belum 1 jam” jawabnya sambil cemberut, 

“iya deh maaf tadi jalanan macet, gmana jadi jalan ga ni”ajakku 

“Ok lah,makan di mana ni,ke KFC ja ya”, 

“Terserah Kamu ja lah yg penting makan”,jawabnya. 

Setelah ku ambil mtorku kita langsung jalan ke royal plaza,selesai makan aq ajak dia nonton film tpi dia menolak, 

“kita pulang dulu ja,kan aku belum mandi”,jawabnya “Kamu mandi di kontrakanku ja gmana kan dket,dari pada balik ke rumahmu kan kejauhan”,ajakku 

“ogaaahh ga enak lah,tar apa omongan tetanggamu”, 

“ya gampang tar aku bilang ja kalo kamu tu adikku”, 

“hemmm oke tapi awas jo macem-macem lo,tak sunat lagi biar kapok”,candanya sambil naik ke motorku, 

Singkat cerita setelah sampai di kontrakanku segera aku suruh dia mandi karna aku ga pengen malam ni cepat berlalu,meskipun malam minggu tapi besoknya aku kerja. Diapun segera menuju ke kamar mandi dan aku menunggu sambil bikin kopi di dapur,saat ku dengar shower air menyala langsung timbul fikiran kotorku,ku coba intip Intan dari lubang ventilasi di atas pintu,saat kulihat Intan telanjang yang sedang menyabuni dadanya penisku langsung tegang,timbul niatku tuk bisa menikmati tubuh pacarku itu,saat sedang asyik-asyiknya membayangkan bergumul dengannya tiba-tiba dia teriak.

“Yank ambilin handuk dong,ga da handuk ni”,teriaknya 

“Oya aku lupa handuknya aku jemur di belakang rumah”,aku turun dan mengambilkan handuk untuknya sambil menjawabnya, 

“iya bentar aku ambilin”, 

Saat aku mau memberikan handuk kepadanya timbul niatku tuk melampiaskan hasratku padanya, akhirnya aku langsung melepaskan baju dan celana dan juga celana dalamku. 

“Ni handuknya”,teriakku di depan pintu, “Mana”,jawabnya sambil membuka sedikit pintunya dan menjulurkan tangan kanannya, 

Segera saat tanganya keluar aku pegang tanganya dan ku dorong pintunya sehingga aku bisa masuk ke dalam kamar mandi denganya, 

“Aduh,apa-apaan sih ni,keluar gak”,teriaknya sambil marah dengan tangan kiri menutupi buah dadanya, 



Aku yang dah gelap mata malah memeluk dan mencoba menciumnya, 

“eemmm eeemmhh eeemmhh stop,hentikan ron”,dia berontak berusaha melepaskan diri dari pelukanku,hingga kupepetkan dia ke dinding kamar mandi, 

“Uuuddaaahh…eehh emmhh”.Dia terus berontak berusaha melepaskan diri,tpi aku tak menghiraukannya dan mulai meraba vaginanya, 

“Ahhh…aduh..uuddaaah…ahh…aahhh..” Lenguhnya, dia menggelinjang saat ku mainkan jari tanganku ke vaginanya, 

Lama-lama perlawananya mulai lemah saat aku cium bibirnya dan ku mainkan vaginanya,seolah pasrah untuk di nikmati, Enak kan say?ejeku Dia tak menjawab hanya suara eemmmhh….ahh…aahh…eemmhh.. Yg keluar dari mulutnya, 

Setelah ku yakin di tak melawan lagi,aku beralih menciumi dan memainkan buah dadanya yg kiri kemudian yg kanan,aku hisap dan pilin puting susunya sehingga dia mendesah lebih keras dan kurasakan kepalaku di tekannya ke buah dadanya,seolah tak ingin aq hentikan, tak berapa lama setelah ku mainkan taganku di vaginanya tubuhnya menegang,pahanya menjepit erat tanganku dan tangganya memeluk erat kepalaku. 

“Aaaarrrggghhh…..” dia mengerang keras saat gelombang orgasme melandanya dan dia lemas dalam pelukanku, 

Karena sudah tidak tahan maka segera ku arahkan penisku yg sudah tegang ke lubang vaginanya saat dia masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Saat kepala penisku menyentuh lubang vaginanya dia sadar dan langsung mencoba mendorongku,tpi dengan sigap langsung ku tekan keras penisku masuk ke vaginanya. 

“aaaarrrggghh… Sakittt….” Dia berteriak sambil menutup matanya, 

Ku diamkan beberapa saat penisku di dalam vaginanya sampai kurasa dia sudah tak tegang lagi, Pelan tapi pasti kugoyangkan perlahan-lahan penisku menembus vaginanya, 

“Ahh..ahh..ahh..ahh..” Desahanya membuatku makin semangat menggenjotnya, 

“ohh..ohh..ahh.. Enak bnget memekmu say”, 

“Ahh… Ahh… Ahh… Udah cepet selesaiin “,jawabnya sambil tetep merintih,,entah karna enak atau sakit,, 

Ku coba percepat genjotanku,sekitar 20 menit kemudian dia mengerang keras, 

“Aaaaaaaarrrrggghhh… Aku keluar…” Teriaknya saat dia mendapat orgasmenya yg kedua. 

“Ohh aq juga mau keluar yank,,ohh.. Ahh.. Ah.. Aku gak kuat lagi…” 

“Jangan,cepet cabut”stop teriaknya, 

Aku yg sudah di ambang kenikmatan tak menghiraukan teriaknya dan ku percepat genjotanku ke vaginanya,,, 

“Aahh… Ahh.. Aaaahhhh aku keluar say”, 

akhirnya aku tekandalam dalam penisku ke dalam vaginanya dan croott…crooott…croottt… croott…crooott…croottt..semprotan spermaku tumpah dalam rahimnya. 

Akhirnya aku lemas,ku cabut penisku dari vaginanya dan duduk di atas kloset duduk,sementara Intan duduk bersimpuh di lantai kamar mandi sambil menangis , ku lihat dari lubang vaginanya spermaku keluar bercampur darah perawan Intan.  

Perawan Setelah mengatur nafas ku dekati Intan,ku peluk dia tpi dia berusaha menolak dan mendorongku,akhirnya ku peluk paksa dia sambil meminta maaf, 

“Say maaf ya,aku khilaf,aku gak bermaksud menodai kamu”,bujukku namun dia diam saja. 

“Aku mencintaimu,aku sayang kamu,aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu say”,dia tetap diam saja,akhirnya aku paksa dia berdiri dan ku tatap matanya sambil berkata bahwa aku akan melamarnya Akhinya dia menjawab, 

“kamu sudah dapatkan apa yg selama ini aku jaga,kamu dah buat aku tak suci lagi,bahkan kamu sudah menumpahkah spermamu ke dalam rahimku.jika nanti sampai aku hamil berarti kamu sudah berhasil membuat hidupku hancur”,jawabnya dengan penuh amarah. 

“Tadi aku kan bilang bahwa aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan,aku akan melamarmu”,

ku coba menenangkannya tpi di luar dugaan dia berkata 

“sudahlah kamu tak perlu melamarku,kamu tak perlu lagi datang ke rumahku dan kamu tak perlu lagi menemuiku” 

“Tapi kenapa,aku tau aku memang salah,aku mau bertanggung jawab”. 

Akhirnya dia memberikan hpnya dan menunjukkan sms dari kakaknya sambil memakai bajunya dan berkata 
“aku pikir kamu adalah pilihan terbaikku,tapi ternyata aku salah,kamu sama saja seperti yg lain” 

Akhirnya Intan minta di antar pulang dan aku tak bisa menolaknya,karena isi sms kakaknya kurang lebih isinya bahwa Intan akan di jodohkan dgn teman kakaknya. Sungguh aku tidak rela jika Intan jadi milik orang lain. 

Sabtu, 28 Oktober 2017

CERITA SEX ML DENGAN ANAK GADIS


Aku sedang asik membuat laporan cashflows project yang harus kuselesaikan dan mengirimkannya malam itu juga ke perusahaan partner kami di Paris. Aku ditemani oleh seorang “OB” yang meski sudah beristri dan memiliki 1 orang anak, masih suka senang meladeni/mencari-cari orang yang salah sambung telepon ke kantor.

Jam di meja kerjaku 10.30 tapi lampu (line) telepon masih menyala, sambil istirahat sebentar, kucari pesawat mana yang masih online itu. Belum sempat ketemu, “OB”-ku sudah panggil aku lewat intercom dari pentry tempatnya ber-online ria,

“Bang, ada yang mau ngomong nih.. ambil yang kelap-kelip ya..” (Bang = Abang; “OB” kantorku yang satu ini selalu meng-Abang-kan).

Dengan malas kuangkat gagang telepon, sambil teriak ke “OB”-ku itu.
“Siapa Nang?”

“Angkat aja.. Bang,” jawabnya lagi sambil teriak dari pentry (pentry dengan mejaku agak berjauhan).

Pada akhirnya salah sambung ini berkelanjutan jadi menarik. Nama orang yang “salah sambung” itu adalah Lia dan dengan setia akan meneleponku setiap 2 minggu sekali setiap jam 21:00 – 24:00 dan akhirnya aku juga jadi menunggu-nunggu telepon dari Lia. Perlu kuberitahukan di sini, sejak pertama telepon, Lia (aku memanggilnya “Li”) ini bicaranya tidak jauh dari selangkangan dan pusar, dan mungkin ini juga yang membuat aku ketagihan melayaninya.

Hingga pada 4 bulan berikutnya, hari Sabtu kami copy darat. Dari situlah baru aku kenal Li dengan wajah melayunya, kulitnya putih, tinggi 162 cm, berat 55 kg, payudara 36C, betis kecil, pantatnya kecil tapi pinggulnya lebih lebar (bahenol), umurnya sekitar 35 tahunan. Terus terang, fisiknya dari dada ke bawah lebih meruntuhkan iman, ketimbang wajahnya. Setelah makan dan ngobrol ngalor ngidul, kami ke luar.
“Li, mau terus pulang atau ada acara lain lagi nih..?”

“Aku tadi ijin keluar mau ke Bogor, tempat temen waktu SMA, jadi kayaknya kalo pulang sekarangmasih kesiangan deh.. kita jalan aja yuk..!”

“Kemana?” tanyaku, sambil menggoda nakal.

“Ah.. kamu ngelantur deh..” sambil mencubit pinggangku.

aku hanya meringis, sambil aku langsung gandeng pinggangnya menuju mobil di parkiran. Keluar dari Wendy’s, aku langsung mengarahkan mobil ke tol Jagorawi. Setelah masuk tol,



“Kok, kita ke sini.. mau kemana?”

“Ya.. ke Bogor lah.. paling tidak kan, kamu nggak terlalu banyak bo’ongnya.”

Lia diam saja sambil merenggut manja dan memalingkan wajah ke luar.

Kupegang bahunya,

“Jangan marah gitu doong, eh.. tapi kamu manis juga kalo lagi cemberut gitu..” lagi-lagi Lia mencubitku di pinggang.

Kali ini kubiarkan, malah kutangkap tangannya dengan tangan kiri, dan kutaruh tangannya di pangkuanku. Lia tidak menarik tangannya, malah mengelus-elus perlahan bagian terlarangku sampai menggeliat di balik celana. Mobil memasuki jalan desa di pesisir Kali Cisadane dan berbelok masuk ke rumah yang kubeli untuk beristirahat.

“Li.. kita udah sampai, yuk.. masuk..” aku mendahului langsung masuk kamar, membuka kaos dan jeans lalu menggantinya dengan celana pendek.
“Li, kalo kamu mau pakai celana pendek atau kaos, di dalam ya..” teriakku dari dalam.

“Iiihh.. emangnya aku mau langsung ngamar gitu..” sambil berjalan ragu-ragu, melongokkan wajah ke pintu kamar.
“Eh.. yang mau begituan siapa..?”

“Aku mau berenang di kali bawah, kalo kamu mau ikut, ganti kaos dan celana pendek, nih..”

Belum lagi Lia masuk, aku sudah berlari ke luar dan di pintu bertabrakan dengan Lia yang maumasuk. Kami jatuh bertindihan dan tertawa bersama-sama.

“Li, gila nih.. aku jadi kepinginbanget.. tadi niatnya mau berenang, tapi jadi berubah kebelet gini..” Dengan refleks kubopong Lia ke dalam kamar dan kubimbing untuk berdiri sambil kupeluk dari belakang, mulut dan bibirku ramai dengan kecupan rangsangan yang lembut namun bergairah di telinga, tengkuk, dan leher, tanganku mengusap-usap di sekitar perut.

Ketika rangsangan itu menjalar di dadanya, Lia membalik,

“Gi.. Aku juga spaning, nih..” sambil bibirnya terbuka dengan gemetar sensual karena gairah, mencari-cari bibirku.

Kulumat bibirnya, kukecup bibir bawahnya dan kuputar dan kulepaskan dan langsung memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. Belum lagi Lia siap, aku sudah menangkap lidahnya dan menghisapnya dalam-dalam, sambil tangan kiri menopang punggung, tangan kanan menjalar di antara dua bukit kembar bergantian. 



Lia terlihat sangat bergetar, menahan gejolak akibat rabaan tanganku di dadanya dan sedotan mulutku pada lidahnya sembari berjalan perlahan ke belakang untuk bersandar pada dinding kamar. Kutarik lepas BH-nya, aku agak renggangkan dan mengangkat tangannya ke atas untuk melepas t-shirtnya, dan menarik turun jeans beserta celana dalam yang dipakainya.

Lia tidak ketinggalan menarik lepas celana pendek dan CD yang kukenakan sekaligus, aku pun melepas kaosku sendiri. Sehingga kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benangpun yangmelekat. Pada posisinya berdiri kujilati sekitar permukaan vaginanya, jari-jariku bermain indah menyibakkan rambut di belahan kemaluannya yang coklat kemerahan dan lembab yang beraroma khas wanita, menciumi bibir luar vagina sebelah luar dan menjepitnya dengan bibir serta menariknya dengan lembut, melepaskannya, dan berulang-ulang, terlihat Lia menggeletar dan sedikitmembungkuk, menahan geli dan gejolak yang luar biasa,

“Ssshh.. ah.. Gi.. sshh.. aduuhh.. enak bangeet.. sshh.. ahh..” kumasukkan lidah ke dalam liang vagina dan mengeluar-masukkannya secara teratur. Vagina Lia sudah banjir air liur dan cairan birahi kewanitaannya.

Lia memegang rambutku dan menekan-nekan kepalaku ke arah vaginanya, sambil menceracau.

“Ogi.. ahh.. sshh.. terus masukin lagi.. sayang.. aduhh.. ahh.. lebih enak oralnyaini dari pada online, sayangghh.. sshh.. ahh..” (Selama kurang lebih 4 bulan Liaselalu melakukan “bercinta/mastubrasi” selama sedang online denganku).

Kubimbing Lia untuk merebah di lantai yang berkarpet, dan kuputar tubuhku 180 derajat sehingga posisi “69″, dan langsung dilahapnya kemaluanku yang sudah menegang dan mengacung melengkung ke atas, dikulum, disedot, bukan main nikmatnya, sampai-sampai tidak bisa berkonsentrasi untuk mengerjaivaginanya.

“Aahh.. agghh.. sshh agghh..” Hampir 10 menit kami melakukan posisi itu, dan sambil mengangkat pantatnya dan pinggulnya, Lia mengeluarkan cairan dari vaginanya, lembut hangat terasa di ujung lidahku.

Aku seka dengan lidah dan kusedot sampai kering, nikmat sekali protein itu, dan Lia berhenti sejenak untuk ketegangan dan orgasme yang dilaluinya.
“Ahh.. ahh.. ayo bikin aku keluar lagi sayang..”

Kuusap lagi vaginanya dan menekan-nekan di antara lubang vaginanya yang kiri dan kanan, sambilmenarik-narik rambut kemaluannya, sambil menjepit klitorisnya dengan bibirku. Sekali-kali kujulurkan lidahku menyentuh bagian dalam vaginanya, dari kekenduran sehabis orgasme. Vaginanya mulai terlihat menegang kembali, terus kupacu sampai kembali berdenyut-denyut seperti nadi. Sementara batang penis dan “topi baja” tak henti-hentinya dikerjai dan dijilati oleh Lia, yang hampir aku tidak kuat menahan. Sebelum terlontar, ternyata Lia sudah benar-benar “siap tempur” di vaginanya.

“Ayo, Gi.. masukin kontol kamu ke memekku, aku udah enggakkh shhabar.. nihh..ahh..” Kulepaskan perlahan penisku dari genggaman dan kulumannya.

Posisi kami sekarangberhadap-hadapan, kuangkat/berdirikan pahanya dan posisi telapak kaki tetap pada karpet, sehingga vaginanya benar-benar terlihat dan terkuak dengan lebarnya, dan kupandangi.

“Li, memek kamu seksi banget, belum pernah aku nemuin yang kayak gini..” (berbohong).

“Ayoo.. dong Gi.. udah nggak nahan nih.. kok cuma diliatin aja sih,” sambil memegangi paha.

Terus ke arah vagina yang sudah lembab dan licin itu, kuarahkan penis yang sudah menegang melengkung dan mengkilap kepalanya itu ke vaginanya. Perlahan-lahan masuk, dan dengan tiba-tiba kutancapkan sampai sedalam-dalamnya.

“Aghh.. gila.. kamu.. asshh..” tanpa menjawab kuputar searah jarum jam berkali-kali dan ke arah sebaliknya tanpa menarik penis, baru perlahan-lahan kutarik dan tekan, mulailah ceracaunya,

“Aaghh.. Gi.. ahh.. agghh..” aku juga mengalami hal yang sama,

“Li.. memek kamu hangat, dan kayak ngejepit kontolku nih.. ahh.. agghh..” Peluh sudah membanjir di tubuhku dan Lia, cairan birahi telah membanjir di dinding vagina Lia, sehingga menimbulkan suara yang romantis dan binal,

“SsebBH.. beebb.. sebb..” berulang-ulang.
Lebih 15 menit kutarik keluar seluruh penisku, sehingga menimbulkan bunyi, “Plob..” Lia benar-benar sedang “on” dan nyaris klimaks, dan langsung melihat ke arahku.

“Kenapa dicabut sayanghh..”

“Sabar, ya.. kamu udah mau keluar khan.. tahan dulu yah..” sembari ganti posisi sambil kami istirahat, biar asik klimaksnya.



Tanpa menjawab Lia setuju dengan alasan yang kuberikan. Kutelungkupkan posisi merangkak (doggy style) dan kumasukkan ke vaginanya, terpeleset.. dan dengan bantuan tangan Lia akhirnya penis yang sudah mengkilap saking tegangnya itu berhasil masuk ke dalam, dan mulai menarik dan mendorong pantat untuk menikmati permainan ini sampai puncak. kuraih bukit kembar yang bergelantungan, kuusap putingnya, kutarik-tarik dan kutekan, kujilati punggungnya yang penuh dengan peluh. Terlihat Lia menegang dan aku tidak tahan lagi, kucabut penis dan kubalikkan posisi Lia menjadi terlentang, kembali kumasukkan penisku ke vaginanya terus kupertahankan irama permainan sesantai mungkin. Rupa-rupanya cara inilah wanita yang biasatergila-gila dalam mencapai orgasme klimaksnya yang tiada tara.

“Gi.. tekan sayang.. ahh.. agghh.. sshh..” bergantian ceracau kami berdua. Kamisama-sama menegang, terus berpacu dengan kenikmatan gelora yang tiada tara, dan pada hampir menit ke-50, kubisikkan kepada Lia,

“Aku.. udahh.. mau keluar.. sayangghh.. agghh.. sshh.., bagaimana dengan kamu..?”

“Aku juga mau keluarhh..” jawab Lia sambil merem-melek.

“Ayoo.. kita keluarin bareng yahh.. aduhh.. sshh.. agghh..”

Kami menegang, Lia menjepit pinggangku dan menjambak rambutku. Kuhisap bergantian puting bukit kembarnya sambil sekali-kali kumasukkan semuat-muatnya gundukan bukit itu dan kuhisap serta dilepaskan. Lia tampak menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak tahu mana yang lebih nikmat pada penghujung permainan seks ini, dan aku tidak tahan, hampir bersamaan kami keluarkan cairan bersamaan, seolah tidak ada kering-keringnya. Hampir 14 kali tembakan penisku menyemburkan sperma di dalam vagina Lia, demikian Lia juga kurasakan mengalir seperti mata air, air mani yang dikeluarkannya pada saat klimaks.

Pulang dari Bogor, kuantar Lia ke rumahnya. Sampai di rumah, ternyata Lia masih berhasrat lagi, kebetulan di rumah hanya ada anaknya yang sudah kelas 2 SMU sedang tidur siang dan pembantu sedang mencuci di belakang. Aku khawatir juga, karena bermain api di kandang macan.
“Suamimu pulang jam berapa?” tanyaku pelan.

“Dia sih jam 9 malam baru sampai,” jawab Lia sambil menyodorkan minuman marquisa dingin.

“Yuk.. kita ke atas!” ajaknya sambil manarik tanganku, dan lagi-lagi aku menurut.

Baru saja kami melakukan warming up dan saling membelai dan berciuman, tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan-lahan dan entah sudah berapa lama Ita anak Lia berdiri di situ sambil memperhatikan mamanya sedang aku kerjai, sampai pada suatu waktu kami melihatnya dan refleks menghentikan segala aktifitas.

“Kok berhenti Mah..” aku diam dan sedikit pucat, lebih-lebih Lia, sebaliknya Ita dengan tenangnya menghampiri kami.

“Mah.. tenang aja, Ita ngerti kok, Ita juga udah pernah kayak gini, sama Mas Andre.”

Belakangan aku tahu Andre adalah pacar Ita. Dengan mengorbankan aku, Lia bilang,

“Ini Mas Ogi mau pulang, tapi maksa Mamah untuk dicium, Mamah malu, jadi ngasihnya di sini aja (atas loteng),”
Lebih terkejut lagi, aku dan Lia,

“Udahlah Mah.. aku udah tahu kok kesepian, Mamah terusin aja, dan pasti aman, tapi asal aku boleh liat.”

Kami berpandangan, tapi jengah untuk meneruskan. Dengan santainya, Ita membukapakaian SMU-nya, dan terus memandangi kami. Akhirnya Lia memeluk Ita dan meminta maaf, tapi dengan halus Ita mendorong Lia dan mengalungkan tangannya ke leherku dan menciumiku. Hilang semua kekakuan, dan akhirnya Lia membantu melepaskan pakaian yang kupakai dan akhirnya melepas pakaiannya pula. Jadilah pertandingan 2 lawan 1. Gila anak dan ibu sekaligus.


Ita ternyata memiliki gaya konvensional, meski dia sudah beberapa kali melakukan hubungan seks, sehingga mau tidak mau Lia harus mengalah ketika Ita kukerjai dan kulumat. Yang paling banyak kami lakukan adalah dengan gaya telentang atau duduk dan bergantian. Lia dan Ita di atas sambil ber-rodeo di atas rudal yang berdiri kokoh. Ketika Lia menggunakan doggy style, Ita berada di atas punggungnya (tidak sampai menduduki) dan vaginanya mengarah ke mulutku dan kukerjai habis-habisan sampai berkali-kali. Ia menjerit karena klimaks prematur akibat sensitifitas rangsangannya yang begitu peka.

Lia telah bercucuran peluh, aku dan Ita juga serupa, dan permainan itu hampir 2 jam kami lakukan karena Ita cepat keluar dan cepat sekali “on”, sementara Lia terkontrol karenasedikit agak malu bersaing dengan Ita, serasa spermaku terkuras habis. Jika dengan Lia, kumuntahkan di dalam vaginanya, sedangkan dengan Ita kukeluarkan di mulutnya. Ita dengan terampil menyedotnya sampai tuntas.

Sampai akhirnya kami terkulai lemas di kamar atas, ketika sedang maghrib, aku diam-diam meninggalkan kamar itu dengan lunglai. Sejak itu tidak pernah lagi Lia menghubungiku, dan aku pun segan untuk menghubunginya, namun permainan seperti ini baru sekali dalam pengalaman seks-ku. Ma’afkan dan terimakasih untuk Lia dan Ita atas pengalaman itu, karena salah sambung.

Jumat, 27 Oktober 2017

Perselingkuhan Tanteku yg genit dan haus sex dengan Sang Ajudan


Di suatu Minggu pagi yang cerah.. Hendra sarapan berdua saja dengan Tanteny di rumah.. Biasany acara sarapan hari minggu mereka lakukan bertiga bersama dengan Omny.. Soalny di hari-hari lain,, tidak ada kesempatan untuk mereka dapat sarapan bersama,, palagi mkan pagi tau bhkan mkan mlem.. Kesibuxan pamanny,, menyebabkan mereka hany dapat berkumpul bersama di hari minggu pagi..

Omny yang seorang direktur jenderal di Departeman Dalam Negeri selalu padat dengan kegiatan kantor.. Sedangkan sang Tante yang aktivis kegiatan sosial selalu sibux dengan urusan arisan,, urusan anak2 panti asuhan,, anak2 jalanan,, anak2 pengungsi Aceh,, Maluku dan segala macam anak2 lainny.. Akhirny Hendra,, ponakan stu2nya mlah g bgt dpt perhtian..

Pagi itu,, sang Om tidak bisa ikut sarapan bersama karena sedang melakukan kunjungan ke daerah.. Katany sih meninjau pelaksanaan otonomi daerah di 3 provinsi.. pling cpet kmbli mnggu dpan.. Meskipun kadangkala Hendra merasa sedih karena sering ditinggal sendirian di rumah,, namun Hendra sesungguhny menikmati kesibukan pamanny itu.. Rumah yang selalu sepi membuatny lebih puny banyk kesempatan untuk memuas-muaskan nafsuny di rumah.. Ia bisa melakukanny dengan Ayux,, sang pacar,, atau dengan Eka teman sekaligus yang mengajariny menjelang ujian akhir dan SPMB,, atau juga rame-rame dengan teman-temanny dari Tim Volly Mekar Sari..

“Hari ini Tante pergi lagi ??” tany Hendra berbasa-basi pada Tanteny.. Ia tahu pasti,, sesudah sarapan nanti Tanteny pasti ngeluyur dari rumah dan baru pulang hampir tengah malam..
“Iyalah sayang.. kmu kan tahu,, Aceh sedang bergolak nih.. Jadiny Tante makin sibux mengurusi pengiriman stock makanan untuk saudara2 kita disana syang,,” keluh Tanteny dengan senyum penuh kebijakan..
“Harus itu Ma,, Hendra juga mau pergi nih abis sarapan,,” kata Hendra..
“Bljr sama Eka lgi??” tany Tante,, smbl memsukkn sptong roti bkar kebbir tipsny yg amat manis..

Di usia yang hampir riga puluh sembilan,, Tante Silvy masih kelihatan sangat cantik.. Tubuhny padat seperti gadis usia dua puluh tahunan saja.. Gimana gack,, sang Tante kan rajin olahraga dan makan makanan suplemen plus minum jamu untuk menjaga stamina dan kekencangan otot serta kulitny..

“gack Mah,, Maen Volly sama anak2,,”
“Lho,, kmu kan sudah dekat ujian akhirny sayang.. Kok bukanny belajar bareng Eka,, malah maen Volly??”
“Ini juga main Vollyny bareng Eka kok Tante,,”
“Hmm,,”
“Iya.. Kata Eka,, sekali-kali perlu refresing juga agar pikiran tidak butek karena belajar terus2an.. Kesegaran tubuhku kan perlu dijaga juga Tante,,”
“Gitu ya.. Kalau gitu ya terserah.. Yang penting kmu belajarny yg baek ya,, supaya nnti llus dpat nilai yg baik.. kalau nilai kmu kurang bagus,, cita-cita kmu untuk masuk Akademi Angkatan Udara kan bisa gagal sayang”
“Beres Tante,, Yang penting Tante doain Hendra selalu ya,,”
“Pasti sayang,,” jawab Tanteny dengan senyum sayang..
Hendra melahap potongan roti bakarny yang terakhir.. Kemudian berpamitan pada Tanteny,,
“Hendra pergi duluan ya Tante kapan berangkatny??” tany Hendra sambil mencium pipi Tanteny..
“Setelah Tante beres2 dulu sayang,,”
“Pergi sama Bli Sudarma,, Ma??”
“Iya dong sayang.. Abis sama sapa lagi.. Kan supir Tante cuman dia satu-satuny,,”
“Oke deh Tante Silvy berangkat kalau gitu,,” kata Hendra,, disandangkanny ransel olah ragany ke bahuny..
“Hati-hati ya sayang,,”

Hendra menuju garasi di samping rumah untuk mengambil sepeda motorny.. Ia bertemu dengan Bli Sudarma di sana.. Supir Tanteny itu sedang asyik berbasah-basah ria,, mencuci sedan milik Tanteny..
“Selamat pagi Mas Hendra,,” sapa Bli Sudarma ramah pada Hendra sambil tersenyum manis memamerkan barisan giginy yang rapi dan putih..

“Pagi Bli Sudarma.. Masih nyuci mobil Mas?? Tante sudah mau berangkat tuh,,”
“Waduh,, Mas klo bgtu hrs buru2,,” jawabny..

Kemudian ia sibux mengelap mobil sedan itu dengan kain yang masih kering.. Hendra memandangi cowok itu dengan serius.. Gimana gack serius,, Bli Sudarma ini orangny ganteng.. Tubuhny pun gagah dengan kulitny yang putih bersih.. Saat ini ia hany menggenakan celana pendek tanpa atasan,, memamerkan dada,, bahu,, lengan dan perutny yang otot-ototny bersembulan.. Bukit dadany yang liat tampak dihiasi bulu-bulu halus nan lebat..

Dengan cuekny di depan Hendra,, Bli Sudarma mengangkat-angkat tanganny yang berotot itu saat mengelap atap mobil.. Bulu-bulu lebat di lipatan ketiakny yang putih itu terpampang jelas di mata Hendra.. Membuat jakun remaja ganteng itu naik turun menahan nafsu.. Rencana Hendra untuk segera meluncur menuju rumah Eka akhirny tertunda.. Hendra merasa sayang kehilangan kesempatan menikmati pemandangan bagus di depan matany ini.. Pelan-pelan ransel yang tadi sudah disandangny diletakkanny di lantai.. Ia mendekati Bli Sudarma,, pura-pura mengamati kegiatan mencuci mobil supir ganteng itu..

“Mas,, tu masih basah bgian atasny,,” komentarny,, biar kecuriaan Bli Sudarma tak muncul..
Bli Sudarma ini sebenarny adalah salah satu dari dua orang ajudan Omny Hendra yang bertugas di rumah mereka.. Usiany masih muda,, baru 24 tahun.. Asli Bali.. Dia lulusan STPDN.. Demikian juga Bli Komang ajudan Om Hendra yang satu lagi,, yang saat ini mendampingi sang Om melaksanakan tugas ke daerah.. Mereka berdua bertugas sejak sang Om diangkat menjadi dirjen..

Kedua ajudan ini sma2 machho.. mklum aja dlu ketika pndidikn kan dididik semi militer.. Kebetulan juga keduany memiliki paras yang ganteng dan tubuh jangkung menjulang.. Mungkin bedany hany lima cm dari tinggi Hendra sekarang,, 179 cm.. Saat sang Om memperkenalkan kedua ajudan itu kepadany,, Hendra blingsatan.. Waktu itu keduany datang dengan menggenakan seragam semi ketat.. Hendra dapat melihat dengan jelas otot-otot padat nan terlatih dibalik pkean yg mrekan pake.. Lolok hendra ngaceng bert akibt melihat tnjolan buah dada sang ajudan.. Akhirny untuk menuntaskan birahiny yang memuncak Hendra melakukan onani di kamarny,, ia belum berani untuk ngajak mereka berhubungan seks.. Hendra selalu berharap suatu saat dia bisa ngerjain kedua ajudan itu.. Namun sampai saat ini harapanny itu tak pernah kesampaian..

Berdiri dekat2 Bli Sudarma membuat birahi Hendra semakin meningkat.. Batang Lolokny sudah berdenyut-denyut.. Ia tak mau ngcroot sambil berdiri karena horny ngelihatin Bli Sudarma.. Segera ia meninggalkan ajudan jantan itu.. Dalam pikiranny kemudian,, lebih baik dia segera menuju rumah Eka.. Disana ia bisa menuntaskan hasratny pada temanny itu sebelum mereka berangkat ke sekolah untuk main Volly..

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Eka,, bayangan lekuk2 tubuh Bli Sudarma sang ajudan ganteng,, menari-nari di benak Hendra.. Apalagi ketika tadi Bli Sudarma asyik nungging smbl ngelp mobil,, sang ajudan yg punya buah pantat yg montok itu mmbuatnya giler..
Hendra hampir tiba di rumah Eka.. tiba2 disadariny ransel olah ragany tak tersandang dipunggungny.. Gara-gara mengamati sang ajudan ia terlupa mengambilny lagi saat pergi.. Segera Hendra memutar laju sepeda motorny kembali ke rumahny.. Gimana dia mau main Volly kalau pakaian Volly tak dibawany..



Tak sampai sepuluh menit,, Hendra sudah kembali ke rumah.. Dilihatny mobil sedan sang Tante yang mengkilap masih terparkir dengan rapi di garasi..

“Dasar Tante,, beres2 aja lama banget,,” pikirny..
Dicariny ranselny di garasi,, namun tak ditemukanny disana.. Kemana ya?? Ia segera menuju dapur mencari Mbok Nengah,, pembantu rumahny.. Barangkali pembantuny itu menyimpan tasny..
“Eh,, Mas Hendra.. gack jadi perginy Mas??” tany Mbok Nengah..
“Tadi sudah pergi.. Tapi ransel saya ketinggalan.. Mbok ada lihat gack??”
“gack ada Mas.. Memangny tadi Mas Hendra tinggalin dimana??”
“Di garasi,, waktu Bli Sudarma nyuci mobil tadi,,”
“Mungkin dibawa sama Bli Sudarma kalau gitu,,”
“Bli Sudarma kemana Mbok??”
“Mungkin di kamarny Mas,, kan mau pergi dengan Tante,,”
Hendra segera menuju kamar tidur Bli Sudarma.. Tapi tak ada orang disana.. Ia hany menemukan dua tempat tidur yang kosong,, milik Bli Sudarma dan Bli Komang.. Kamar mandi didalam ruangan kamar itu juga kosong.. Ia kembali ke dapur menemui Mbok Nengah..
“gack ada Mbok,, kemana ya??”
“Coba liat di ruang kerja Om Mas.. Tadi Tante menyuruh saya memanggil Bli Sudarma ke ruang kerja Om.. Tapi apa masih di sana ya?? Coba liat dulu Mas,,”

Hendra segera menuju ruang kerja Omny yang terletak disamping kamar tidur pamannyya itu.. Sesampainy disana dilihatny pintu kamar kerja sang Om tertutup.. Ia memutar gerendel pintu itu,, ternyta terkunci.. Hendra segera menuju kamar pamanny.. Barangkali Tanteny masih di kamar itu beres2.. Ia bisa bertany tentang keberadaan Bli Sudarma pada Tanteny.. Diputarny gerendel pintu kamar itu,, ternyta tidak terkunci.. Hendra segera memasuki kamar besar itu.. Tanteny tidak terlihat duduk di meja riasny.. Matany menelusuri seluruh isi kamar.. Kosong.. Pintu kamar mandi Tanteny terbuka,, tak ada orang disana..

Matany kemudian tertumbuk pada pintu penghubung antara ruang kerja Omny dengan kamar tidur pamanny itu.. Pintu itu dilihatny buka sedikit.. Hendra mendekati pintu itu.. Sapa tau Tanteny ada disana,, pikirny.. Ketika langkahny semakin dekat dengan pintu kamar itu,, telingany tiba2 menangkap swara2 dari ruang kerja Omny.. Ia menghentikan langkahny,, mencoba berkonsentrasi mendengarkan suara itu.. tiba2 jantung Hendra berdegup dengan keras.. Perasaanny mulai tidak enak.. Suara yang didengarny itu adalah swara2 erangan-erangan tertahan,, milik cowok dan cewek..

Hendra semakin mendekat ke pintu kamar yang terkuak itu.. Ia longokkan kepalany sedikit ke celah pintu yang terbuka itu.. Serta merta mata Hendra melotot melihat pemandangan di ruang kerja Omny itu.. Di atas meja kerja Omny,, dua manusia lain jenis dalam keadaan bugil sedang asyik memacu birahi yg bgtu mmbra.. trnya kdua insa tu tak lain dan tak bkan lagi adalah Tanteny dan Bli Sudarma sang ajudan! Kaki Hendra terasa lemas,, jantungny seperti mau copot..
Dari tempatny berdiri saat ini ia dapat melihat sang Tante sedang ditindih oleh Bli Sudarma.. Tante Silvy telentang dengan kaki mengangkang lebar diatas meja,, sedangkan di atasny Bli Sudarma melakukan genjotan pantat dengan gerakan yang cepat dan keras sambil mulutny melumat mulut sang Tante dengan buas.. Meskipun ia tak bisa melihat batang Lolok Bli Sudarma,, karena terhalang oleh paha Tanteny,, namun ia yakin seyakin-yakinny,, batang Lolok milik ajudan ganteng itu sedang mengebor lobang Memek Tanteny tanpa ampun.. Baik Tanteny maupun Bli Sudarma sama-sama mengerang-erang keenakan..

Hendra tak pernah menyngka akan menyksikan peristiwa ini.. Ia tak pernah menyngka Tanteny akan melakukan zinah dengan ajudan Omny sendiriny.. Tanteny yang selama ini dikenalny sebagai aktivis kegiatan sosial dan selalu berbicara soal norma2 moral,, ternyta melakukan perselingkuhan di ruang kerja milik suaminy sendiri!
Hendra tidak tahu harus melakukan apa.. Ia sangat marah.. Mukany merah,, tanganny mengepal2 menahan amarah yang membara.. Ia menarik kepalany dari celah kamar.. Dengan kesal dihempaskanny tubuhny ke atas tempat tidur orang tuany.. Dari ruang kerja Omny terdengar racauan2 ngesex dari mulut Tanteny dan sang ajudan..

“oooHHHHH.... oooHHHHH.... EEnnaaacckk.... Teeerrruuusssss....,,” racau Tanteny..
“hhhIIIhhhhh.... hhhIIIhhhhh.... aapppaAAAHHHHHH.... Yang eennaacckkkk.... hhhIIIhhhhh.... Buh....,,”
“Konthollsshh.... kmuhh.... DahrmAAAHHHHHH.... OOOuuuhhhhh....,,”
“Tanteh Sukaaaaaaa bgttttt.... hhhIIIhhhhh.... OOOuuuhhhhh.... OOOuuuhhhhh.... Sukaaaaaaa bgttttt????,,”
“Sukaaaaaaa bgttttt.... Besar.... Bangethh.... OOuuuhhh.... DharmAAAHHHHHH....,,”
“hhhIIIhhhhh.... Mememkhh.... Tantehh.... JugAAAHHHHHH.... Enakk.... Tante.... oooHHHHH....,,”
“eennaacckkkk???? Benar.... eennaacckkkk.... DarmAAAHHHHHH....????”
“YAAAHHHHHH.... IyAAAHHHHHH.... Tante....,,”

Meskipun sangat marah,, racauan yang didengarny itu sungguh-sungguh sangat merangsang.. Birahiny mulai bangkit.. Akhirny meskipun msih emosional didekatinya lagi pintu penghubung kamar itu.. Ia kembali mengintip hubungan ngesex Tanteny dan Bli Sudarma itu.. hubungan mereka sangat bersemangat dan kasar,, racauan mereka benar2 sangat merangsang,, akibatny Hendra tak mampu menahan Lolokny yang mulai mengeras.. Tanganny kemudian menyusup ke balik celanany,, meremas-remas batang Lolokny sendiri..
“eennaacckkkk.... Manah.... Samah.... oooHHHHH.... Memmek.... Bu.... Menterihh.... oooHHHHH....,,” racau Tanteny lagi..
“EEnnaaacckk.... Mememkhh.... Tantehh....,,”
“Mmmasakhh sihh.... DharamAAAHHHHHH.... OoooHHHHH.... Yeeessss.... Disituhh.... AAAHHHHHH....,,”
“IyAAAHHHHHH.... Tante.... Masih.... Serethh.... oooHHHHH.... Njepithh....,,”
Hendra kaget mendengar racauan itu.. Tak disangkany ternyta Bli Sudarma ini pernah ngentot sama istri menteri juga rupany..
“Kalauhh.... SamAAAHHHHHH.... Memek.... Fenihh.... Pacarhh.... kmuhh....??”
“oooHHHHH.... Samah.... SamAAAHHHHHH.... EnaknyAAHHHHHH,, .... Buh.... oooHHHHH....,,”
“Dasarhh.... Sshh.... Gombalhh.... OOOuuuhhhhh....,,”
“oooHHHHH.... oooHHHHH.... oooHHHHH.... YAAAHHHHHH.... oooHHHHH..,, ....,,”
“Kerashh.... OoooHHHHH.... Besarhh bangethh.... oooHHHHH....,,”
“Besar manAAAHHHHHH Tante.... Sama Lolokhhsshh.... Fadlyhh.... oooHHHHH....,,”
“SamAAAHHHHHH.... SamAAAHHHHHH.... Sayanghh.... ”
Bli Komang????!! Hendra benar2 tak menyngka.. Ternyta Tanteny pernah juga ngerasain batang Lolok ajudan Omny yang satu lagi itu..



Beberapa saat kemudian sang Tante dan Bli Sudarma berganti posisi.. Bli Sudarma tidur telentang diatas meja kerja dengan kedua pahany yang kokoh dan berbulu itu menjuntai ke bawah.. Sang Tante kemudian duduk diatas selangkangan Bli Sudarma.. Saat Bli Sudarma mengatur posisi,, Hendra sempat melihat barang perkasa Bli Sudarma dengan jelas.. benar2 besar,, gemuk dan panjang dihiasi dengan bulu llok yang lebat.. Panjangny sekitar sembiln blas centimeter lebih.. Pantes aja Tanteny keenakan banget..
Hendra membayangkan bagaimana bila Lolok besar milik Bli Sudarma itu membetot lobang pantatny.. Pasti gesekanny terasa banget.. Lebih terasa dari puny si Wisnu,, teman Vollyny yang putra bali itu.. tiba2 muncul pikiran nakal di benak Hendra.. Ia ingin ngerjain Tanteny dan sang ajudan.. Dikeluarkanny handphone mungilny yang memiliki fasilitas vidio phone itu dari saku celanany.. Sambil terus meremas-remas Lolokny sendiri,, Hendra merekam hubungan ngesex Tanteny dan Bli Sudarma itu..
Sang Tante menggenjotkan pantatny naik turun dengan keras.. Bli Sudarma membalas mmbls genjotn yg gack klh juga.. terdengr jelas suara tepokan,,
“PPllooCCkkkk.... PPllooCCkkkk.... PPllooCCkkkk.... PPllooCCkkkk....,,”
Kamar kerja Om Hendra diramaikan dengan swara2 erangan,, jeritan,, desahan dari mulut Tanteny dan Bli Sudarma..
“HAAAHHHHHH.... HAAAHHHHHH.... HAAAHHHHHH.... oooHHHHH.... Tekan lebihh.... Dalamhh,,” erangan Bli Sudarma kedua tanganny meremas-remas Susu Tante Silvy..

“hhhIIIhhhhh.... Beginihh.... hhhIIIhhhhh....,,”
“Lagihh.... OhoooHHHHH.... AAAHHHHHH.... AAAHHHHHH....,,”
“hhhIIIhhhhh.... Beginihh.... oooHHHHH....,,”
“YYeeSSSShh.... YYeeSSSShh.... Teeerrruuusssss.... oooHHHHH.... oooHHHHH....,,”
tiba2 tubuh Bli Sudarma yang tadi berbaring bangkit.. Dalam posisi tubuh menekuk,, kepalany bersarang di Susu sang Tante yang besar dan bergoyang-goyang akibat genjotan yang mereka lakukan.. Dengan buas Bli Sudarma mengisap tetek Susu sang Tante yang kemerahan..
“oooHHHHH.... DharmAAAHHHHHH.... Nakalhh kmuhh.... oooHHHHH.... eennaacckkkk....,,” Tante meracau semakin menggila..
Kepalany bergoyang ke kiri ke kanan.. Rambut yang sebahuny yang basah oleh keringat berkibar-kibar.. Tante Silvy benar2 keenakan.. Kedua tangan sang Tante memeluk punggung kekar Bli Sudarma dengan kuat.. Tak sampai lima menit dalam posisi seperti itu.. tiba2 genjotan Tante berhenti.. Mulutny meraung keras.. Pantatny bergetar menekan keras menggencet selangkangan Bli Sudarma.. Tubuhny yang basah oleh keringat berkelojotan..
“AAAHHHHHH.... Akuhh sampaihh.... OOOuuuhhhhh....,,” erangny..
Bli Sudarma terus menyelomoti Susu sang Tante.. Semenit kemudian kepala sang Tante terlihat bertumpu ke bahu Bli Sudarma.. Ia lemas karena orgasmeny..
“Saya lanjuthh yah Tante....,,” kata Bli Sudarma minta ijin melanjutkan.. Soalny orgasmeny belum datang..
“Silakan DharmAAAHHHHHH.... oooHHHHH....,,” suara sang Tante terdengar lemas..
Bli Sudarma kemudian turun dari meja kerja itu.. Tanpa melepaskan Lolokny dari lobang Memek sang Tante,, Bli Sudarma membopong tubuh sang Tante kemudian membaringkanny telentang diatas lantai yang berkarpet.. Kemudian ia kembali melanjutkan pekerjaanny menyetubuhi sang Tante.. Hendra bisa melihat tubuh Tanteny yang lemas itu dikentot Bli Sudarma dengan penuh keperkasaan..
“Sakit Tante.... AAAHHHHHH....??”
“Terus sayanghh.... Saya istirahat sebentar AAAHHHHHH.... kmuhh Teeerrruuusssss ajAAAHHHHHH.... oooHHHHH....”

Tak sampai lima menit sang Tante kembali bergairah.. Pantatny kembali bergerak-gerak dengan luwes membalas gerakan Bli Sudarma.. Rupany sang Tante tak mau hany menjadi objek.. tiba2 Tante mmblikkn posisiny,, ditindihny tbuh sang ajudan ganteng yang bersimbah keringat.. Dengan penuh semangat sang Tante kemudian menggenjot pantatny naik turun mengocok batang Lolok Bli Sudarma dengan Memekny yang basah dengan cairan lendirny sendiri,, sambil menciumi mulut ajudan muda ganteng itu dengan binal.. Dari mulutny keluar erangan2,,
“Urghh.... Urghh.... YAAAHHHHHH.... YAAAHHHHHH,,”
“oooHHHHH.... Tantehh.... oooHHHHH.... Buashh.... Banget.... oooHHHHH....,,” racau Bli Sudarma..
“kmuhh.... Sukaaaaaaa bgttttt.... Kanhh....,,”
Begitulah.. Permainan cabul antara Tanteny Hendra dan Bli Sudarma yang memakan waktu tak kurang dari dua jam itu akhirny usai dengan skor 6-2 untuk kemenangan Bli Sudarma.. Maksudny,, sang Tante ngcroot empat kali,, sedangkan Bli Sudarma ngcroot dua kali saja di dalam Memek sang Tante..
Hendra sendiri ngcroot dua kali.. Pejuh kentalny melumuri daun pintu kamar penghubung.. Ia sangat terangsang menyksikan live show sang Tante dan Bli Sudarma.. Ia tak sabar untuk segera dapat mengerjai sang ajudan yang gila ngentot itu..

Dengan tubuh yang masih terasa lemas akibat orgasme,, perlahan-lahan Hendra meninggalkan kamar orang tuany.. Pejuhny yang menempel di daun pintu kamar dibersihkanny terlebih dahulu.. Saat meninggalkan kamar,, Hendra,, masih sempat melirik Tanteny dan Bli Sudarma yang berbaring saling berpelukan di lantai.. Keduany terlihat sangat lelah..
Hendra segera melaju kembali dengan sepeda motorny menuju rumah Eka.. Sepanjang perjalanan ia menyusun rencana untuk mengerjai Tanteny dan Bli Sudarma nanti.. Ia tersenyum-senyum cabul membayangkan rencanany itu..
Setiba di rumah Eka,, teman sekolahny itu sudah menunggu di teras sambil duduk santai membaca majalah remaja.. Eka menggenakan t-shirt putih polos dan celana jeans biru plus topi pet hitam.. Wajah gantengny tersenyum senang menymbut kedatangan Hendra..
“Kok telat Ndre??” tanyny..
“Sorry Vin.. Ada urusan sama Tante tadi,,” jawab Hendra nyengir,, “Kita lgsung brkt aja yuk.. hmpr dah jam 10 nieh,,”
Eka mengiyakan,, segera ia duduk di boncengan,, rapat di belakang tubuh Hendra.. Tanganny diletakkanny di paha Hendra.. Kemudian kedua remaja SMU itu melaju menuju sekolah mereka..
“Kok gack bawa baju olah raga Vin??” tany Hendra di tengah perjalanan..
“gack usahlah.. Gue kan bukan anak Volly.. Kesana juga cuman mau liat permainan Volly doang,,” jawabny..
“Liat permainanny,, atau liat pemainny nih??” tany Hendra menggoda..
“Dua-duany.. Hehehe,,”
“Vin,, ini perasaan gue aja tahu emang benar sih??”
“Maksud lo??”
“Elo ngaceng ya?? Kok rasany ngeganjal nih di bokong gue,,”
“Enak aja!”

Hendra tertawa ngakak.. Sementara Eka tersenyum malu di boncengan.. Lolokny memang sudah ngaceng sejak nungguin Hendra dari tadi.. Ia tak sabar menantikan apa yang akan terjadi nanti di sekolah..